Nasional
Arti Kode 338 Polisi, Tindak Pidana yang Dilakukan Irjen Ferdy Sambo Terhadap Brigadir J
Kode 338 marak terdengar dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo. Apa artinya?
TRIBUNMANADO.CO.ID - Arti Kode 338 Polri atau Polisi adalah segala jenis tindak pidana pembunuhan.
Kode 338 marak terdengar dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang kini menjadi perbincangan publik saat ini.
Dengan tersangka yang menyeret nama Irjen Ferdy Sambo dan beberapa anggota Polri lainnya.
Selain itu ada puluhan Polisi yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik Polri (KEPP) dalam penyidikan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Sampai saat ini dilaporkan ada 31 dari 56 polisi yang diperiksa dan terbukti melakukan pelanggaran kode etik tersebut.
Puluhan anggota Polisi tersebut diduga bersikap tidak profesional karena merusak, menghilangkan barang bukti, mengaburkan, dan merekayasa kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.
“31 sudah terbukti melakukan pelanggaran etik karena ketidakprofesionalannya di dalam olah TKP,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Kendati demikian, keputusan mengenai status mereka akan tetap menunggu sidang kode etik oleh Komisi Kode Etik Polri.
Di sisi lain, Inspektorat Khusus (Itsus) saat ini juga tengah mendalami soal adanya dugaan obstruction of justice atau tindak pidana menghalangi proses hukum oleh ke-31 personel itu.
Dedi menegaskan, jika ada anggota yang terbukti melakukan pelanggaran pidana maka akan langsung diproses hukum.
“Kalau misalnya dari 31 itu terbukti ada pelanggaran pidananya, dari Itsus itu semua diserahkan penyidik.
Nanti dari penyidik, Bareskrim akan menindaklanjuti apa yang menjadi rekomendasi,” ujarnya.
Ke-31 personel yang diduga melanggar pelanggaran etik itu berasal dari berbagai pangkat dan kesatuan.
Sebanyak 11 personel saat ini ditempatkan khusus di Mako Brimob Polri Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan 11 personel yang diduga melanggar etik terdiri dari seorang jenderal bintang dua,