Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bursa Capres

Ray Rangkuti Ungkap Syarat Capres Alternatif, Litbang Kompas: Top of Mind Prabowo, Ganjar, Anies

Ini baru menarik, ada wacana capres alternatif yang kini mulai ramai diperbincangkan memberikan sinyal kejenuhan

Editor: Aswin_Lumintang
henry lopulalan
Pengamat Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ini baru menarik, ada wacana capres alternatif yang kini mulai ramai diperbincangkan memberikan sinyal kejenuhan publik terhadap nama-nama figur yang sudah lebih dulu populer. 

Terkait capres alternatif tersebut, Pengamat Politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan masyarakat jangan ragu memberikan tuntutan bagi para figur dan partai politik fokus kepada tantangan pembangunan Indonesia pasca pemilu 2024. 

“Capres alternatif itu bukan sekadar figur yang juga populer, melainkan figur yang memiliki gagasan dan terasosiasi dengan isu dan substansi tertentu. Seperti dalam bidang ekonomi kemandirian ada Rizal Ramli, di bidang pembangunan teknologi ada Ilham Habibie, dan di bidang demokrasi ada Jimly Asshiddique," ujar Ray Rangkuti dalam pernyataannya, Kamis(1/9/2022).

Ilham Habibie dan Yulisa Baramuli
Ilham Habibie dan Yulisa Baramuli (handover)

Menurut Ray Rangkuti, capres alternatif juga harus memberikan efek kejut bagi partai yang mendukungnya.

Efek kejut akan menarik perbincangan bukan lagi dari sekadar di dunia medsos, tapi juga di dunia ide. 

"Sebagai contoh, Ilham Habibie, kita kenal bukan orang yang ingin menonjol di dunia politik, tapi justru ini efek kejutnya, jika ada partai politik yang mendukungnya, maka akan menjadi perhatian publik,” jelas Ray Rangkuti.

Ray Rangkuti menambahkan, terdapat dua model capres alternatif, capres strategis, dan capres realistis.

Baca juga: Gempa Terkini Siang Ini Kamis 1 September 2022, Guncang Jawa Timur, Berikut Info BMKG Magnitudonya

Baca juga: Istri Polisi Selingkuh dengan Anak Kades Digerebek Suaminya di Hotel, Padahal Ada Bayi 11 Bulan

Capres strategis merupakan figur alternatif yang dapat ikut mengerek popularitas partai, dalam hal ini capres yang memiliki efek kejut tinggi seperti nama Ilham Habibie dan nama-nama lainnya perlu dipertimbangkan. 

Sedangkan capres realistis merupakan capres yang dipilih pada last minute sebelum didaftarkan ke KPU.

 
Partai – partai politik menengah justru perlu melirik cara memunculkan nama dengan efek kejut tersebut. 

Senada dengan Ray Rangkuti, Ari Nurcahyo dari Para Syndicate menegaskan bahwa capres alternatif adalah figur yang dapat membuka perspektif bahwa elektabilitas, popularitas, dan akseptabilitas hanya satu variabel dalam penentuan capres. 

Ari, sebagaimana mengutip pernyataan Presiden Jokowi, menegaskan bahwa capres 2024 harus bekerja keras untuk dapat menjawab tantangan pembangunan Indonesia ke depan. 

Ari menambahkan, konstelasi koalisi partai politik akan ditentukan dengan pemufakatan kandidasi paket capres – cawapres yang diusung.

Dalam situasi tersebut, elektabilitas hasil survei hanyalah satu variabel dalam menentukan capres – cawapres, selebihnya adalah otonomi partai dan pemufakatan koalisi. 

Lebih jauh, nama–nama capres alternatif masih mungkin dimunculkan karena perlunya upaya untuk memperkuat substansi dan minat publik terhadap pilpres. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved