TNI
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Tegas soal Tewasnya Sertu Marctyan: ''Jangan Sampai Lolos''
Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan pengarahan terkait kasus Sertu Marctyan Bayu Pratama di Papua. Minta jangan sampai lolos begitu saja.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyoroti kasus kematian anggota TNI di Papua beberapa waktu lalu.
Hal itu ditegaskan Jenderal Andika Perkasa terhadap tim internal hukum TNI agar mengusut tuntas dan mengenakan semua pasal pasal yang relevan atas kasus tewasnya anggota TNI di tangan sesama anggota TNI.
Pengegasan Jenderal Andika Perkasa kepada tim hukum TNI tersebut disampaikannya dalam siaran Youtube Jenderal Andika Perkasa.
Pada kesempatan itu, Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan pengarahan terkait pengusutan kasus kematian anggota TNI, Sertu Marctyan Bayu Pratama di Papua.
"Hati-hati, maksudnya hati-hati, lengkapi. Jangan Sampai lolos begitu saja, ini ada korban tewas, lagi-lagi ada korban tewas, jangan main-main!" kata Panglima TNI kepada tim hukum internal TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memerintahkan Oditurat Militer (Otmil) II Jakarta menyidik ulang kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan Sertu Marctyan Bayu Pratama meninggal dunia oleh seniornya saat bertugas.
Andika pun memerintahkan Oditurat Militer II Jakarta menerapkan semua pasal yang relevan terkait kasus tersebut.
"Sekarang kalau Otmil jakarta kan sudah dilimpahkan ke Otmil Jakarta. Otmil Jakarta sidik ulang.
Sehingga kalau perlu harus dikembalikan, kembalikan.
Semua pasal yang relevan masuk, ini tewas ini dan bukti nyata penganiayaan," kata Andika di kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa pada Jumat (22/7/2022).
Ia juga memerintahkan Oditurat Militer II Jakarta menangani kasus tersebut dengan teliti dan hati-hati kasus tersebut.
"Oke, hati-hati, maksudnya hati-hati lengkapi jangan sampai lolos begitu saja, ini lagi-lagi ada korban tewas ini, jangan main-main," tegas Andika.
Diberitakan sebelumnya Andika mengungkapkan dirinya bakal mengawal kasus tewasnya seorang anggota TNI berpangkat sersan satu (sertu) Marctyan Bayu Pratama, di Timika, Papua.
Sertu Bayu tewas diduga dianiaya oleh seniornya.
Jenderal Andika juga berterima kasih atas informasi yang diberikan Sri Rejeki, ibunda dari Sertu Bayu.
Sebab, sejak menjabat sebagai Panglima TNI, ia mengaku belum pernah mendengar kasus yang menimpa putra Sri Rejeki.
"Jadi saya justru mau mengucapkan terima kasih kepada ibu korban, Ibu Sri Rejeki.
Kenapa? Karena saya enam bulan di sini (menjabat Panglima), saya tidak dengar,
padahal saya mengawal hampir setiap minggu seluruh proses hukum yang berlangsung," kata Andika, usai rapat kerja bersama Komisi I di DPR RI, Jakarta, Senin (6/6/2022).
"Kebetulan insiden itu terjadi sebelum saya masuk," imbuhnya.
Andika menjelaskan, ada dua perwira yang diduga menjadi pelaku penganiayaan masing-masing berpangkat letnan satu (lettu) dan letnan dua (letda).
Pihak polisi militer telah melimpahkan berkas perkara ke Oditurat Militer Jayapura pada 13 Desember 2021.
Kemudian, Oditurat Militer Jayapura baru melimpahkan ke Oditurat Militer Jakarta pada 25 Mei 2022.
"Jadi ini yang sedang saya telusuri. Saya sudah perintahkan Oditur Jenderal sebagai atasan dari Oditur Militer dan saya sebagai atasan Oditur Jenderal, selidiki apa yang terjadi. Karena saya ingin tahu apa yang terjadi," ujarnya.
Lebih lanjut, Andika menduga ada kesengajaan melambatkan proses pelimpahan berkas perkara kasus tersebut.
Bahkan menurutnya kasus tersebut tidak dibuka secara terang benderang.
"Cuma yang jelas, kasus hukumnya sendiri harus lanjut. Sekarang saya kawal benar. Karena sekarang saya jadi tahu," ujarnya.
"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri yang menyuarakan, mungkin tidak terima karena penanganan yang mengakibatkan korban tewas dari anaknya sendiri,
sehingga beliau kemudian menyuarakan ke publik saya jadi tahu.
Saya janji, saya akan kawal seperti halnya kasus hukum yang sudah terjadi kemarin," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang ibu asal Solo bernama Sri Rejeki (50) menuntut keadilan atas kematian putranya.
Anaknya bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama meninggal saat bertugas di Timika, Papua.
"Enam bulan lalu, meninggal dunia. Saya minta autopsi ulang. Tapi petugas justru hanya memberikan janji akan diberi hasil autopsi," ungkapnya dalam jumpa pers di RM Bunga Padi, Solo, Kamis (2/6/2022).
Sri Rejeki menuturkan, dua hari sebelum peristiwa tragis yang menimpa putranya, dia masih sempat menghubungi melalui video call.
Dalam perbincangan itu, ungkap Sri, korban nampak sehat tidak kurang satu pun. Namun, setelah itu justru dikabarkan meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dan Tribunnews.com