Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Akhirnya Terungkap, Alasan Kasus Brigadir J Sulit Diungkap, Kapolri: Pengaruh Sambo Sampai ke Daerah

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo blak-blakan bicara kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat

Tribunnews.com
Citra Polri di Mata Publik Usai Mencuatnya Kasus Ferdy Sambo. Akhirnya Terungkap, Alasan Kasus Brigadir J Sulit Diungkap, Kapolri: Pengaruh Sambo Sampai ke Daerah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus polisi tembak polisi ini cukup menyita perhatian masyarakat.

Selain itu, kredibilitas dan profesionalitas Polri dipertaruhkan.

Kini fakta baru terkait mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo terungkap.

Baca juga: Pantas Ferdy Sambo Bisa Buat Penyidik Ketakutan Meski Sudah Dipecat, Kapolri: Punya Pengaruh Besar

Hal ini diungkap oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,

Jenderal Listyo Sigit Prabowo bicara blak-blakan mengenai kekuatan Ferdy Sambo.

Jabatan Kadiv Propam membuat Ferdy Sambo memiliki kekuatan besar. Sebab, dialah polisinya polisi dan yang mengadili polisi 'nakal'.

Pengaruh dan kekuatan besar Ferdy Sambo hingga membuat para penyidik ketakutan.

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo blak-blakan bicara kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Termasuk di awal kasus ini mencuat, Kapolri mengakui sempat kesulitan membongkar kasus itu.

Menurut Sigit, penyidik yang menangani kasus ini bahkan sempat takut memproses kasus yang melibatkan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo itu.

"Kita lihat penyidik pun saat itu sempat takut, karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan (Ferdy Sambo)," ujar Sigit dalam program Satu Meja di Kompas TV, Rabu (7/9/2022).

Dengan kesulitan tersebut, kata Sigit, ia memutuskan untuk membentuk tim khusus (timsus) yang melibatkan pejabat utama Polri seperti Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Irwasum Komjen Pol Agung Budi Maryoto dan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

"Kita libatkan para pejabat utama Polri, saya libatkan Pak Wakapolri, Pak Irwasum, Kabareskrim serta beberapa tim yang memiliki integritas," ujarnya.

Ditakuti Polisi Sampai ke Daerah

Pengamat Kepolisian, Bambang Rukminto, mengakui pengaruh Irjen Ferdy Sambo sebagai mantan Kadiv Propam Polri tidak hanya di pusat namun mengakar sampai ke daerah-daerah.

Bambang menilai masyarakat optimis kasus ini bisa selesai jika melihat komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Hanya problemnya, Ferdy Sambo bukan serta merta menjadi Kadiv Propam. Dia mempunyai proses yang sangat panjang dan pengaruhnya juga mengakar sampai ke daerah-daerah,” tutur Bambang Rukminto dalam program Satu meja The Forum Spesial 'Siasat Kapolri di Pusaran Kasus Sambo' di Kompas TV, Rabu (7/9/2022) malam.

Mengapa?

Menurut Bambang, sebagai seorang Kadiv Propam maka Ferdy Sambo bisa merekomendasikan seseorang masuk sekolah atau pendidikan, memiliki karier, atau menjabat jabatan yang ‘basah’.

“Itu yang menjadi tarik ulur Ferdy Sambo dengan jaringannya. Makanya kalau ini dijadikan sebagai momentum bersih-bersih internal, mereka ini harus benar-benar dievaluasi ulang.”

Saat ditanya, siapa yang dimaksud dengan ‘mereka’, Bambang menyebut hampir semua jaringan Sambo.

“Kalau Kapolri komitmen untuk membersihkan institusi Polri dan ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat, secepatnya tentunya semuanya harus dibersihkan tanpa terkecuali,” ulangnya.

Karena, lanjut Bambang, memilah-milah seseorang, terutama yang berada dalam isu terkait ini, akan memunculkan pertanyaan bagi masyarakat, mengapa yang ini diperiksa dan yang lain tidak.

Terebih, lanjut dia, di tengah masyarakat sering kali muncul anggapan bahwa hukum itu tajam ke bawah, tumpul ke atas.

Dalam acara itu, Bambang juga menyebut adanya kemungkinan Ferdy Sambo membongkar segala yang dilakukannya di internal kepolisian saat persidangan nanti.

“Itu mungkin saja terjadi, dan itu risiko untuk bersih-bersih.”

“Memang akan menyakitkan semuanya, tetapi demi Polri di masa depan yang bersih dan berwibawa, itu harus dilakukan,” ucap dia.

Hanya saja, lanjut Bambang, semua itu akan diperjelas dan akan dilihat seberapa jauh keterlibatan para personel itu dalam jaringan tersebut.

Momentum ini, kata dia, harus dimanfaatkan untuk memulai dari nol.

“Kalau tidak, saya tidak yakin bahwa ke depan tidak akan muncul Sambo-Sambo lagi.”

Perlakuan terhadap Putri Candrawathi

Bambang juga menyebut, perlakuan yang berbeda yang diterima oleh istri Ferdy Sambo, PC atau Putri Candrawathi, sangat menyedihkan.

Terlebih saat di awal pengungkapan kasus, masyarakat begitu bersemangat ketika Sambo ditersangkakan dan dicopot.

Saat itu, menurut dia, kepercayaan masyarakat pada kepolisian kembali naik.

“Tapi setelah PC ini ditersangkakan dan tidak ditahan, saya yakin masyarakat juga gundah,” ucapnya.

“Bagaimana seseorang yang sudah ditersangkakan dengan Pasal 340, 338, dengan ancaman hukuman yang seberat itu tidak ditahan.”

Ia menyebut alasan kemanusiaan tidak bisa mewakili rasa keadilan masyarakat, karena tidak semua masyarakat diberikan keistimewaan dengan alasan keistimewaan seperti PC.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved