Internasional
Kondisi Keamanan Asia dan Eropa Sebabkan Ancaman Nuklir Tinggi, PBB Ajak Negara Tak Menggunakannya
Ancaman nuklir akhir-akhir ini meningkat karena kondisi keamanan di dunia, khususnya Asia dan Eropa. Salah satunya adalah konflik Rusia dan Ukraina.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ancaman nuklir kali ini tengah berada di titik tertinggi dalam beberapa dekade.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres.
Pasalnya, masalah keamanan di Asia dan Eropa saat ini tengah memanas.
Guterres pun mengajak semua pihak yang memiliki senjata nuklir agar tidak menggunakannya.
Hal ini ia ungkapkan melalui pidatonya di pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin (22/8/2022).
"Risiko nuklir telah naik ke titik tertinggi dalam beberapa dekade. Negara-negara dengan senjata nuklir harus berkomitmen untuk tidak menjadi pengguna pertama senjata tersebut," ungkap Guterres, seperti dikutip TASS.
Baca juga: Peringatan Dini Besok Rabu 24 Agustus 2022, BMKG: 29 Wilayah Ini Patut Waspada Cuaca Ekstrem
Baca juga: Ternyata Bripka RR Sering Lakukan Hal Ini Jika Ferdy Sambo Tak Ada di Rumah, Tetangga: Stay di Sini
Lebih lanjut, Guterres juga meminta para negara terkait untuk tidak menggunakan senjata nuklir untuk mengancam negara lain yang tidak memilikinya.
"Mereka harus meyakinkan negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir bahwa mereka tidak akan menggunakannya untuk mengancam dan melawan mereka, harus bersikap transparan. Getaran nuklir ini harus dihentikan," lanjutnya.
Di tengah berbagai konflik di banyak kawasan, Sekjen PBB mengajak semua negara untuk tetap mengupayakan penyelesaian secara damai di meja perundingan dan mengakhiri perlombaan senjata nuklir.
"Kita membutuhkan semua negara untuk kembali berkomitmen pada dunia yang bebas dari senjata nuklir dan dengan mudah datang ke meja perundingan untuk meredakan ketegangan dan mengakhiri perlombaan senjata nuklir. Sekali untuk selamanya," pungkas Guterres.
Di Eropa, perang antara Rusia dan Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran akan penggunaan senjata nuklir.
Terlebih lagi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menempatkan kekuatan nuklirnya dalam status siaga sejak masa-masa awal invasi dimulai enam bulan lalu.
Baca juga: Sosok Polisi Berpangkat Bripka, Baru Terungkap Jadi Penunggu Rumah Ferdy Sambo, Sering Lakukan Ini
Baca juga: Gara-gara Ferdy Sambo, Kapolri Jenderal Listyo Dipandang Tak Mampu, DPR: Kita Tak Percaya Polisi
Sementara itu, Korea Utara juga semakin aktif melakukan uji coba rudal dari wilayahnya.
Beberapa model rudal balistik baru yang dipamerkan pun diklaim memiliki kemampuan nuklir.
Serangkaian uji coba yang dilakukan telah membuat sejumlah negara tetangganya seperti Korea Selatan dan Jepang khawatir.
Sebagai respons, aktivitas militer di kawasan tersebut semakin padat berkat dukungan Amerika Serikat.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Sekjen PBB: Ancaman Nuklir Naik ke Level Tertinggi dalam Beberapa Dekade".
