Tragedi di Stadion Kanjuruhan
Siapa Sangka, Ini Tanggapan Polri Terkait Siapa Sebenarnya yang Perintahkan Tembakkan Gas Air Mata
Kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Malang menyebabkan 129 suporter meninggal dan ratusan lainnya luka-luka yang diduga karena tembakkan gas air mata
TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa sangka, ini tanggapan Polri terkait siapa sebenarnya yang perintahkan polisi tembakkan gas air mata
Kisah pilu baru saja terjadi di stadion Kanjuruhan, menjadi duka mendunia.
Kerusuhan tersebut terjadi usai laga Arema Malang vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022-2023 Pekan 11, padaSabtu (1/10/2022) malam.
Akibat dari kerusuhan tersebut menyebabkan 129 suporter meninggal dan ratusan lainnya luka-luka di stadion Kanjuruhan, Malang.
Banyak pihak yang menduga bahwa jatuhnya ratusan korban jiwa dalam tragedi tersebut karena tembakkan gas air mata yang oleh polisi.
Pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang memerintahkan polisi pengamanan di stadion menembakkan gas air mata terus menjadi pertanyaan.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Irjen Dedi Prasetyo selaku Kadiv Humas Polri, mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih mendalami kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Pasang Lilin di Stadion Klabat Manado, Sulut United Gelar Doa untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Dia mengaku, Polri pun telah memeriksa 18 anggota kepolisian, mulai dari perwira tinggi, perwira menengah, hingga anggota, yang ditugaskan mengamankan pertandingan malam itu.
"Ya, saya ulangi lagi ya. Saat ini sedang dimintai keterangan atau didalami di level managerial pengamanan di lapangan, itu dulu, biar tim bekerja dulu dan jangan terburu-buru," kata Dedi, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (3/10/2022).
"Asas kehati-hatian, ketelitian, kemudian kecermatan juga menjdi standar dari tim (investigasi) ini," imbuhnya.
Terkait larangan dari FIFA terhadap penggunaan gas air mata oleh tim pengamanan pertandingan sepak bola di dalam stadion, Dedi mengatakan, hal itu juga menjadi materi audit internal Polri.
"Semua standar operasional prosedur, demikian juga statuta dan regulasi yang ada bagian dari materi yang diaudit oleh tim," ujar Dedi.
"Sabar dulu ya. Saya juga berterima kasih kepada temen-temen media yang terus mengawal proses ini. Nantinya Insya Allah akan saya sampaikan setelah tim bekerja sesuai dengan parsial-parsialnya," pungkasnya.
Pernyataan Kapolri
Hal senada disampaikan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Baca juga: Sosok Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Jenderal Bintang 4, Punya Slogan Loyalitas Tanpa Batas
Dia berjanji, pengusutan yang dilakukan nantinya akan mengupas perihal proses penyelenggaraan dan pengamanan pertandingan di Stadion Kanjuruhan.
"Sekaligus melakukan investigasi terkait peristiwa yang mengakibatkan banyaknya korban," kata Sigit, di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).
Hasil investigasi yang dilakukan Polri nantinya, kata Sigit, diharapkan dapat menjelaskan penyebab peristiwa tersebut sekaligus mengadili pihak yang bertanggung jawab atas meninggalnya ratusan orang di Stadion Kanjuruhan.
Untuk melaksanakan investigasi, dia mengungkapkan, Polri telah membentuk tim yang terdiri dari Bareskrim, Divisi Propam, Inafis, Puslabfor, serta lainnya.
Terkait penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian yang diduga menjadi penyebab jatuhnya banyak korban, Sigit berjanji akan mengusut prosedur yang dilakukan jajarannya saat mengamankan pertandingan Arema FC vs Persebaya.
"Tim (investigasi) akan mendalami SOP dan tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan," tandasnya.
Efek Gas Air Mata Pada Kesehatan
1. Gangguan pada mata
Sesaat setelah terpapar gas air mata, dampaknya bisa membuat mata berair, gatal, panas seperti terbakar, tidak bisa melihat untuk sementara, pandangan kabur.
Paparan gas air mata dari jarak dekat bisa menyebabkan efek jangka panjang berupa pendarahan mata, kerusakan mata, katarak, erosi kornea, sampai kebutaan.
2. Gangguan pernapasan
Efek gas air mata juga bisa menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Saat menghirup kabut gas ini, orang bisa tersedak, hidung dan tenggorokan terasa panas dan gatal, sesak napas, batuk-batuk, mual dan muntah, atau diare. Orang dengan riwayat gangguan pernapasan berisiko mengalami gagal napas.
Dalam kasus yang parah seperti paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau di ruang tertutup dalam jangka waktu lama, dampak gas air mata bisa menyebabkan kematian.
Illustrasi foto - Pixabay.com
Baca juga: Tragedi Kanjurahan Arema vs Persebaya, Gas Air Mata Langgar Aturan FIFA, Ratusan Suporter Meninggal
3. Gangguan pada kulit
Paparan gas air mata pada area kulit yang terbuka bisa menyebabkan iritasi dan rasa sakit.
Untuk kasus yang parah, iritasi bisa berlangsung selama berhari-hari dengan gejala gatal, kulit ruam kemerahan, melepuh, atau mengalami luka bakar.
4. Gangguan kesehatan mental
Dampak gas air mata tak hanya pada kesehatan fisik, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan menyal.
Beberapa orang yang terkena paparan gas air mata dalam situasi penuh tekanan atau berulang bisa mengalami gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Saat mengingat atau mengalami peristiwa traumatis ini, orang tersebut detak jantung dan tekanan darahnya bisa melonjak. Kondisi ini bisa berbahaya pada orang yang punya riwayat penyakit jantung karena memicu serangan jantung.
Untuk diketahui, efek gas air mata di atas tergantung tempat paparan di ruang tertutup atau terbuka, konsentrasi zat yang digunakan, jarak Anda dengan gas air mata yang dilepaskan, kondisi situasi saat zat dilepaskan, dan riwayat kesehatan secara keseluruhan.
Telah tayang di Kompas.com