Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Suharso Monoarfa Lengser

Suharso Monoarfa Lengser, PPP Sulawesi Utara Yakin 'Badai Pasti Berlalu'

Pentolan PPP Sulawesi Utara, Syahrul Poli yakin badai pasti berlalu. PPP pun sudah terbiasa menghadapi badai politik seperti ini.

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Handhika Dawangi
Tribun Manado/Ryo Noor
Kantor DPW PPP Sulawesi Utara 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Pelengseran Suharso Monoarfa dari posisi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyisakan persoalan.

Suharso Monoarfa tak berpasrah pada situasi, dan masih melakukan perlawanan.

Imbasnya, PPP mengalami konflik internal.

Pentolan PPP Sulawesi Utara, Syahrul Poli yakin badai pasti berlalu. PPP pun sudah terbiasa menghadapi badai politik seperti ini.

"Jadi sebetulnya bagi kita di partai, manajamen konflik itu sudah terbiasa dilakukan di PPP. Bukan kali ini saja kita hadapi situasi seperti ini. Kita ini Partai lama sudah senior sudah terbiasa, kita bisa atasi," ujarnya kepada tribunmanado.co.id, Kamis (8/9/2022).

Ia yakin dengan pengalaman PPP masalah bisa diatasi.

Kondisi saat ini pun perpecahan itu hanya di tingkat DPP saja, di jajaran bawah ia punya keyakinan PPP tetap solid.

Bahkan dalam verifikasi administrasi Parpol dalam masa perbaikan masih tetap berjalan seperti biasa.

Konflik selesai, PPP bisa lolos sebagai peserta Pemilu, bahkan lolos ke Senayan menjadi pemilik kursi di Gedung DPR RI.

Konflik PPP kemungkinan masih akan meruncing pascapelengseran Suharso Monoarfa dari pucuk pimpinan Partai berlambang kaabah itu.

Pengamat Politik Nasional, Jerry Massie menilai kondisi ini bakal memunculkan perpecahan di tengah konsolidasi partai mengahadapi Pemilu 2024.

"Paling buruknya bisa mengarah ke dualisme, bahkan kemungkinan bisa terjadi lapor melapor lagi ke aparat hukum," ujar

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini kepada tribunmanado.co.id, Rabu (7/9/2022).

Konflik ini lanjut Jerry Massie bakal mengganggu persiapan PPP menghadapi Pemilu 2024, apalagi dalam survei terakhir PPP meski sebagai Parpol lawas dinyatakan tak lolos parliamentary threshold atau tidak lolos ke Senayan karena capaiannya tak sampai 4 persen suara Nasional.

"Disurvei juga kan PPP tidak lolos ke Senayan ditambah konflik ini bisa mengancam posisi PPP," kata dia.

Konflik PPP ini juga akan merembet ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Koalisi terdiri dari Golkar, PAN dan PPP ini terancam bubar, tergantung langkah politik Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono.

Kata Jerry Massie, PPP harus kembali melakukan konsolidasi, deal-deal politik dilancarkan antar kubu agar PPP solid dan bisa fokus persiapan Pemilu 2024 ketimbang mengurusi konflik yang berkepanjangan.

Ia mencontohkan kalau memang Suharso Monoarfa sudah kehilangan posisi Ketua Umum, minimal PPP tetap mempertahankannya di posisi Menteri Bappenas RI.

Namun jika Suharso Monoarfa pun akan dilengserkan lagi dari posisi Menteri maka Suharso akan lanjut melawan.

"PPP harus menemukan konsensus bersama jika ingin survive di bentara politik Nasional, cari kebulatan dan kesepakatan bersama menyelesaikan konflik, kemudian solid dan fokus menghadapi Pemilu 2024," ujar Putra Kawanua Bumi Nyiur Melambai ini.

Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum meredah pascapelengseran Suharso Monoarfa dari kursi Ketua Umum.
Pelengseran ini buntuti skandal Amplop Kyai.

Hal ini akibat keseleo lidah Suharso Monoarfa sendiri. Pernyataan Suharso Monoarfa membeber hal tersebut.

Buntutnya Suharso Monoarfa diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PPP oleh para Majelis dan Mahkamah Partai dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang bertema Konsolidasi dan Sukses Pemilu 2024.

Suharso Monoarfa dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP digantikan oleh Muhammad Mardiono ditetapkan sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum. (ryo)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved