Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Belum Pilpres Tapi SBY Sudah Khawatir Hingga Mau 'Turun Gunung', Diseriusi Sekjen PDI Perjuangan

Diketahui dalam Rapimnas Partai Demokrat SBY menyatakan bakal turun gunung.

Editor: Alpen Martinus
Tangkap layar instagram aniyudhoyono/TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Susilo Bambang Yudhoyono 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Meski Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 baru akan terjadi sekitar dua tahun lagi, namun tensi politik sudah bisa terasa.

Saling sindir sudah mulai terdengar pada beberapa kesempatan.

Seperti tudingan Demokrat kecurigaan SBY terhadap pelaksanaan Pilpres 2024 nanti.

Baca juga: Kondisi Susilo Bambang Yudhoyono Terungkap, Sudah Selesai Operasi

Sehingga mantan presiden ke 6 ini berniat akan turun gunung.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan dirinya sangat menganggap serius Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat.

Sehingga ia sangat menyayangkan ucapan yang dilontarkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Rapimnas Partai Demokrat terkait dugaan tanda-tanda Pemilu 2024 yang tidak jujur dan tidak adil di era pemerintahan Presiden Joko Widodo

Hal tersebut menurut Hasto justru merupakan tuduhan-tuduhan yang ia rasa sangat berbahaya.

Baca juga: Kabar Terbaru Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Akan Berobat Keluar Negeri 

Kolase potret Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY
Kolase potret Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY (Istimewa via Tribunnews.com)

Lebih lanjut, Hasto mengatakan harusnya dalam rapimnas hal-hal serius lah yang harus disampaikan.

“Saya anggap rapimnas sangat serius, seharusnya menyampaikan politik kebenaran, bukan tuduhan-tuduhan,” ujar Hasto kepada 

Hasto mengatakan pernyataan ucapan tersebut bukanlah asumsi berdasar, melainkan kekhwatiran SBY atas mampu atau tidaknya Partai Demokrat mengiim capres cawapres ikut konterstasi Pemilu 2024 mendatang.

Hasto juga menjelaskan maju atau tidaknya capres cawapres itu melalui dukungan partai atau gabungan partai yang memenuhi syarat 25 persen suara dan 20 kursi DPR.

Baca juga: Profil Susilo Bambang Yudhoyono, 2 Periode Presiden RI, Diberi Megawati Pangkat Jenderal TNI

Sehingga jika Partai Demokrat merasa tidak mampu memenuhi hal tersebut, ia mengatakan jangan malah membuat pernyataan yang seperti ditegaskan Hasto, merupakan sebuah tuduhan.

“Atau sebenarnya suatu kekhawatiran, yang sangat berbahaya yang menggunakan satu insturmen yang bisa tidaknya maju calon Demokrat,” jelas Hasto.

“Jadi kalau enggak bisa maju karena tidak memiliki ketentuan itu jangan dimaknakan itu penjegalan.

Diketahui dalam Rapimnas Partai Demokrat SBY menyatakan bakal turun gunung.

Hal ini lantaran dirinya mendapat informasi ada tanda-tanda Pemilu 2024 akan diselenggarakan dengan tidak jujur dan adil.

SBY menyatakan berdasarkan informasi yang ia terima, Pilpres 2024 konon akan diatur sehingga hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dikehendaki pihak tertentu. 

AHY Sindir Jokowi

Politisi dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chaniago menanggapi sindiran dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tinggal 'gunting pita' terkait pembangunan infrastruktur.

Seperti diketahui, AHY menyebut Presiden Jokowi tinggal meresmikan proyek infrastruktur yang diklaim olehnya kebanyakan telah dibangun terlebih dahulu di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Irma mengungkapkan jika AHY ingin menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024 maka menurutnya tidak perlu untuk menyindir era kepemimpinan Jokowi.

Dirinya juga mengatakan pernyataan AHY tersebut tidak bersifat konstruktif dan meminta narasi seperti itu tidak kembali diulangi.

"Kalau (AHY) mau jadi (calon) presiden, silahkan aja bertarung, enggak usah sindir-menyindir. Bicarakan saja hal-hal yang konstruktif, ke depan programnya seperti apa," ujarnya dikutip dari YouTube tvOne, Minggu (18/9/2022).

"Itu saya kira lebih baik," imbuh Irma.

Irma juga mengungkapkan sindiran AHY itu tidak pantas dilontarkan kepada Jokowi karena di Pilpres selanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga tidak mencalonkan diri kembali.

Lebih lanjut, Irma meminta agar narasi membandingkan kinerja tiap pemerintah tidak perlu untuk disampaikan di tengah nuansa politik menuju Pemilu 2024.

Menurutnya, setiap pemerintahan memiliki hal positif di tiap kinerjanya.

"Kan di pemerintahan yang lalu, ada yang positif. Di pemerintahan sekarang, ada yang positif. Itu hal yang menurut saya biasa. Tidak perlu dibanding-bandingkan seperti itu."

"Apalagi dalam situasi politik yang hari ini menuju Pilpres, saya rasa nggak pas juga disampaikan oleh ketua umum yang juga mau mencalonkan diri sebagai presiden," jelasnya.

Istana: Setiap Warga Negara Berhak Menilai

Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Faldo Maldini mengungkapkan pernyataan seperti apa yang dikatakan AHY adalah hak setiap negara untuk menilai karena Indonesia negara demokrasi.

"Jawaban atas sindiran bapak AHY ya silakan berpandangan seperti apa, ini negara demokrasi setiap warga berhak untuk memberikan penilaian," Kata Faldo, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (18/9/2022).

Lebih lanjut kepemimpinan Indonesia harus berlandaskan berkelanjutan.

"Kepemimpinan di Indonesia harus memiliki keberlanjutan ada yang dulu baru jalan baru diteruskan, ada yang dulu tidak jalan sekarang dibuat berjalan memang bernegara begitu bukan," jelas Faldo.

"Tentunya kita semakin matang dalam berdemokrasi dan bernegara semua yang dikerjakan untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk tunjukkan siapa yang paling hebat, kecuali yang dicari hanya tepuk tangan, ya silahkan saja," imbuhnya.

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, AHY sempat menyindir pemerintahan Jokowi di periode pertama yang disebutnya hanya tinggal gunting pita untuk meresmikan proyek infrastruktur.

Pernyataannya tersebut sempat disampaikannya dalam pidato pembukaan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022).

"Jadi jelas banyak sekali proyek-proyek itu kami menyeluruh dan tidak sering kali dipublikasi. Ada yang mengatakan misal, jaman dulu enggak ada pembangunan infrastruktur nyatanya banyak," kata AHY.

Kemudian, AHY menyatakan banyak pembangunan atau proyek infrastruktur yang dibangun di era SBY tapi tidak banyak dipublikasikan.

"Kami rencanakan, persiapkan, dialokasikan anggarannya, dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun (pemerintahan) gunting pita kira-kira masuk akal enggak," ujarnya.

Lantas, AHY mengatakan pihaknya tak memerlukan apresiasi publik terhadap program kerja yang dijalankan saat era SBY.

Namun menurutnya menyebut tak seharusnya kinerja pemerintahan terdahulu diklaim sebagai keberhasilan pemerintahan saat ini.

"Kita enggak perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, 'ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita'," ucap AHY.

"Itu namanya claiming sesuatu yang, ya kadang-kadang saya speechless juga mengatakannya," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved