HUT RI
Akhirnya Terungkap Baju Adat yang Dikenakan Presiden Jokowi di Sidang MPR, Punya Makna Penting
Baju adat Paksian dengan motif pucuk rebung yang dipakai Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan tahunan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Jokowi memiliki tradisi mengenakan baju adat Nusantara yang berbeda setiap kali menghadiri sidang tahunan MPR-RI.
Busana yang dipilihnya saat menyampaikan pidato kenegaraan tahunan itu bahkan selalu dinantikan masyarakat.
Banyak yang ikut bangga saat pakaian adat daerahnya menjadi pilihan Presiden Joko Widodo untuk dipakainya.
Baca juga: Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey Ungkap Filosofi Pare Usai Dengar Pidato Jokowi
Presiden Joko Widodo memakai pakaian daerah untuk menghadiri Sidang Tahunan RUU APBN 2023 dan Nota Keuangan dan Upacara Detik-detik Proklamasi.
Kali ini dalam Sidang Tahunan di Gedung MPR RI, Jokowi memakai baju adat dari Bangka Belitung disebut dengan Baju Paksian dengan motif pucuk rebung.
Baju yang dikenakan Jokowi berwarna hijau dengan hiasan kepala berwarna kuning emas, apa maknanya?
Baju adat Paksian dengan motif pucuk rebung melambangkan kerukunan dan warna hijau dipilih menggambarkan filosofi kesejukan, harapan dan pertumbuhan.
Sejak 2019 Jokowi selalu mengenakan baju adat dalam Sidang Tahunan di gedung MPR.
Pada 2019 baju yang dipakai adat Sasak, Nusa Tenggara Barat.
Pada 2020 baju adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur
Pada 2021 baju adat suku Baduy, Banten.
Sekretaris Pribadi Presiden Jokowi Anggit Nugroho mengemukakan Jokowi pada pagelaran pidato kenegaraan kali ini mengenakan baju adat Paksian yang berasal dari Bangka Belitung.
Baju ini dibawa langsung dari Bangka Belitung menuju Jakarta
"Presiden memilih baju adat Paksian dari Bangka Belitung," kata Anggit saat dikonfirmasi, seperti dikutip Selasa (16/8/2022)
Anggit menuturkan bahwa awalnya ia dan tim mengumpulkan sejumlah baju adat dari seluruh Indonesia yang belum pernah dikenakan Presiden.
Baju-baju itu kemudian diseleksi hingga tersisa tiga. Akhirnya, baju yang terpilih adalah pakaian adat Paksian dari Bangka Belitung.
Baju ini terdiri dari jubah panjang sebatas betis, celana panjang, selempang dan kain tenun cual khas Bangka.
Sedangkan untuk penutup kepala dipakaikan sungkon. Pada baju terdapat ornamen hiasan bermotif Pucuk Rebung.
Dia melanjutkan, sebenarnya warna asli baju adat ini berwarna merah, namun selaras dengan perkembangan zaman warna baju menyesuaikan selera pemakainya.
Jokowi sendiri mengenakan baju Paksian berwarna hijau lumut.
Baju pengantin
Pakaian Paksian adalah busana pengantin yang khas dari kota Pangkalpinang.
Pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual.
Bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian. Mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon.
Pakaian ini disebut memiliki pengaruh dari Cina dan Arab.
Baju pengantin perempuan menurut keterangan orang tua berasal dari negeri Cina, konon menurutcerita, ada saudagar dari Arab datang ke negeri Cina untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam dan jatuh cintadengan seorang gadis Cina kemudian melangsungkan pernikahan dengan gadis Cina tersebut.
Pada pernikahan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing.
Selanjutnya karena banyaknya orang-orang Cina dan Arab yang datang merantauke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal di Pulau Bangka yang merupakan pusat segala aktifitas masyarkat waktu itu diantaranya ada yang melakukan pernikahan maka banyaklah penduduk Pulau Bangka yang meniru pakaian adat tersebut.