Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

RHK Selasa 26 Juli 2022

BACAAN ALKITAB - 1 Korintus 10:19-20 Jangan Sembah Roh Jahat

Sebelum percaya kepada Yesus, orang Kristen di Korintus yang didominasi oleh keturunan Yunani dan Yahudi, masih percaya dewa dewi, atau ilah lain.

Editor: Aswin_Lumintang
Tribun Manado/Indra Sudrajat
Bacaan Alkitab 

  1 Korintus 10:19-20
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelum percaya kepada Yesus, orang Kristen di Korintus yang didominasi oleh keturunan Yunani dan Yahudi, masih percaya dewa dewi, atau ilah lain. Karena itu, hal memberi persembahan kepada ilah mereka itu, sudah menjadi rutinitas. Mereka wajib memberikan "sesajen" kepada allah mereka.

Jika tidak, mereka takut dihukum berhalanya itu. Mereka juga memberi persembahan untuk membujuk ilah mereka itu memberikan sesuatu. Maka mereka merasa wajib melakukannya agar mendapatkan yang mereka harapkan.

Ilustrasi Alkitab
Ilustrasi Alkitab (Istimewa)

Tradisi ini masih terbawa dalam kehidupan kekristenan mereka. Mereka mencampurbaurkan model pemberian persembahan kepada ilah mereka yang tak berdaya itu dengan pemberian persembahan kepada Kristus. Mereka melakukan sinkritisme (mencampur aduk kepercayaan). Di satu sisi sudah menjadi Kristen, di sisi lain masih mempertahankan kebiasaan lama yang salah itu.

Paulus mengingatkan semua orang Kristen di Korintus agar menjauhi pemberian persembahan kepada berhala. Sebab itu kekejian di hadapan Tuhan. Persembahan kepada Tuhan, bukan untuk menyogok Tuhan seperti yang mereka lakukan kepada berhala atau dewa dewi mereka.

Sangat jauh berbeda cara dan motivasi orang Kristen memberikan persembahan dengan kebiasaan lama mereka yang jahat. Mereka memberikan persembahan kepada roh jahat atau berhala untuk menyogok, meskipun pada akhirnya mereka tetap tidak mendapatkan apa-apa, karena berhala atau roh jahat yang mereka sembah tak sanggup memberikan sesuatu bagi mereka. Malah hanya tumbal yang mereka dapatkan.

Jadi sangat jauh perbedaan pemberian persembahan kepada Kristus dengan kebiasaan kepada roh-roh jahat itu. Kita memberi persembahan kepada Tuhan Yesus bukan untuk membujuk dan menyogok Dia. Kita juga tidak menyiapkan atau memberikan tumbal. Mengapa? Karena Kristus sudah menjadi tumbal bagi kita dengan mati di atas Kayu Salib, tersiksa sebagai tumbal untuk menghapus dosa kita.

Jadi orang Kristen memberikan persembahan kepada Tuhan karena kita telah menerima dari Kristus kasih karunia yang tak terbatas. Yakni pengorbanan-Nya di atas Kayu Salib.

Bukan itu saja. Selain memberikan nyawa-Nya, Dia menyelamatkan kita, menjaga dan menatang kehidupan kita, memelihara, melindungi dan memberkati hingga kita boleh ada sebagaimana kita ada saat ini. Dia berjanji kan terus beserta kita memberkati kita lebih heran lagi dalam perjalanan hidup kita.

Itulah sebabnya, kita memberi persembahan kepada-Nya. Jelaslah bahwa kita memberi persembahan karena kita sudah lebih dulu menerima yang tak terhitungkan akal banyak dan besarnya kebaikan Tuhan bagi kita.

Itulah yang diluruskan dan diajarkan Paulus kepada umat Kristen di Korintus. Karena itu dia meminta mereka meninggalkan semua kebiasaan lama dan mengikuti semua cara yang benar dalam mempersembahkan sesuatu kepada Kristus Yesus Tuhan kita.

Demikian firman Tuhan hari ini.
  "Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu?
  Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat." (ay 19, 20)

Paulus tidak mau orang Kristen bersekutu dengan orang lain dalam memberi persembahan kepada roh-roh jahat itu. Semua itu harus ditinggalkan dan ditanggalkan. Harus dibuang jauh-jauh dari cara hidup orang Kristen yang benar.

Sahabat Kristus, di kalangan tertentu, meski di zaman yang sudah berobah dalam kekinian, masih ada saja orang Kristen yang suka membawa persembahan kepada roh jahat. Antara lain memberi makan kepada leluhur atau orang yang sudah meninggal. Alasannya karena tradisi dan menghormati orang yang sudah meninggal. Jelaslah ini tidak boleh karena telah menjadi penyembahan kepada roh-roh jahat. Jangan demi tradisi atau demi alasan tertentu, kita membuat ilah lain di hadapan Tuhan.

Kita hanya mempersembahkan sesuatu, kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus saja. Tidak dengan yang lain. Bahkan kepada leluhur atau orang yang paling kita kasihi dan hormati sekalipun dalam hidupnya.

Hormatilah mereka dengan cara yang benar. Mengenang perbuatan baik mereka dengan melanjutkan segala kebaikan yang mereka lakukan dalam hidup kita. Bukan menjadikan mereka sebagai tuhan untuk disembah.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved