Brigadir J Tewas
Akhirnya Terungkap Brigadir J Dimaki Ferdy Sambo Sebelum Ditembak Mati, Kamu Tega dan Kurang Ajar!
Sebelum dihabisi, Brigadir J ternyata sempat dimaki-maki oleh Ferdy Sambo. Saat itu diketahui Ferdy Sambo sangat marah kepada ajudannya tersebut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih bergulir hingga saat ini.
Diketahui rekonstruksi pembunuhan Brigadir J telah digelar dirumah pribadi Sambo di Jalan Saguling dan di rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022) kemarin.
Sebelum dihabisi, Brigadir J ternyata sempat dimaki-maki oleh Ferdy Sambo.
Saat itu diketahui Ferdy Sambo sangat marah kepada ajudannya tersebut.
Bahkan Ferdy Sambo sampai mengatakan Brigadir J telah kurang ajar kepadanya.

Suami Putri Candrawathi ini juga merasa Brigadir J telah tega kepadanya.
Hal ini terungkap dari video animasi detik-detik penembakan Brigadir J yang dirilis oleh Polri.
Ada dua versi dalam peragaan eksekusi mati Brigadir J tersebut. Versi Bharada E disebut Brigadir J sempat setengah berlutut di lantai satu, tepatnya antara depan tangga dan kamar mandi dekat ruang tamu untuk memohon di hadapan Bharada E yang menodongnya dengan pistol.
Versi Ferdy Sambot menyebut saat itu, ia bersama Bharada E dan Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf menanyakan soal peristiwa di Magelang kepada Brigadir J.
"Kenapa kamu tega berbuat kurang ajar ke ibu?" tanya Ferdy kepada Brigadir J.
"Tega apa komandan?" jawab Brigadir J.
Sambo menyatakan Brigadir J membalas pertanyaannya itu dengan nada menantang.
"Kamu kurang ajar sama ibu," kata Sambo lagi.
"Kurang ajar apa komandan?" jawab Brigadir J lagi.
Setelah itu Sambo memerintahkan Bharada Richard untuk menembak Yosua.
"Woy, kamu tembak, kau tembak cepat. Cepat woy kau tembak!" perintah Sambo ke Richard Eliezer.
Mendengar perintah itu, Bharada E kemudian melepaskan tembakan 3-4 kali hingga Yosua tersungkur di samping tangga depan gudang.

Setelah itu Sambo ikut menembak ke arah Yosua. Ia menembak kepala Yosua yang sudah tersungkur.
Setelah 'menghabisi' Brigadir J, Sambo lantas menembak ke arah tembok hingga lemari agar kasus tersebut sesuai dengan skenarionya yakni akibat tembak-menembak.
Sambo kemudian menjemput istrinya Putri Candrawathi yang berada di dalam kamar.
Sambo lalu keluar dari rumah.
Putri juga menyusul keluar rumah bersama Kuat Ma'ruf.
Lalu, Bripka Ricky yang sudah berada di dalam mobil mengantar Putri pulang ke rumah pribadi.
Narasi yang digambarkan dalam video yang dirilis oleh Polri itu sesuai dengan keterangan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang ikut memantau proses rekonstruksi tewasnya Brigadir J yang digelar pada Selasa (30/8 lalu).
LPSK menjadi pengawas eksternal yang dihadirkan Polri dalam rekonstruksi ini bersama Komnas HAM dan Kompolnas.
"Iya (Ferdy Sambo ikut menembak). Iya, versinya Bharada E," kata komisioner LPSK Edwin Partogi saat dikonfirmasi awak media, Rabu (31/8/2022).
Diberitakan sebelumnya, Tim Khusus (Timsus) Polri telah menggelar rekonstruksi kasus Brigadir J di rumah pribadi Ferdy Sambo Jalan Saguling dan rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta pada Selasa (30/8/2022) kemarin.
Kelima tersangka, yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf dihadirkan saat rekonstruksi.
Proses rekonstruksi pun selesai dilakukan pada Selasa sore, setelah digelar lebih dari 7 jam.
Terdapat 78 adegan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
"Rekonstruksi pada hari ini akan meliputi 78 adegan, di rumah Magelang sebanyak 16 adegan yang meliputi peristiwa tanggal 4, 7, dan 8 Juli 2022."
"Di rumah Saguling sebanyak 35 adegan meliputi peristiwa tanggal 8 dan pascapembunuhan Brigadir J," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (30/8/2022).
Bharada E sempat marah saat diminta lakoni adegan sesuai versi Ferdy Sambo dkk (YouTube Polri TV)
Kemudian, di rumah di Komplek Duren Tiga sebanyak 27 adegan terkait peristiwa pembunuhan Brigadir J.
Setelah rekonstruksi, kini penanganan kasus Brigadir J kembali berlanjut.
Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dijadwalkan menjalani pemeriksaan kembali pada Rabu (21/8/2022) hari ini.
"Pemeriksaan (terhadap) Putri Candrawathi ini masih akan dilanjutkan, jadi masih belum cukup, dilanjutkan kembali dengan pemeriksaan konfrontir pada hari Rabu, 31 Agustus 2022," kata Kadiv Humas Polri di Bareskrim Polri, beberapa waktu lalu.
Menurut Dedi, pemeriksaan terhadap Putri Candrawathi dihentikan sementara karena alasan kesehatan.
"Untuk pemeriksaan saudara PC pada malam hari ini (Jumat malam) dihentikan karena sudah larut malam, mengingat menjaga kondisi kesehatan yang bersangkutan," lanjutnya.
Sebelumnya, Putri Candrawathi telah menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pembunuhan berencana di Bareskrim Polri, Jakarta pada Jumat (26/8/2022).
Pada proses pemeriksaan Putri Candrawathi, diawali pemeriksaan kesehatan, lalu pemeriksaan sebagai tersangka oleh Timsus Kapolri.
Kuasa hukum Putri Candrawathi pun menjamin jika istri Ferdy Sambo akan kooperatif menjalani pemeriksaan.
Belum optimal
Melihat ini, ahli forensik emosi, Handoko Gani, berpendapat, Sambo sejak awal terlihat sudah siap mengikuti proses rekonstruksi. Menurut dia, ini wajar lantaran perwira tinggi Polri itu pernah bertugas di Reserse Kriminal sehingga terbiasa dengan proses olah TKP.
Handoko menilai, Sambo memang terlihat lebih tenang. Namun, dia tak dapat memastikan apakah dalam reka ulang adegan tersebut Sambo hanya mengikuti perintah demi perintah polisi, atau juga memberikan klarifikasi kejadian versi dirinya.
"Kalau sekadar hanya mengikuti saja, khawatirnya emosinya ini bukan emosi bawaan langsung yang dirasakan oleh Sambo," kata Handoko dalam tayangan Kompas TV, Selasa (30/8/2022).
"Tapi kalau memang beliau mengikuti emosi demi emosi, maka emosi yang dirasakan itu bisa jadi sama dengan emosi yang dulu dirasakan saat momen tersebut (penembakan Brigadir J) berlangsung," tuturnya.
Menurut Handoko, proses reka ulang adegan seharusnya membangkitkan memori peristiwa yang direkonstruksi. Jika seseorang mengingat peristiwa-peristiwa berkesan, termasuk yang meninggalkan rasa sedih dan takut, maka emosi tersebut seharusnya tampak di wajah.
Oleh karenanya, Handoko mempertanyakan emosi Sambo. "Makanya kita perlu tahu dulu apakah waktu instruksi itu diberikan, beliau (Sambo) memberikan koreksi atau tidak," ujarnya.
Sementara, dari raut wajah Putri, Handoko menilai bahwa istri Sambo itu terlihat lebih tertekan. Sebabnya, Putri kebanyakan menundukkan kepalanya selama proses rekonstruksi. "Kemungkinan tekanan itu ada. Kemudian, kemungkinan takut salah juga ada. Kemungkinan takut salah dalam artian kemungkinan malah memberatkan juga ada," ujar Handoko.
Berangkat dari ekspresi yang ditunjukkan Sambo dan Putri selama 7,5 jam proses reka ulang adegan, Handoko duga, rekonstruksi masih belum optimal. "Dugaan saya adalah belum optimal. Mungkin masih ada yang belum diungkapkan mereka bertiga (Ferdy Sambo, Putri, dan Kuat Maruf)," kata dia.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Istri Ferdy Sambo Belum Kunjung Ditahan, Kuasa Hukum Putri Candrawathi Ungkap Ini
Baca juga: Baru Terungkap yang Terjadi di TKP hingga Bikin Brigadir J Mohon Ampun Sebelum Ditembak Bharada E
Artikel telah tayang di: TribunNewsmaker.com dan Tribun-Medan.com