Baru Terungkap Brigadir J Bersama Bharada E dan Putri Candrawathi Sebelum Tewas Tertembak, Ada CCTV
Irjen Ferdy Sambo ternyata tidak bersama rombongan istrinya, Putri Candrawathi, saat pulang dari Magelang ke Jakarta
Pada Jumat itu, Taufan mengatakan Irjen Ferdy Sambo terekam CCTV masuk ke dalam rumah lebih dulu bersama ajudannya dan petugas tes PCR.
Tidak lama berselang, rombongan istri Ferdy Sambo termasuk Bharada E dan Brigadir J datang dan melakukan tes PCR di rumah pribadi yang terletak di Jalan Saguling, Duren Tiga.
Taufan mengatakan, dari seluruh rangkaian pemetaan yang dilakukan pihaknya, yang menjadi fokus ialah antara rumah pribadi ke rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Ia mengatakan Komnas HAM sengaja tidak terlalu membahas peristiwa yang terjadi di Magelang, Jawa Tengah.
Sebab, ia menemukan fakta bahwa suasana di Magelang gembira karena ada perayaan. Pada saat itu, Brigadir J dan Bharada E juga turut serta berada di tempat yang sama.
Lebih lanjut, Taufan mengatakan, Komnas HAM akan mengecek ulang kalibrasi rekaman CCTV itu. Dia mengaku tidak begitu saja menerima data-data yang diberikan Mabes Polri.
"Kita tidak menerima begitu saja data-data yang diberikan oleh Mabes Polri, namun kita memiliki ahli independen untuk memeriksa," ujar dia.
Hal tersebut guna memastikan apakah rekaman CCTV yang diberikan kepada pihaknya terdapat suntingan atau manipulasi.
25 polisi diperiksa
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, ada 25 personel di internal Polri yang berusaha merekayasa serta berupaya membuat gelap pengungkapan, penyelidikan, dan penyidikan kasus meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo.
Menurut Sigit ke 25 personel itu termasuk 3 perwira tinggi (pati) dan 5 Kombes.
Semuanya kata Sigit telah diperiksa oleh Inspektorat Khusus (Irsus) dan diduga terlibat dalam upaya menghambat proses penegakan hukum kasus Brigadir J.
"Di mana 25 personel ini kita periksa terkait dengan ketidakprofesionalan dalam penanganan TKP dan juga beberapa hal yang kita anggap bahwa itu membuat proses olah TKP dan juga hambatan-hambatan dalam hal penanganan TKP dan penyidikan yang tentunya kita ingin semuanya bisa berjalan dengan baik," papar Sigit dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (4/8/2022).
Ia menegaskan komitmennya untuk transparan dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir.
"Kita telah memeriksa 3 personel pati, kombes 5 personel, AKBP 3 personel, kompol 2 personel, pama 7 personel, bintara dan tamtama 5 personel. Mereka Dari kesatuan Divisi Propam, Polres, dan juga ada beberapa personel dari Polda dan juga Bareskrim," kata Sigit.