Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Akhirnya Terungkap Alasan Otak Brigadir J Dipindahkan ke Perut, Begini Kata Ahli Forensik

Akhirnya terungkap soal otak Brigadir J yang dipindahkan ke bagian perut, berikut penjelasan ahli forensik

Editor: Glendi Manengal
Kolase Foto Tribun Manado/Handout
Brigadir J alias Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat. Temukann kejanggalan baru usai autopsi ulang, begini penjelasan ahli forensik soal otak yang dipindahkan ke perut 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Soal tewasnya Brigadir J yang banyak menjadi pertanyaan.

Salah satunya hasil autopsi yang disebut banyak kejanggalan.

Terkait hal tersebut begini penjelasan dari ahli Forensik.

Baca juga: Brigadir J Diduga Lecehkan Istri Irjen Ferdy Sambo, Ini Komentar Komnas HAM

Baca juga: Viral Oknum Guru Agama Cabuli Siswa SD, Kabarnya Tersebar di Grup Whatsapp, Korban Trauma

Baca juga: Kisah Sedih Cucu Keponakan AA Maramis di Manado Sulawesi Utara, Lawan Mafia Tanah, Minta Keadilan

Foto : Pengacara Kamaruddin Simanjuntak serta Johnson Panjaitan bersama tim kuasa hukum keluarga Brigadir J selesai diperiksa Bareskrim Polri. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Kuasa Hukum Keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap sejumlah hasil autopsi ulang Brigadir J.

Salah satu temuan yang sempat menarik perhatian publik adalah tidak ditemukannya otak Brigadir J di bagian kepalanya, melainkan diletakkan di bagian dada.

Menanggapi hal tersebut, Dokter Forensik RSUD Moewardi dan RS UNS Surakarta, Novianto Adi Nugroho memberikan penjelasannya mengapa organ otak manusia tidak dikembalikan ke kepala setelah dilakukan autopsi jenazah.

Dokter Noviantro mengatakan, peletakan organ otak di bagian dada atau perut adalah hal yang wajar dalam proses autopsi.

Pasalnya dalam beberapa teknik autopsi memang perlu dilakukan pemindahan organ otak untuk dimasukkan ke rongga perut atau dada.

"Ya wajar (peletakan otak jenazah di perut atau dada), ada beberapa teknik autopsi yang mengakhiri organ otak di masukkan di rongga perut," kata Dokter Novianto kepada Tribunnews.com, Rabu (3/8/2022).

Menurut Dokter Novianto, semua organ pada jenazah yang diautopsi seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lainnya akan diambil untuk diukur dan ditimbang.

Hal tersebut dilakukan untuk memeriksa apakah ada kelainan pada organ tersebut.

"Pada autopsi semua organ diambil termasuk jantung, paru, ginjal dll untuk diukur,ditimbang dan periksa kelainannya," terang Dokter Novianto.

Selanjutnya untuk otak yang dimasukkan ke rongga perut ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonstruksi jenazah.

Agar nantinya jenazah bisa segera dikembalikan ke pihak keluarga dengan keadaan yang bagus.

"Organ otak dimasukkan ke dalam perut, pertama supaya memudahkan dan mempercepat rekonstruksi jenazah supaya dikembalikan ke keluarga dalam keadaan bagus," ungkap Dokter RS Moewardi dan RS UNS ini.

Alasan selanjutnya menurut Dokter Novianto yakni karena organ otak manusia lebih sepat membusuk lalu mencair.

Jika otak tersebut kembali diletakkan ke kepala maka cairan dari otak tersebut akan merembes keluar dari rongga kepala bekas potongan tulang tengkorak.

Hal itu pun akan membuat kondisi jenazah dianggap kurang etis di hadapan pihak keluarga.

"Yang kedua karena organ otak yang lebih mudah membusuk lalu mencair akan merembes keluar dari rongga kepala bekas potongan tulang tengkorak, jika dikembalikan ke rongga tengkorak. Hal ini menimbulkan kurang etis dihadapan keluarga," terangnya.

Lebih lanjut Dokter Novianto menekankan, tindakan medis pada seseorang tidak semua sama, termasuk juga teknik autopsi.

Terkadang organ otak memang sengaja dimasukkan ke dalam perut terutama ketika kondisi tengkorak sudah rusak.

Sehingga sudah tidak memungkinkan lagi mengembalikan organ otak ke dalam tengkorak.

"Tindakan medis tidak semua sama, termasuk teknik otopsi. Organ otak dimasukkan diperut terutama jika tulang tengkorak sudah rusak dan tidak memungkinkan mengembalikan organ otak kedalam tengkorak," pungkasnya.

Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J Ungkap Hasil Temuan Autopsi Ulang

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kamarudin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J mengungkap fakta baru.

Kamarudin mengatakan saat proses autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J, otak dari ajudan Ferdy Sambo tersebut sudah tidak dalam posisinya.

Hal tersebut dijelaskan Kamarudin saat berbincang dengan dengan Refly Harun di chanel youtube RH Chanel dikutip tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).

Menurutnya berdasarkan catatan dua orang perwakilan keluarga dan kuasa hukum yang ikut dalam proses autopsi ulang, Rabu (27/7/2022) mengatakan bila otak Brigadir J sudah tidak dalam posisinya.

"(Saat) dibuka kepalanya, tidak ditemukan, tidak ada otaknya, yang ditemukan retak enam yang ada di dalam kepala itu," ujar Kamarudin dilansir dari RH Chanel.

Kemudian, lanjut Kamarudin, saat kepala belakang Brigadir J diraba ditemukan ada benjolan dan sedikit bekas lem.

"Lemnya dibuka ternyata ada lubang. Lubangnya disonde atau ditusuk pakai alat ke arah mata mentok. Tapi begitu saat disonde ke arah hidung ternyata tembus. Itulah mengapa ada jahitan yang sebelumnya di foto ketika berulang kali saya berikan kepada media itu bekas lubang peluru yang ditembak dari belakang kepala dengan posisi agak tegak lurus gitu," ungkap Kamarudin.

Temuan tersebut, kata dia, membantah pernyataaan kepolisian soal peristiwa tembak menembak Brigadir J dan Bharada E.

"Kalau tembak menembak dari atas, itu dari atas tembus ke belakang dan harusnya tidak datar, harusnya kan miring kalau dari atas," lanju Kamarudin.

Kamaruddin mengatakan temuan dari hasil autopsi ulang itu telah dicatat dalam bentuk akta notaris untuk mengamankan kebenaran fakta.

"Ini dokter yang menyatakan. Jadi dokter forensik bersama-sama dengan dokter yang mewakili kita, ya Jadi mereka menceritakan ini ditembak dari belakang," katanya.

Kemudian ada juga luka tembak di leher, ia menduga tembakan tersebut dilesatkan dari jarak dekat.

"Dari arah bawah itu, tulang rahang ini ada tembakan lurus ke bibir, makanya ada sobekan di bibir," ujarnya.

Selanjut luka tembakan ketiga berda di dada kiri Brigadir J.

"Pada dada kiri ada luka tembak masuk dan ada lubang," ucapnya.

Kemudian, saat dilakukan autopsi buka dada, ditemukan jaringan plastik.

"Kemudian ditemukan plastik, ketika diangkat ada jaringan otak. Jadi otak itu ada di dada. Apakah ini standarnya forensik, saya tidak paham. Otak yang harusnya di kepala ditaruh di dada," katanya.

Luka tembak selanjutnya ada pada tangan kiri.

Foto : Kamaruddin Simanjuntak sebut pankreas dan kantung kemih Brigadir J tak ditemukan atau hilang. (KOMPAS.com/RAHEL NARDA)

"Pada lengan bawah kiri samping kanan dari pergelangan tangan terdapat luka terbuka berupa lubang dikelilingi lem, lecet berukuran 0,5 cm (tembak masuk), tembus sedalam 6 cm," ujarnya.

Kamarudin heran, luka tembak di tubuh Brigadir J hanya empat, tetapi luka lainnya lebih dari empat.

Seperti ada luka di bawah mata atau kantung mata, di atas alis, kemudian di bahu kanan.

Selain itu ada juga luka di jari kelingking dan jari manis.

"Kemudian pergelangan tangan patah," ujarnya.

Termasuk juga ada juga luka di lipatan kaki kiri dan pergelangan kaki kiri.

"Kemudian kaki kanan tidak lurus lagi, dulu waktu dilahirkan sempurna, waktu melamar polisi sempurna, tapi waktu meninggal tidak sempurna lagi. ini belum bisa dijelaskan. kaki kanan bengkok kalau kaki kiri lurus," ujarnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Adi Suhendi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved