Polisi Tembak Polisi
Deretan Kasus Polisi Tembak Polisi, Ada Perwira yang Ditembak Anak Buahnya di Kantor Polisi
Deretan kasus polisi tembak polisi di Indonesia, hingga yang terbaru kasus penembakan di Lampung
Ibrahim yang masih bernapas kemudian dibawa ke RSUD Swadana Jombang sebelum akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk menjalani perawatan.
Sebelum dipindah ke administrasi, Sugeng adalah Kepala Unit Lalu Lintas Polres Jombang. Ia dipindah ke administrasi karena sakit.
2. Tahun 2007, atasan tewas ditembak anak buahnya di Semarang
Pada Rabu, (14/3/2007), Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang Ajun Komisaris Besar Polisi Lilik Purwanto tewas ditembak anak buahnya sendiri, Brigadir Satu Hance.
Penembakan terjadi pada Rabu pagi sekitar jam 08.00 WIB di ruangan kerja Lilik usai apel pagi di halaman Markas Polwiltabes.
Sebelum penembakan terjadi Hance masuk ke ruangan Lilik dengan dikawal polwan Aiptu Titik. Tak lama kemudian terdengar suara tembakan beruntun. Lilik ditemukan tewas dengan 4 luka tembak di tubuhnya.
Lalu Hance sempat menyendara Aiptu Titik. Sempat terjadi baku tembak antara Hance dengan anggota gegana. Hance yang menjadi anggota Provost itu tewas dengan luka tembak. Sementara Aiptu Titik mengalami luka karena ditembak Hance.
Diduga Hance nekat menembak atasannya karena kecewa dimutasi ke Polres Kendal.
3. Tahun 2013, Kombes ditembak oleh Briptu di Makassar
Pada Sabtu (6/6/2013), Kombes dr Purwadi (50) ditembak Briptu Ishak Trianda (35) di ruang Komite Medik Rumah Sakit Bhayangkara Polri.
Kombes Purwadi adalah Kepala Rumah Sakit Tingkat II Ujung Pandang Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda Sulsel.
Sementara Briptu Ishak bertugas sebagao Bintara Pengamanan di Satuan Pengamanan (PAM) Operasi Votal (Obvit) Polrestabes Makssar.
Dikutip dari Tribunnews.com, ia nekat menembak Purwadi karena tersinggung dengan ucapan dokter perwira tinggi tiga bunga itu.
Ada tiga peluru yang bersarang di dada kiri, selakangan kiri, dan paha kiri bawah Purwadi.
Ishak diduga kecewa kepada Purwadi, selaku kepala rumah sakit yang dianggap mengabaikan tata kelola proyek perluasan rumah sakit.