Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Kristen

Renungan Kristen, Pdt Yandi Manobe 'Sibuk'

Prioritas kita dapat ditentukan dari sepenting apa kita menganggap sesuatu tersebut. Kita akan meluangkan waktu untuk hal yang penting bagi kita.

Penulis: Erlina Langi | Editor: Erlina Langi
TribunManado.co.id
Renungan Kristen, Pdt Yandi Manobe 'Sibuk' 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan Kristen, Pdt Yandi Manobe 'Sibuk'

Berikut ini Renungan Kristen dari khotbah Pdt Yandi Manobe yang dikutip dari tayangan di kanal YouTube Khotbah Kristen Pdt. Yandi Manobe S.Th

Pendeta Yandi Manobe membahas tentang 'Sibuk' 

Kisah Para Rasul 16:13-15 (TB)
(13) Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.
(14) Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
(15) Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya.

Apakah kita adalah orang yang mengaku diri kita ini adalah orang yang sibuk ?

Sehingga kita menggunakan kata ini untuk mengurangi waktu kita dengan Tuhan, dengan keluarga atau aktivitas sosial lainnya.

"Rupa-rupanya kata sibuk itu baik, kelihatan ada, kelihatan orang itu lagi punya aktivitas yang tinggi, semua itu baikkan"

"Tapi kalau kesibukkan itu kemudian telah mengganggu relasi kita, diantara kita dan juga dengan Tuhan nah itu masalahnya"

Tanggapan kita bila ada orang yang sibuk seakan derajatnya lebih tinggi, sehingga begitu ekspresif.

Pendeta Yandi Manobe disini membahas tentang seorang wanita karir, yakni Lidia.

Belajar dari Lidia "Disatu hari sabath, ketika Paulus menyusuri pintu kota di tepi sungai mereka menemukan tempat sembayang Yahudi, orang beribadah disana dan perempuan yang sibuk ini, Lidia dia beribadah juga disana"

"Dia (Lidia) memilih berhenti, pasti konteksnya jelas, pasti besar dalam sebuah konteks dimana hari Sabath adalah hari untuk beribadah, tidak boleh melakukan apapun"

"Bagaimana dengan kita sekarang saudara-saudara, kita melihat hari untuk beribadah sepenting apa ?"

Ternyata prioritas kita dapat ditentukan dari sepenting apa kita menganggap sesuatu tersebut. Bila hal itu adalah sesuatu yang penting, maka kita tetap akan memprioritaskannya dengan memberikan waktu ditengah kesibukkan.

Namun sebaliknya, bila kita punya banyak waktu luang, namun itu adalah hal yang tak penting, maka akan ada sejuta alasan untuk menghindari hal atau orang tersebut.

"Kalau sesuatu itu kita rasa penting dalam hidup, mau sibuk bagaimanapun pasti kita menemukan jalan"

"Tapi kalau kita rasa dia tidak penting dalam hidup, biar mau sebebas apapun waktu luang yang ada, orang lebih banyak menemukan alasan"

Dalam kehidupan kita juga tanpa kita sadari, ternyata kita telah menduakan Tuhan dengan tetap ada dalam kesibukan kita, padahal itu adalah hari untuk Tuhan.

Bukan saja di hari minggu, bahkan kita tak punya lagi waktu untuk berdoa, berkomunikasi dengan Tuhan di keseharian kita karena alasan capek, lelah, mengantuk, sudah buru-buru takut terlambat dan berbagai alasan lainnya.

"Banyak kali kita memakai hari-hari beribadah untuk kerja juga"

"Bahkan kerja telah menyita hari-hari ibadah kita. Bukan saja ibadah tetap seperti hari minggu, banyak orang sudah tidak ada lagi kesempatan kerja dirumah, tidak adalagi kesempatan membaca Alkitab bersama-sama dengan keluarga, dengan anak-anak, dengan istri, dengan suami sudah tidak lagi dengan alasan sibuk"

"Mereka kehilangan waktu bersama-sama dengan Tuhan"

"Mereka telah kehilangan waktu bersama-sama dengan keluarga"

Kesibukan yang ada dalam hal menghindari persekutuan ibadah ternyata tak membuat manusia punya alasan untuk tak aktif sosial media selama berjam-jam

"Yang anehnya, mereka sibuk, tapi bisa online berjam-jam"

Kesibukan yang ada membuat manusia lupa akan makna sesungguhnya dari ibadah, karena sesungguhnya ibadah itu mengandung setiap janji Tuhan.

"Lantas waktu-waktu ibadahnya hilang, tidak ada tempat sama sekali, apakah mungkin kita sementara berfikir ibadah sudah tidak penting lagi ?"

"Padahal ibadah mengandung janji, baik untuk kehidupan hari ini, maupun kehidupan di zaman yang akan datang" di ucapkan Pdt Yandi Manobe dengan begitu tegas.

Ternyata, Pdt Yandi Manobe menegaskan sekali lagi, bahwa yang membuka hatinya Lidia adalah Tuhan sendiri.

"Lidia tersentuh,tersentuh ketika pemberitaan Firman itu disampaikan"

"Tuhan Allah yang membuka hatinya"

Selanjutnya Pdt Yandi Manobe mengingatkan bahwa, ibadah bukanlah soal kehadiran kita melainkan hati kita

"Beribadah bukan hanya soal kehadiran, tapi hati yang terbuka"

"Banyak bisa orang punya kesempatan beribadah"

"Tapi apa artinya kehadiran tanpa membuka hati"

"Apa artinya beribadah tanpa hati yang terbuka supaya dikuasai oleh Tuhan"

Pdt Yandi Manobe juga mengingatkan tentang pentingnya baca Alkitab

"Yang sudah baca (Alkitab) sampai tuntas saja (dari Kejadian sampai Wahyu) belum tentu mengerti,apalagi yang tidak baca sampai tuntas, apalagi yang baca setengah-setengah, apalagi yang tidak baca sama sekali".

Pdt Yandi Manobe kembali mengingatkan bahwa, kita tak bisa lari dari kasih Tuhan

"Kita tidak bisa lepaskan diri kita dari kasih Tuhan, kemana kita bisa lari ?, ke yang paling tinggi ada Tuhan disana, yang paling dalam juga ada Tuhan disana, dimanapun ada Tuhan disana"

Bangun iman di dalam Tuhan, kita butuh Tuhan supaya Dia berkuasa atas hidup ini, karena dengan mengandalkannya dengan iman kita, kita melihat kemenangan-kemenangan dari Tuhan.

"Cinta itu bisa membuat orang bisa melangkak melewati batas, tapi iman membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin"

Baca Berita Tribun Manado disini:

https://bit.ly/3BBEaKU

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved