Tribun Manado Podcast
Rumah Makan Ikan Bakar Menjamur di Manado, Produksi Ikan Demersal Sulawesi Utara Baru 9.660 Ton
Rumah Makan Ikan Bakar Menjamur di Manado, Poduksi Ikan Demersal Sulawesi Utara Baru 9.660 Ton.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Provinsi Sulawesi Utara memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar.
Meski begitu sejumlah tantangan harus dihadapi untuk mengembangkan potensi ini, satu di antaranya terkait potensi perikaman demersal.
Tribun Manado Podcast pun mengulas soal Strategi dalam menjawab tantangan pembangunan Perikanan Demersal Skala Kecil di Provinsi Sulawesi Utara.
Dua Narasumber hadir yakni Frans Terok Pengelola Produksi Perikanan Tangkap Madya Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, dan Johan Budiman Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi.
Johan Budiman menjelaskan, Ikan Demersal merupakan katergori ikan yang hidup di dasar perairan, berbatu, pasir lumpur
"Ikan yang kita kenal misalnya kerapu orang Manado bilang goropa. Termasuk juga ikan yang ada di areal terumbu karang," kata dia.
Kemudian yang juga disebut Ikan Pelagis yang hidup di permukaan perairan, semisal cakalang, tuna, tongkol, tude,
Johan Budiman mengatakan, potensi ikan Demersal di Sulut ada banyak tempat, beberapa di antarannya Perairan Sangihe, dan Perairan Likupang
''Tempat-tempat itu yang jadi sentra produksi demersal," ujar dia
Jika melihat potensi Ikan Demersal, Johan Budiman menyatakan, bisa menengok Rumah Makan Ikan Bakar di Kota Manado yang 'menjamur' diperoleh dari nelayan
"Nelayan ikan Demersal hampir tersebar di pesisir pantai. Fishing ground dekat, dasar perairan tidak terlalu dalam," ujarnya.
Frans Terok mengatakan, Konsep perikanan Demersal sudah ada di Rencana Strategia Dinas Kelautan Perikanan Tahun 2021-20226.
Meski demikian, ia mengakui saat ini Perikanan Demersal pengelolaan belum dapat porsi yang spesifik di banding Perikanan Pelagis yang sudah lebih maju.
"Kita mengenal Perikanan Pelagis bahkan ada konsep pengelolaan lebih spesifik tuna, cakalang, tongkol. Kita dalam tahap membangun konsep pola pengelolaan Perikanan Demersal, bersama NGO," ujar dia
Dari Data yang dikumpulkan DKP Sulut produksi Perikanan Demersal tahun 2021 mencapai 9.660 ton per tahun.
Angka ini relatif kecil dibandingkan hasil perikanan tangkap keseluruhan. Perikanan Demersal hanya berkontribusi sekitar 2,88 Persen
"Perikanan tangkap itu mencapai 335 ribu ton per tahun, di mana ikan demersal hanya 9.660 ton," bebernua
Ia mengatakan, pola perhimpunan data sangat tergantung dari Kabupaten/kota.
Isi strategisnya masih perlu dibenahi data-data produksi perikanan tangkap khususnya Perikanan Demersal agar makin akurat tiap tahun.
"Ikan demersal belum terdata secara optimal. Data itu demersal masih harus lebih akurasikan," katanya
Dalam pengelolaan ikan demarsal, Ia menjelaskan paling umum disalurkan ke Rumah Makan di Manado.
Memang ada Perikanan Demersal yang dikelola lewat budi daya perikanan untuk seperti kerapu tikus. Budi daya ini ada standartnya kaitannya jdengan jumlah dan ukuran
"Kalau penangkapan alam ukuran tidak seragam. Tidak seperti budi daya, namun mesti dalam keadaan hidup (untuk ekspor)," ujarnya
Budi daya ini kata Frans Terok potensi dominan ada di Likupang, areal pulau di Sitaro. Di mana lokasi itu menggunakan metode karamba apung Kerapu, ada juga yang menampung di Perairan Bitung.
Soal data hasil produksi tangkap ikan demersal masih perlu akurasi. Frans Terok mengatakan, jika menyimak dara Perikanan Pelagis umumnya menggunakan pendekatan pendaratan kapal tangkap di pelabuhan perikanan.
''Ada TPI jadi sentra produksi yang jadi pusat data," ujarnya
Beda dengan Perikanan Demersal lokasimuan tersebar di mana saja ada lokasi Fishing Ground
Ikan hasil tangkap biasanya langsung ke pasar atau pengusaha rumah makan
"Nah itu missing linknya," katanya
Pola pengleolaan ikan demersal masih mencari bentuk.
Sejumlah isu strategisnya kata Frans Terok semisal sumber daya manusia masih terbatas, pelaku usaha perlu ditingkatkan ketrampilan pengelolaan perikanan demersal ini.
Ada lagi soal sarana prasarana, dana, akses nelayan berhubungan lembaga keuangan.
DKP dalam Renstra 2021-2026 utama melakukan melaksanakan pengeloaan Perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kemudian upaya pemcadangan wilayah konservasi ditetapkan berdasarkan perda nomor 1 tahun 2014.
Area seluas 330 ribu hektare disiapkan dalam rangka konservasi sumber daya kelautan perikanan baik pelagis dan demersal. (ryo)
• Polisi Pastikan Pria yang Diamuk Warga di Manado hingga Nyaris Tewas Adalah Residivis Curanmor
• Besok Satlantas Polres Tomohon Gelar Operasi Zebra 2022, Menyasar 8 Pelanggar Lalu Lintas
• Maurits Mantiri dan Rita Tangkudung Layangkan Pertanyaan Pamungkas di Pemilihan Putra Putri Bitung