Human Interest Story
Perjuangan Yohanes Disa untuk Jadi Guru Tunanetra, Ongkosi Kuliah dengan Jualan Tisu
Perjuangan Seorang Yohanes Disa untuk Jadi Guru Tunanetra, Ongkosi Kuliah dengan Jualan Tisu.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Ia mengaku ada saat - saat dimana ia hendak menyerah karena sulitnya belajar dengan metode tunanetra. Tapi ia menguatkan diri.
"Saya tahu Tuhan pasti menolong saya," kata dia.
Akhirnya ia lulus. Yohanes ternyata tertarik pada politik. Sempat ia berpikir jadi politisi.
Namun panggilan terhadapnya adalah guru.
"Waktu itu guru kaum disabilitas sangat sedikit, lantas saya berpikir kenapa saya yang punya ijazah guru tidak menjadi guru kaum disabilitas saja," katanya.
Ia kemudian memantapkan hati jadi guru. Sebelum jadi guru, ia kursus dahulu.
"Sekarang saya guru honor di SLB Kamangta milik yayasan berkat Yosua," kata dia.
Yohanes senantiasa merasa ada yang kurang dari ilmunya. Ia sadar siswa tak melulu harus diberi ilmu pengetahuan.
"Paling utama adalah pendidikan karakter, maka saya kini kuliah teologi di Airmadidi," katanya.
Lalu darimana Yohanes membiayai kuliahnya itu?
"Dari jualan tisu ini," katanya.
Yohanes mengaku menjual tisu untuk biaya kuliahnya semasa di Unima hingga di sekolah theologi.
Yohanes menyebut ia sudah puluhan tahun jualan tisu.
"Di jalan ini sudah 7 tahun," kata dia.
Menjual tisu bagi Yohanes adalah perjuangan. Dia musti naik mobil dari rumahnya ke lokasi jualan.