Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadi J Tewas

Bukti Baru Kejanggalan Tewasnya Brigadir J, Diperkirakan Masih Hidup saat Bagian Tubuh Ini Dicabut

Pengusutan kasus tewasnya Brigadir J mulai terkuak setelah melihat kondisi jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo itu.

Editor: Ventrico Nonutu
Kolase Tribun Manada / Istimewa
Kamarudin Simanjuntak dan Brigadir J. Pengusutan kasus tewasnya Brigadir J mulai terkuak setelah melihat kondisi jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo itu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengusutan kasus tewasnya Brigadir J mulai terkuak setelah melihat kondisi jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo itu.

Ada banyak bukti baru yang didapat terkait tewasnya Brigadir J.

Terbaru, ada bekas luka janggal lain yang ada di jenazah Brigadir J.

Baca juga: Presiden Jokowi Peringatkan Polri Soal Penanganan Kasus Penembakan Brigadir J, Tiga Kali Disampaikan

Baca juga: Akhirnya Terungkap Ada Kejanggalan soal Bukti Temuan CCTV Tewasnya Brigadir J, Waktunya Berbeda-beda

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak menyebut kejanggalan-kejanggalan yang baru ditemukan.

Salah satu kejanggalan tersebut yakni ada kuku Brigadir J lepas.


Foto: Autopsi jenazah Brigadir J.

Banyak yang dijadikan bukti baru terkait kematian Brigadir Yosua di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Pengusutan kasus ini semakin terang setelah Polri menemukan CCTV rumah Irjen Ferdy Sambo.

Polri berjanji rekaman videonya juga akan diungkap ke publik setelah penyidikan rampung.

Kamarudin Simanjuntak menyebutkan kejanggalan yakni ada kuku Brigadir J lepas.

Menurut Kamarudin Simanjuntak, kuku jari tangan Brigadir J diduga dicabut paksa saat masih hidup.

"Kemudian kukunya dicabut. Nah kita perkirakan dia masih hidup waktu dicabut jadi ada penyiksaan," katanya saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Kamarudin Simanjuntak juga membeberkan ada luka lain di tangan yang bukan luka tembak.

Satu diantaranya lubang di tangan Brigadir J.

"Di leher ada jeratan semacam tali. Diduga dari belakang ada sayatan, di hidung ada sayatan sampai dijahit, di bawah mata ada beberapa sayatan, kemudian di bahu ada perusakan hancur ini," katanya.


Foto: Rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Selain itu, Kamarudin Simanjuntak juga heran dengan jari Brigadir J yang patah.

Dari temuan kejanggalan ini, Kamarudin Simanjuntak semakin yakin kematian Brigadir Yosua bukan karena baku tembak dengan Bharada E.

Kamarudin Simanjuntak menekankan tidak mungkin pelaku pembunuhan Brigadir J hanya satu orang.

"Oleh karena itu saya sangat yakin betul ini adalah ulah psikopat, atau penyiksaan. Oleh karena itu kita menolak cara-cara seperti ini di negara Pancasila," katanya.

Dikatakan Kamarudin Simanjuntak, keluarga saat ini makin meyakini pembunuhan terhadap Brigadir Yosua sudah terencana karena adanya bekas luka yang janggal.

Seperti ada bekas luka berupa lilitan di leher, yang membuat pihak keluarga semakin curiga.

Sebelumnya, lewat sebuah foto jenazah Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak memperlihatkan ada luka diduga bekas jeratan.

"Kami semakin mendapatkan bukti lain ternyata almarhum Brigadir Yosua ini sebelum ditembak mendapatkan lagi ada luka semacam lilitan di leher artinya ada dugaan bahwa almarhum Brigadir Yosua ini dijerat dari belakang," ujarnya.

Menurut Kamarudin Simanjuntak, jeratan di leher itu meninggalkan bekas luka di jenazah Brigadir J.

Kamarudin Simanjuntak sempat menunjukkan foto bekas luka itu di hadapan awak media.

"Di dalam lehernya itu ada semacam goresan yang keliling dari ke kanan ke kiri seperti ditarik pakai tali dari belakang, dan meninggalkan luka memar," katanya.

Kamarudin Simanjuntak meyakini bukti itu menunjukkan adanya dugaan penganiayaan yang dialami Brigadir J sebelum tewas ditembak.

Pelakunya juga diduga lebih dari satu orang.

"Kami semakin yakin pelaku dugaan tindak pidana ini adalah terencana oleh orang-orang tertentu dan tidak mungkin satu orang karena ada orang yang berperan pegang pistol, ada yang menjerat leher, ada yang menggunakan senjata tajam dan sebagainya," pungkasnya.

Polri Akan Buka Rekaman CCTV

Sementara, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan, nantinya rekaman CCTV itu dibuka setelah proses penyidikan rampung.

Rekaman masih didalami tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"CCTV ini sedang didalami tim khusus yang nanti dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai. Tidak sepotong-potong, juga akan menyampaikan secara komperhensif apa yang telah dicapai timsus," katanya kepada wartawan, Kamis (21/7/2022).

Irjen Dedi Prasetyo bilang, Kapolri mendengarkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat terkait kasus Brigadir J.

Penanganan kasus bakal dilakukan secara transparan dan akuntabel.

"Sekali lagi bapak Kapolri mendengarkan seluruh apa yang menjadi aspirasi di masyarakat dan juga komitmen dari pimpinan Polri dalam rangka menjaga independensi transparan dan akuntabel, tim menunjukkan kinerjanya yang maksimal," pungkasnya.

Telah tayang di TribunJambi.com

Berita Terkait

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved