Brigadir J Tewas
Akhirnya Terungkap Kombes Murbani Budi Pitono Jalani Sidang Etik Hari Ini, Imbas Kasus Ferdy Sambo
Kombes Pol Murbani Budi Pitono menjalani sidang kode etik imbas kasus Ferdy Sambo. Diduga tidak profesional dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki oleh Ferdy Sambo masih terus mencuat hingga saat ini.
Diketahui Brigadir J tewas dibunuh di rumah dinas Ferdy Sambo pada, Jumat 8 Juli 2022 lalu.
Kini Kombes Pol Murbani Budi Pitono menjalani sidang kode etik imbas kasus Ferdy Sambo.
Kombes Pol Murbani Budi Pitono diduga tidak profesional dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
"Update berikut sidang KKEP Kombes Pol MBP, agenda sidang direncanakan hari ini. Sidang KKEP terduga pelanggar Kombes Pol MBP dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 September 2022 pukul 10.00 WIB di ruang sidang Divpropam Polri," kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers virtual, Rabu (28/9/2022).
(Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan memberikan keterangan terkait tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Dia mengatakan Eks Kabag Renmin Divpropam Kombes Murbani Budi Pitono akan menjalani sidang kode etik terkait ketidakprofesionalan di kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) pada Rabu (28/9/2022) hari ini).
Baca juga: Imbas Kasus Ferdy Sambo, Anak Anggota DPR Dihukum 3 Tahun, Ternyata Ini Peran Ipda Arsyad
Baca juga: RENUNGAN HARIAN KELUARGA Ulangan 26:8-9 Bersama Kristus Mujizat Pasti Nyata
Ramadhan mengatakan Kombes Murbani Budi Pitono diduga tidak profesional dalam melaksanakan tugas terkait kematian Brigadir J.
Namun, Ramadhan tak merinci tindakan yang dilakukan Kombes Pol Murbani Budi Pitono
"Wujud perbuatannya adalah ketidakprofesionalan dalam melaksanakan tugas," jelasnya.
Dalam kasus ini, Kombes Murbani diduga melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf c dan atau Pasal 6 ayat 2 huruf b, Perpol nomor 7 tahun 2022 tentang kode etik profesi dan komisi kode etik Polri.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat marah kepada Pendeta Gilbert Lumoindong
Bagaimana tidak, sebelumnya datang ziarah dan berdoa di makam Brigadir J, kini Pendeta Gilbert Lumoindong justru terkesan membela Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Bahkan Pendeta Gilbert Lumoindong sampai menyebut Putri Candrawathi telah berkata jujur soal pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.
Tak hanya itu, Sang pendeta juga menyebutkan Ferdy Sambo marah dan membunuh Brigadir Yosua Hutabarat dengan aksi pembunuhan berencana.
Ada lima tembakan di tubuh Brigadir Yosua Hutabarat. Parahnya, Pendeta Gilbert mengatakan Ferdy Sambo tak ada niat membunuh Brigadir Yosua Hutabarat.

Katanya, Ferdy Sambo memanggil ambulans, namun nyawa Brigadir Yosua tak tertolong.
Padahal diketahui Ferdy Sambo menembak Brigadir Yosua yang sudah terkapar.
Pembelaan Gilbert ke Ferdy Sambo lantaran telah bertemu dengan Putri Candrawathi.
Ia mempercayai semua omongan Putri.
Padahal, Putri Candrawathi merupakan pembohong dalam kasus kematian Brigadir Yosua.
Ia sudah membuat laporan palsu soal pelecehan seksual.
Polisi tidak ada menemukan unsur pelecehan seksual.
Sebelumnya, Pendeta Gilbert mendatangi orangtua Brigadir Yosua Hutabrat di Sungai Bahar, Jambi. Ia datang dengan maksud berbela sungkawa.
Ia turut berdoa di makam Brigadir Yosua Hutabarat tepat pada 40 hari usai meninggalnya Brigadir Yosua.
Namun kini sikap Gilbert berbanding terbalik.
Kini ia menyudutkan Brigadir Yosua sehingga membuat Ayah Brigadir Yosua marah.
Ayah Brigadir Yosua Hutabarat Samuel Hutabarat marah ketika menonton YouTube Gilbert membela Ferdy Sambo.
Ia langsung mengirim pesan WhatsApp ke Gilbert Lumoindong. Ia merasa baru kali ini pendeta memfitnah orang mati.
"Saya bilang sama dia, Pendeta Gilbert yang terhormat ini, setahu saya baru ini ada pendeta bisa memfitnah orang yang sudah meninggal" kata Samuel dikutip dari YouTube Irma Hutabarat, Rabu (28/9/2022).
Sambil diwawancarai aktivis Irma Hutabarat, Samuel mengaku kesal dengan sikap Gilbert yang awalnya datang dengan ramah, tetapi tiba-tiba menusuk dari belakang.
“Saya lihat di YouTube, dia bilang si Putri mengatakan jujur makanya dia mengatakan ‘Sebagai hamba Tuhan, kalau dia tidak beritakan kejujuran, dia berdosa’ Nah, omongan itu saya bantah, langsung saya WhatsApp dia.
Lebih lanjut, sehabis mengetahui pernyataan pendeta Gilbert di YouTube, Samuel langsung emosi dan menelpon sang pendeta, akan tetapi panggilannya tidak direspons.
“Dia menanggapinya hanya sekali dengan pesan whatsapp dan selebihnya dengan voice note" pungkas Samuel.
Samuel juga mengatakan bahwa Pendeta Gilbert Lumoindong sempat datang ke Sungai Bahar, memimpin doa di rumah dan bahkan berkunjung ke makam Brigadir J.
“Dia (pendeta Gilbert) waktu itu datang ke Sungai Bahar, tapi tanggalnya saya sudah lupa.
Dia memimpin doa di rumah dan berkunjung ke makam (Brigadir J) di makam dia juga memimpin doa” tuturnya.
'Fitnah Lebih Kejam' Curhat Ibu Brigadir J, Tangisnya Pecah Ingat Nasib Putranya, Kini Minta Bantuan
Sebelumnya, ibu Brigadir J juga sempat menangis mengingat kembali nasib pilu yang dialami mendiang anaknya.
Dalam undangan wawancara di sebuah kafe di Jambi, Rosti Simanjuntak berurai air mata saat diminta bercerita soal sosok almarhum Yosua.
Memulai cerita, Rosti Simanjuntak menyebut Yosua adalah titipan Tuhan yang paling berharga dalam hidupnya.
"Semenjak kecil, memang anak ini dititipkan Tuhan, merupakan harta yang berharga di keluarga kami, terlebih saya ibunya yang sudah melahirkan, membesarkan, mandiri mengajarinya," ungkap Rosti Simanjuntak dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube Bonapasongit Studio, Sabtu (24/9/2022).
Setali tiga uang dengan sang suami, Rosti mengakui bahwa Yosua adalah anaknya yang paling penurut.
Dalam keadaan apapun, Yosua tidak pernah mengeluh atau membantah ucapan sang ibu.
Karenanya saat mendengar Yosua telah tiada, hati Rosti hancur berantakan.
"Kalaupun diceritakan, sangat berat, mungkin kalau saya ceritakan, antara percaya enggak percaya. Apapun penderitaannya, dia ( Yosua) menerima dan tidak pernah berkata apapun saking penurutnya, dan patuhnya, itu kelebihan di antara mereka berempat," kata Rosti Simanjuntak.
Mengenang sosok Brigadir J, Rosti menyebut putranya bisa mengerjakan semua pekerjaan.
Tak hanya itu, almarhum Yosua juga diakui Rosti Simanjuntak adalah anak yang peka.
"Dia dari kecil diberi Tuhan suatu feeling, instingnya luar biasa, yang bisa mengerti kondisi mamanya, bahkan kakak dan adiknya," akui Rosti Simanjuntak.
Lantaran hal tersebut, Rosti sangatlah dekat dengan Yosua.
Semasa hidupnya, Yosua selalu menelepon Rosti Simanjuntak setiap hari.
Dalam obrolannya, Rosti selalu memberikan nasihat agar Yosua jadi sosok baik hati dan bisa memegang kepercayaan.
"Saya bertanya setiap hari dan memberikan saran kepada dia, agar dia melakukan yang baik. Tidak boleh berlaku walaupun kita sudah dikasih orang kepercayaan, kita jangan sampai membuat orang tidak percaya. Saran itu, itulah yang diingatnya, anak ini sangat patuh dan penurut," pungkas Rosti Simanjuntak.
Mengenang kematian sang putra kesayangan, Rosti Simanjuntak meminta doa kepada khalayak.
Sadar kasus anaknya mulai meredup, Rosti Simanjuntak meminta publik untuk mengawal kasus kematian Yosua.
"Mohon bantu kami, bapak ibu, untuk mengungkap kasus ini, agar kasus ini terungkap dengan kebenaran dan keadilan dari Tuhan, dengan bantuan bapak dan saudara semua," pinta Rosti Simanjuntak.
Terkait kasus sang putra, Sameul Hutabarat turut geram.
Terlebih pembunuh utama Yosua, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi bak tak ingin mengakui perbuatan kejinya.
Seperti diketahui, pihak Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo terus menggaungkan isu pelecehan seksual di balik kematian Brigadir J.
"Anak kita sudah meninggal dunia, yang pertama, sudah difitnah, yang di Duren Tiga, ini lagi di Magelang difitnah lagi. Sudah mati, difitnah lagi. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," kata Samuel Hutabarat.
Baca Berita Tribun Manado disini:
Artikel ini telah tayang di: Tribunnews.com dan TribunNewsmaker.com