Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Baru Terungkap Kejanggalan Brigadir J Tewas Versi Legislator, Tak Ada Selongsong Peluru di Rudis

Trimedya Panjaitan menjelaskan kejanggalan terkait kasus tewasnya ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yakni Brigadir J.

Kolase Tribun Timur
Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J meninggal dunia setelah insiden polisi tembak polisi. Ia sempat mengaku nyaman bekerja bersama Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru terungkap kejanggalan Brigadir J tewas versi legislator anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP yaitu Trimedya Panjaitan.

Trimedya mengungkapkan ada kejanggalan soal tewasnya ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yakni Brigadir J.

Ia mengatakan seharusnya ada selongsong peluru yang tertinggal di TKP dalam dugaan baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.

Baca juga: Sosok yang Diduga Larang Keluarga Buka Peti Jenazah Brigadir J, Punya Jabatan Penting di Polri

Baca juga: Kronologi Pelarian Bupati Mamberamo Tengah ke Papua Nugini, Tambah Daftar DPO KPK

Baca juga: Akhirnya Terungkap Kesaksian Penjual Keliling di Kompleks Rumah Irjen Ferdy Sambo Saat Hari Kejadian

Foto: Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis, (18/7/2019). Trimedya Panjaitan membeberkan kejanggalan versinya soal kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir Yosua di rumah Ferdy Sambo. (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan menjelaskan kejanggalan terkait kasus tewasnya ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Brigadir J atau Nopriansyah Yosua Hutabarat usai baku tembak dengan Bharada E.

Trimedya berujar seharusnya selongsong peluru dalam baku tembak tersebut tertinggal di tempat kejadian perkara yaitu di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Selain itu, Trimedya menyebut seharusnya ceceran darah dari Brigadir Yosua juga ditemukan di lokasi penembakan.

"Kalau ada tembak-tembakan tentu ada selongsong peluru di rumah dinas Kadiv Propam.

Kemudian seharusnya juga ada ceceran darah di rumah Kadiv Propam," katanya seperti dikutip Tribunnews dari YouTube Kompas TV, Selasa (19/7/2022).

Trimedya juga menyoroti kejanggalan lain dalam kasus ini seperti CCTV yang dicopot oleh pihak kepolisian hingga konferensi pers dari Polri yang baru diumumkan tiga hari setelah kejadian yakni Senin (11/7/2022).

"Kemudian juga CCTV yang dinyatakan mati dan di luar (CCTV di sekitar rumah Ferdy Sambo-red) itu juga tidak ada."

"Autopsi terhadap mayat juga tidak dilakukan secara transparan.

Bahkan konferensi pers oleh Kapolres Jakarta Selatan yang dilakukan Selasa tidak menampilkan alat bukti seperti selongsong peluru dan senjatanya."

"Itu keganjilan-keganjilan yang terungkap pada saat polisi menjelaskan kematian dari Yosua Hutabarat ini," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved