Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Ternyata Saor Siagian Kecewa dengan Komnas Perempuan Karena Hal Ini, 'Ini Tuduhan yang Mengerikan'

Saor Siagian kecewa dengan pernyataan Komnas Perempuan terhadap mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Editor: Ventrico Nonutu
Tangkapan Layar Kompas TV
Anggota Tim Advokasi untuk Hukum dan Keadilan (TAMPAK) Saor Siagian. Saor Siagian kecewa dengan pernyataan Komnas Perempuan terhadap mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kekecewaan ditunjukan oleh Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK), Saor Siagian.

Saor Siagian kecewa dengan pernyataan Komnas Perempuan terhadap mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Pasalnya Komans Perempuan menuding Brigadir J melakukan pelecehan.

Baca juga: Ternyata Tiga Kapolda Belum Diperiksa Soal Kematian Brigadir J, Timsus Polri Fokus ke Hal Ini

Baca juga: Bocoran Cerita Sinetron Ikatan Cinta Selasa 6 September 2022, Andin Senang Dapat Info Soal Aldebaran

Saor Siagian mengaku kecewa lantaran isu pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, kembali diangkat.

Menurut Saor Siagian, tudingan tersebut dinilai mengerikan karena dijatuhkan pada orang yang sudah meninggal.


Foto: Brigadir J.

Sebagai informasi, Komnas HAM dan Komnas Perempuan menyelesaikan keterlibatan mereka pada kasus Brigadir J dengan menerbitkan rekomendasi.

Rekomendasi yang diserahkan pada Timsus itu satu diantaranya memuat agar dugaan pelecehan pada Putri di Magelang, Jawa Tengah kembali disidik.

Pasalnya, berdasar pengakuan Putri, kedua lembaga itu meyakini adanya dugaan kuat Brigadir J melakukan rudapaksa.

Menanggapi hal tersebut, Saor mengaku kecewa lantaran Komnas Perempuan mengeluarkan tuduhan yang begitu menyakitkan.

Padahal, pihak penyidik sebelumnya sudah menutup kasus ini dan menyatakannya sebagai rekayasa untuk menghalangi pengungkapan kasus.

"Menurut saya ini tuduhan yang mengerikan," kata Saor dikutip kanal YouTube tvOneNews, Senin (5/9/2022).

"TAMPAK sangat kecewa karena apa yang telah di SP3 oleh penyidik malah (dibuka kembali-red) oleh Komnas Perempuan."

Saor kemudian menyinggung pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka masalah tersebut secara terang benderang.

Satu hal yang disorotinya adalah keberadaan ponsel Brigadir J yang sampai sekarang belum ditemukan.


Foto: Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Menurut Saor, ponsel tersebut akan bisa membuka tabir adanya pelecehan seksual atau tidak.

"Misalnya katakanlah sekarang HP-nya Yosua, di situ kan bisa dilacak kalau ada dugaan pelecehan seks atau pemerkosaan," ucap Saor.

Ia mengimbau agar seluruh pihak tak lagi melakukan pemfitnahan atau membuat tudingan pada orang yang sudah meninggal.

Alih-alih membela HAM, ia menilai tudingan Komnas Perempuan pada Brigadir J justru merupakan bentuk pelanggaran HAM.

"Jangan lagi dong, orang sudah mati karena dia tidak punya hak membela, anda tuduh lagi sesuatu yang serius karena dia tahu bahwa yang mati ini tidak bisa membela dirinya sendiri," beber Saor.

"Ini menurut saya tuduhan yang sangat menyakitkan dan menurut saya pelanggaran HAM juga."

Sebut Ferdy Sambo Tega 'Jual' Istri demi Tutupi Kesalahan

Sebelumnya, pionir Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK), Saor Siagian buka suara soal motif Irjen Ferdy Sambo.

Dilansir TribunWow.com, ia mengecam skenario palsu yang dilakukan otak tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tersebut.

Saor mengatakan bahwa demi menutupi kesalahannya, Ferdy Sambo rela menjual nama baik istrinya, Putri Candrawathi dengan laporan pelecehan yang terjadi di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta.

Hal ini disampaikan Saor dalam tayangan wawancara di kanal YouTube tvOneNews, Senin (15/8/2022).

Pengacara yang telah melaporkan Ferdy Sambo terkait adanya indikasi penyuapan tersebut mengungkit kembali perkataan sang Jenderal saat diperiksa Bareskrim Mabes Polri.

Dalam pernyataan itu, Ferdy Sambo meminta maaf pada institusi, mengucap bela sungkawa pada keluarga Brigadir J.

Namun ia juga bersikukuh perbuatannya didasari kewajiban untuk menjaga harkat dan martabat keluarga.

Namun setelah didalami penyidik, rupanya motif pelecehan seksual itu tidak terjadi dan merupakan upaya untuk menghalangi pemeriksaan.

"Dia jual istrinya, kemudian membuat laporan palsu dengan pelecehan seksual, tapi fakta detik ini bahwa itu sudah digagalkan," ujar Saor.

"Artinya adalah dia mampu menjual keluarganya, hanya (untuk-red) satu desain kebohongan yang sangat serius. Sekarang ternyata sudah dijerat pasa 340 (KUHP)."

Namun setelah resmi menjadi tersangka dan ditahan, Ferdy Sambo kembali bersikeras bahwa tetap ada pelecehan pada istrinya.

Kali ini, atasan Brigadir J itu mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi sehari sebelumnya di Magelang, Jawa Tengah.

"Sekarang dimunculkan lagi, 'Demi harga diri saya, (pelecehan-red) terjadi di Magelang'," beber Saor.

"Ini menurut saya sesuatu yang menjijikkan, bagaimana anda bisa bicara harga diri, ada seorang yang jiwa raganya mati, namanya Yosua."

"Kemudian ada 36 polisi yang jiwanya mati," tandasnya.

Telah tayang di TribunWow.com

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved