Sulawesi Utara
NasDem Deklarasikan Anies Baswedan Capres 2024 , Pengamat Politik: Belum Menjamin Menang di Sulut
Meski Pemilihan Presiden (Pilpres) masih jauh, namun Partai NasDem telah menunjuk figur Calon Presiden (Capres).
Penulis: Hesly Marentek | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Meski Pemilihan Presiden (Pilpres) masih jauh, namun Partai NasDem telah menunjuk figur Calon Presiden (Capres).
Nama Anies Baswedan secara resmi dideklarasikan sebagai Capres 2024 dari Partai NasDem.
Gubernur DKI Jakarta tersebut, menyisihkan nama-nama, seperti Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.
Deklarasi pun digelar di Kantor DPP Partai NasDem, Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin. (3/10/2022).
Lantas usai adanya Deklarasi tersebut, bagaimana peluang Anies Baswedan, menurut Pengamat Politik Josef Kairupan.
Menurutnya tantangan pertama Anies untuk maju di Pilpres 2024 adalah kendaaraan politik yang akan digunakan saat ini sudah terjawab.
"Dengan diusungnya Anies sebagai Capres dari Partai Nasdem itu telah menjawab tantangan kendaraan apa yang akan digunakan Anies Baswedan," katanya.
Namun begitu, Kairupan menyebut masih ada persoalan disana yaitu tidak memenuhi ambang batas untuk dapat mengusung calon presiden (Presidential Threshold).
Hal tersebut sebagaimana sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pasal 222 yang berbunyi Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.
Yang mana partai Nasdem hanya meraih sebesar 10,26 persen kursi diparlemen.
"Artinya untuk dapat maju sebagai Capres maka perlu koalisi parpol. Bukan Anies yang bergabung ke koalisi mana. Tetapi koalisi partai mana yang akan mengusung dan mendukung Anies. Jika hanya Partai Nasdem yang mengusung Anies, maka hanya sampai pada angan-angan belaka," sebutnya.
Selain itu, Josef Kairupan menilai Anies Baswedan harus memiliki citra positif untuk memiliki elektabilitas yang tinggi.
Karena untuk mencari bargaining di mata partai koalisi, Anies harus menunjukkan elektabilitas yang tinggi.
"Selama ini Anies dikenal publik sebagai mantan menteri yang mengundurkan diri untuk maju sebagai calon gubernur DKI, dan menang pada Pilgub DKI. Popularitas Anies dapat cukup diandalkan. Tetapi skalanya masih pada level regional daerah, belum dapat mempengaruhi persepsi bahkan tingkat penerimaan publik di luar daerah jawa," jelas Kairupan.
"Termasuk di Sulut sendiri walaupun perolehan suara kursi DPRD Sulut Nasdem menempati urutan kedua terbanyak dengan 9 Kursi setelah PDIP (18 kursi), tetapi belum menjamin Anies dapat menang di Sulut," jelasnya lagi.