Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News Analysis

Pengamat Hukum asal Sulawesi Utara: Pemerintah Harus Beri Penanganan Khusus untuk ODGJ

Pengamat Hukum asal Sulawesi Utara: Pemerintah Harus Beri Penanganan Khusus untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rizali Posumah
Ist
Praktisi Hukum asal Sulawesi Utara, Vebry Tri Haryadi Katakan Pemerintah Harus Beri Penanganan Khusus untuk ODGJ. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengamat Hukum Vebry Tri Haryadi menanggapi soal pelaku pembunuhan di Desa Tateli Kecamatan Minahasa, Sulawesi Utara, yang diduga mengalami gangguan jiwa atau berketerbelakangan mental. 

Menurutnya, sesuai hukum orang dengan gangguan jiwa tidak bisa dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dilakukan walaupun sudah menghilangkan nyawa orang lain.

"Dia dianggap orang yang tidak cakap, untuk bertanggung jawab sesuai hukum," jelasnya Senin (19/9/2022). 

Namun menurutnya, kondisi pelaku harus dibuktikan dengan ahli apakah benar engalami gangguan jiwa atau tidak. 

"Itu harus dibuktikan, tapi kalau sebaliknya datanya jelas dengan menunjukan dokumen penunjang bahwa memang dia mengalami gangguan jiwa berarti memang dia tidak bisa dihukum," jelasnya. 

Dia pun berharap Pemerintah harus melakukan penanganan khusus, karena orang yang mengalami gangguan jiwa tidak bisa dibiarkan bersosialisasi bersama-sama dengan masyarakat. 

"Jadi semua orang yang dianggap gangguan jiwa dan meresahkan atau membahayakan orang lain, harus dikarantina di rumah sakit, dan tidak bisa dibiarkan begitu saja" jelasnya. 

Vebry pun meminta jika ada masyarakat yang mengetahui ada informasi tentang orang dengan gangguan jiwa secepatnya harus diinformasikan kepada pihak pemerintah yang menangani masalah ini.

"Ini tidak bisa dibiarkan, karena ini mengancam bukan cuma jiwa, tetapi terhadap kebendaan yang lain hingga mengakibatkan kerusakan, nah itu harus ada penanganan khusus," ujarnya.

Sebelumnya Kasat Reskim Polresta Manado Kompol Sugeng Wahyudi Santoso mengatakan sejauh ini masih akan meminta keterangan dari ahli untuk menentukan kondisi pelaku Sergio alias SS. 

"Jadi kita akan meminta keterangan ahli dan akan melihat hasil apakah memang pelaku mengalami gangguan jiwa atau keterbelakangan mental," jelasnya. 

Menurutnya saat ini pelaku sudah diamankan  dan sementara menjalani proses penyelidikan.

"Untuk ancamannya kita gunakan pasal 338 juncto pasal 351 ayat 3, dengan kasus penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia," jelasnya. 

Diketahui kejadian tersebut terjadi pada pukul 08.00 Wita. 

Korban Rinto Pontoh (60) awalnya menuju dapur untuk mengambil makanan untuk memberikannya kepada pelaku.

Namun pelaku masih memarahi korban karena memarahinya yang ingin memotong anjing dirumah. 

Dari situ korban mengertak seakan-akan hendak memukul pelaku.

Di situ pelaku langsung mengambil pisau dari bagian belakang tubuhnya dan menikam korban.

Usai melakukan aksinya, pelaku langsung masuk ke dalam rumah dan duduk di sudut ruang tamu. 

Tiba-tiba kejadian tersebut langsung diketahui tetangga sekitar. 

Keluarga yang mengetahui informasi tersebut langsung mengamankan korban dan dibawa ke RSUP Kandou Malalayang. 

Sayangnya nyawa tak bisa terselamatkan. (Ren) 

Daftar 18 Kasus Pembunuhan yang Terjadi di Wilayah Hukum Polresta Manado Tahun 2022

Sosok Yulita Lotulung Calon Hukum Tua Desa Maumbi, Istri Ketua DPC Demokrat Minut Sulawesi Utara

Nasib Jessica Iskandar, Laporan Kasus Penipuan Masih Diproses, Malah Digugat Balik

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved