Brigadir J Tewas
Baru Terungkap Hasil Autopsi Brigadir J Potensi Direkayasa, Begini Kata Ahli Forensik
Hasil Autopsi Brigadir J potensi bisa dimanipulasi namun sangat kecil, begini penjelasan ahli forensik
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya hasil autopsi terkait jenazah Brigadir J disebut disampaikan pada Rabu 20 Juli 2022.
Terkait hal tersebut adanya kecurigaan dari pihak keluarga.
Bahkan disebut oleh Ahli Forensik hasil autopsi bisa di manipulasi.
Baca juga: Potret Ridwan Kamil Saat Ramaikan Citayam Fashion Week, Ayah Eril Itu Juga Beri Pesan buat Anak Muda
Baca juga: Baru Terungkap Temuan Bukti Rekaman CCTV Baru Terkait Kematian Brigadir J, Isi Masih Dirahasiakan
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Hari Ini Kamis 21 Juli 2022, Ini Daftar Wilayah Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
Foto : Ahli Forensik dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS), dr Novianto Adi Nugroho saat berdialog di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (20/7/2022). (Sumber: Kompas TV)
Ahli Forensik dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS), dr Novianto Adi Nugroho menilai, manipulasi hasil autopsi bisa saja terjadi.
Hal ini terkait adanya kecurigaan keluarga terhadap kematian Brigadir Polisi Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Menurut pihak keluarga, salah satu kejanggalan keterangan polisi dalam mengungkap kematian Brigadir J yakni mengenai sejumlah luka yang ada di tubuh Brigadir J.
Novianto menjelaskan, autopsi merupakan salah satu bentuk dari proses penyidikan yang menyertakan penyidik.
Autopsi dilakukan oleh dokter yang hasil pemeriksaannya juga diserahkan ke penyidik.
Menurutnya, dari proses tersebut, potensi memanipulasi hasil autopsi untuk kepentingan tertentu bisa saja terjadi.
"Potensi itu bisa saja ada, tetapi sangat minim. Autopsi itu dilakukan dokter, hasilnya diserahkan ke penyidik. Dokter itu sudah disumpah, dalam artian di sini hubungannya dengan hati nurani bagaimana menyampaikan (hasil autopsi) tersebut," ujar Novianto saat dihubungi KOMPAS TV di program Sapa Indonesia Malam, Rabu (20/7/2022).
Lebih lanjut, Novianto meragukan ada upaya dari ahli forensik untuk merekayasa hasil autopsi.
Ia memastikan, seorang dokter menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan pasien maupun korban walaupun sudah meninggal dunia.
Jika hasil dari autopsi sengaja dimanipulasi, pastinya akan bertentangan dengan sumpah profesi kedokteran, hati nurani, perikemanusiaan, kehormatan, dan pertanggung jawaban kepada Sang Khalik.