Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tragedi di Stadion Kanjuruhan

Inilah Cerita Kiper Arema FC soal Tragedi Kanjuruhan, Dikelilingi Suporter yang Memeluk dan Memukul

Adilson Maringa menceritakan detik-detik tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022).

Editor: Tirza Ponto
Kolase Tribun Manado/ Kompas.com/ twitter
Inilah Cerita Kiper Arema FC soal Tragedi Kanjuruhan, Dikelilingi Suporter yang Memeluk dan Memukul 

“Kami juga mengunjungi keluarga korban, menangis dan merasakan sakit bersama mereka. Jujur saya masih shock dengan apa yang terjadi kemarin,” tambahnya.

Sebelumnya Maringa juga menceritakan pada kekasihnya, jika dia mengalami pemukulan dibagikan perut yang dilakukan oknum suporter ketika berada di tengah lapangan usai Arema FC kalah dari Persebaya.

Namun itu sudah tak ia pikirkan dan rasakan, karena duka dan sakit yang dirasakannya lebih besar ketika melihat banyaknya suporter meninggal dunia karena gas air mata.

Pemain Arema FC, Tak Bisa Tidur, Terus Menangis, Ada Rasa Bersalah Menghantui

Salah satu sosok pemain Arema FC yang berada di tempat kejadian adalah Muhammad Rafli.

Baca juga: Abel Camara Ungkap Momen & Kronologi Mencekam Tragedi Kanjuruan, Lihat 8 Orang Tewas di Ruang Ganti

Muhammad Rafli pemain Arema FC merasa bersalah atas tragedi Kanjuruhan
Muhammad Rafli pemain Arema FC merasa bersalah atas tragedi Kanjuruhan (SURYAMALANG.COM/Purwanto/Instagram @aremafcofficial)

Pemain Arema FC merasa bersalah atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Aremania.

Rasa bersalah atas kematian ratusan suporter Aremania ini membuat Muhammad Rafli dan pemain Arema FC lainnya tak tenang dalam menjalani hari-harinya.

Hal ini diungkap oleh Laras Carisa, istri dari Muhammad Rafli.

"Di saat semua memperdebatkan siapa yang salah, ada pemain yang diam-diam merasa bersalah. " Tulis Laras Carissa dalam instagram pribadinya

Ia menyebutkan bahwa para pemain Arema FC terngiang-ngiang dengan kekalahan dan berandai jika laga itu berhasil dimenangkan, mungkin tak akan ada korban jiwa yang berjatuhan.

Unggahan pilu istri Muhammad Rafli (Instagram @larascarisa)
"Kalau saja kemarin kami menang, pasti hal ini tidak terjadi dan tidak akan ada korban jiwa," Pernyataan yang terus terulang di otak kami.

Ada para pemain yang tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, terus terusan menangis dan tidak bisa beraktivitas karena perasaan bersalah yang menghantui."

"Menyaksikan puluhan hingga ratusan korban jiwa bergelatakan di Stadion pasti sangat traumatis, beberapa dari kamipun ikut bantu evakuasi, tetapi rasa bersalah dari kami tidak berhenti membumbui pikiran hingga perasaan hancur lebur.

Tidak ada yang mengharapkan kekalahan namun lagi dan lagi, tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia.

Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga korban tenang di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan." tulis Laras Carissa.

Artikel ini tayang di Surya.co.id TribunManado.co.id

Baca Berita Tribun Manado disini:

https://bit.ly/3BBEaKU

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved