Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Profil Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto, Videonya Viral, Tepis Kejanggalan Kematian Brigadir J

Nama Irjen (Purn) Benny Mamoto kembali mencuat. Ia pernah membuat video pernyataan yang menampik kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J.

Editor: Isvara Savitri
Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto seusai gelar perkara kasus Brigadir J bersama kuasa hukum Brigadir J dan Bareskrim Polri di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (20/7/2022). Berikut profil lengkap Benny Mamoto. 

- Mengatur persidangan teleconference kasus teror Malaysia-Jakarta;

- Mengatur persidangan teleconference kasus teror Malaysia-Bali;

- Penyelidikan kasus pencurian benda cagar budaya ke Jerman;

- Memimpin operasi pembebasan sandera di Philipina;

- Anggota Tim Pemburu Koruptor Kantor Menkopolhukam;

Brigadir J dan Benny Mamoto.
Brigadir J dan Benny Mamoto. (Kolase Tribun Manado / Istimewa)

- Anggota Tim Pembebasan Sandera Departemen Luar Negeri;

- Penyerahan tahanan buronan tentara Timor Leste ke Dili;

- Menemukan dan mengamankan ladang ganja seluas 155 hektar di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dikutip dari Kompolnas.

Jejak Digital: Video Pernyataan Benny Mamoto Viral Kembali di Internet

Nama Irjen (Purn) Benny Mamoto kembali jadi sorotan masyarakat karena video pernyataannya yang menepis kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J muncul kembali di internet.

Benny yakin Brigadir J meninggal karena baku tembak di kediaman Irjen Ferdy Sambo.

Dalam video yang beredar, Benny yakin Brigadir J ditembak oleh Bharada E karena melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.

"Kondisi Brigadir J dalam keadaan panik dan tidak fokus dalam membidikkan senjatanya karena kaget sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu, ia juga terhalang tangga," ujar Benny dikutip dari Kompas TV, Rabu (13/7/2022).

Sementara Bharada E, menurut Benny, dapat fokus menembak karena posisinya di atas sehingga bisa mengarahkan senjatanya ke arah Brigadir J.

Posisi tersebut dinilai memudahkan Bharada E untuk membidik Brigadir J.

Baca juga: Chord Gitar The Best Thing - Mocca, Lengkap dengan Lirik Lagunya

Baca juga: Terkait Kematian Brigadir J, Pemerhati Kepolisian dair Sulut Dorong Polisi Ungkap Aktor Intelektual

Dalam video, Benny juga menyebut Bharada E adalah pelatih vertical rescue dan penembak nomor satu dalam kesatuannya, sehingga bidikannya tepat sasaran.

Sementara itu, luka lebam dan sayatan di tubuh jenazah Brigadir J sempat jadi polemik.

Benny pun menepis kejanggalan tersebut usai melihat foto-foto setelah kejadian.

"Tidak ada luka sayatan, yang ada luka bekas serempetan bekas peluru atau pecahan peluru. Kalau sayatan itu tipis seperti kena pisau, tetapi ini tidak," ujar Benny.

Ia juga menyanggah adanya jari yang putus pada tubuh korban.

Menurut Benny, jari Brigadir J terluka karena ketika memegang pistol ia terkena tembakan dari Bharada E.

"Kemudian menyangkut masalah luka lain, itu dari keterangan para saksi tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya. Karena ini semata melepas tembakan dan pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh," ujar Benny.

Karena peluru mengenai benda lain sebelum bersarang di tubuh Brigadir J, kata Benny, maka proyektilnya pecah.

Namun, banyak dari masyarakat yang meragukan pernyataan Benny Mamoto dan ingin agar ia juga turut diperiksa.

Pengakuan Bharada E

Bharada E, Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J.
Bharada E, Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J. (Kolase Tribun Manado / Istimewa)

Pernyataan Benny Mamoto tersebut terbukti berbeda dari pengakuan Bharada E.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saat diperiksa oleh Timsus Kapolri, Bharada E mengaku dirinya diperintah atasan untuk menghilangkan nyawa Brigadir J.

Ia juga membantah adanya insiden baku tembak saat Brigadir J di kediaman Irjen Ferdy Sambo.

"Tidak ada memang, kalau informasi tidak ada baku tembak. Pengakuan dia tidak ada baku tembak," kata Kuasa Hukum Bharada E, Muhammad Burhanuddin, kepada wartawan, Senin (8/8/2022).

Kuasa Hukum Bharada E menuturkan, proyektil yang ada di rumah Irjen Ferdy Sambo diduga hanyalah rekayasa.

"Adapun proyektil atau apa yang di lokasi katanya alibi, jadi senjata almarhum yang tewas itu dipakai untuk tembak kiri kanan itu. Bukan saling baku tembak," jelasnya.

Menurut keterangannya, Bharada E menembak ke arah dinding rumah dinas Irjen Ferdy Sambo dengan senjata glock 17.

Baca juga: Chord Gitar Berlayar Tak Bertepian - Ella: Ku Berlayar di Lautan Tidak Bertepian

Baca juga: Sosok Wanita Berkacamata yang Dampingi Putri Candrawathi di Mako Brimob, Dekat dengan Ferdy Sambo

"Jadi bukan (tembak Brigadir J), menembak itu dinding arah-arah itunya," katanya.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PROFIL Benny Mamoto, Ketua Harian Kompolnas yang Pernah Sangkal Kejanggalan Kasus Brigadir J.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved