BNPT dan FKPT Sulut
Gelaran BNPT dan FKPT Sulut: Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif Viralkan Perdamaian Sukses
Kegiatan bertajuk; ''Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian'' yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Aswin_Lumintang
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kegiatan bertajuk; ''Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian'' yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulut yang diadakan di Ruang CJ Rantung, Rabu (27/7/2022) berlangsung dengan baik.
Kegiatan ini dibuka oleh Asiano Gammy Kawatu SE, MSI selaku Asisten Administrasi Umum Setdaprov dengan dihadiri Koordinator Bidang Data dan Pelaporan BNPT; Chairil M Anwar SH, Everdien Kalesaran SE M.Si; Kabid Perlindungan Hak dan Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulut.
Sedangkan pemateri lainnya adalah Mila Viendyasari S.Sos, M.Si; Dosen dan Peneliti Vokasi Universitas Indonesia juga Pengusaha Muda.

Pada kesempatan itu Chairil Anwar mengatakan, radikalisme dan terorisme merupakan tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Dia menyampaikan, merujuk pada hasil survei yang dilakukan BNPT pada tahun 2019 menyatakan bahwa faktor paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.
Perempuan memiliki posisi yang vital dalam keluarga bahkan masyarakat. Perempuan memiliki peran yang strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk paham radikalisme.
Sebagai seorang ibu bisa menjadi patner dialog anak dan sebagai seorang istri menjadi patner diskusi suami dalam berbagai hal. Termasuk dalam pemahaman ajaran agama.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi setiap anggota keluarga. Contoh seorang anak mendapatkan pendidikan mengenai agama, etika dan lainnya melalui lingkungan keluarga.
Sementara itu Asiano Gammy Kawatu mengatakan, pentingnya sinergi semua pihak dalam rangka mengawasi dan menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme. Termasuk di dalamnya harus melibatkan kaum perempuan dalam memberikan edikasi di dalam keluarga dan masyarakat.
Baginya perempuan merupakan bagian dari agen perdamaian bangsa yang dapat ikut serta dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme.
Gammy ikut mencontohkan beberapa kasus bom bunuh diri dan tindakan terorisme lainnya di tanah air yang di dalam aksinya melibatkan perempuan.
Sedangkan Everdien Kalesaran mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan perempuan rentan dilibatkan dalam aksi terorisme. Di antaranya yakni; budaya patriarki, faktor ekonomi, faktor sosial, perbedaan pola pikir, adanya doktrin dari keluarga dan lingkungan sekitar, keterbatasan mengakses informasi, perempuan memiliki perasaan yang sensitif dan emosional yang labil.
Dalam kegiatan ini juga ikut hadir Ketua FKPT Sulut; Max Togas SH, Wakil Ketua FKPT Sulut; Drs Denny Rantung, Sekretaris FKPT Sulut; dr Makmun Djaafara, Kabid Perempuan; Merry Umboh dan pengurus FKPT Sulut lainnya