Brigadir J Tewas
Baru Terungkap Hasil Autopsi Brigadir J Potensi Direkayasa, Begini Kata Ahli Forensik
Hasil Autopsi Brigadir J potensi bisa dimanipulasi namun sangat kecil, begini penjelasan ahli forensik
"Misalnya pun dimanipulasi, itu pasti bisa, cuma hubungannya ini dengan hati nurani," ujar Novianto.
Di sisi lain, seorang ahli bisa saja memberi kesimpulan lain dalam melakukan autopsi jenazah.
Tetapi secara keilmuan dan fakta, hasil autopsi yang direkayasa atau dimanipulasi akan tetap diketahui.
"Jadi bagaimana kita, hasil autopsi kita sampaikan dalam satu pendapat ke penyidik. Itulah pendapat ahli. Jadi pendapat ahli bisa berbeda-beda sesuai fakta dan keilmuan, tetapi kesimpulan bisa berbeda sesuai dengan keahliannya," ujar Novianto.
Autopsi ulang
Novianto menyarankan, jika keluarga memiliki keraguan dan ketidakpuasan, lebih baik melakukan autopsi ulang untuk mendapatkan bukti yang lebih valid.
Autopsi ulang ini, sambung Novianto, harus dilakukan sesegera mungkin.
Sebab, jenazah akan masuk tahap pembusukan, meski sebelumnya jasad sudah mendapat formalin dan melalui ruang pendingin.
"Misalnya ingin autopsi ulang, lebih cepat lebih baik, sebelum terjadi suatu pembusukan. Tentu data berkurang, dan hasilnya juga akan beda dari autopsi pertama," ujarnya.
Sebelumnya, keluarga menilai ada kejanggalan dalam keterangan polisi dalam mengungkap kematian Brigadir J.
Foto : Ahli Forensik dr Novianto Adi Nugroho jelaskan Luka Sayatan di pada Brigadir J. (Kolase Tribun Manado/HO)
Salah satunya mengenai sejumlah luka yang ada di tubuh Brigadir J. Selain luka tembak, keluarga menemukan luka sayat, jari putus hingga luka luka bekas lilitan tali di leher.
Keluarga dan tim kuasa hukum menduga Brigadir J mengalami penyiksaan sebelum meninggal dunia.
Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) lalu.
Menurut keterangan polisi, Brigadir J meninggal dunia dengan tujuh luka tembak masuk, enam luka tembak keluar dan satu proyektil bersarang di dada.
Baku tembak ini diawali dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Telah tayang di Kompas.tv