Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Haji

Lampu di Terowongan Mina Mati Hampir Satu Jam, Dikabarkan Banyak yang Jadi Korban, Ini Faktanya

Dalam sebuah unggahan oleh salah satu pengguna Twitter, disebutkan peristiwa terjadi sekitar pukul 05.30 waktu Arab Saudi.

Istimewa/Internet
Heboh Video tragedi terowongan Mina 2015 kembali beredar pada musim haji 2022. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di media sosial, beredar video tentang mati lampu di terowongan Mina.

Video tersebut diunggah oleh akun Facebook ini, Selasa (12/7/2022).

Selain itu, turut dibagikan satu video lain memperlihatkan sejumlah jenazah yang sudah ditutup kain putih di sebuah tempat.

Baca juga: Menko Polhukam Mahfud MD Tegas Desak Kapolri Tuntaskan Kasus Brigadir J: Jangan Melindungi Tikus

"Mati lampu banyak jadi korban di terowongan mina," demikian tulis pemilik akun.

Video yang merekam matinya lampu di Terowongan Mina, Mekkah, Arab Saudi saat sedang dilintasi oleh jemaah haji asal Indonesia yang akan melakukan lempar jumlah, ramai di media sosial sejak beberapa hari yang lalu.

Disebutkan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (10/7/2022) pagi.

Dalam sebuah unggahan oleh salah satu pengguna Twitter, disebutkan peristiwa terjadi sekitar pukul 05.30 waktu Arab Saudi.

"Terowongan Mina tiba2 gelap gulita. Jamaah sempat panik. Yg msh diluar ditahan. Dilarang masuk. Kejadian tadi pagi sekitar jam 5.30 Waktu Arab Saudi," tulis dia sembari mengunggah video berdurasi 1 menit 9 detik.

Dalam video itu, terlihat ratusan orang tengah berjalan melintasi terowongan dalam kondisi normal, lampu menyala dan terang.

Namun, tiba-tiba lampu mati dan membuat suasana sekitar menjadi gelap, hanya terdapat cahaya dari ponsel para jemaah.

Lantas, bagaimana fakta yang sebenarnya?

Penjelasan Kemenag soal insiden mati lampu di Mina

Saat dikonfirmasi, Kepala Subdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag), M Noer Alya Fitra membenarkan adanya insiden mati lampu di Mina tersebut.

"Benar kejadiannya, namun itu kejadian pada pagi hari sekitar jam 5-6 pagi tanggal 10 Juli 2022," jawab pria yang akrab disapa Nafit ini, Kamis (14/7/2022).

 Meski lampu sempat mati, namun pihaknya memastikan tidak ada jemaah haji asal Indonesia yang menjadi korban, baik meninggal ataupun luka dalam tragedi matinya lampu Terowongan Mina tersebut.

"Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, tidak ada sama sekali," jelas Nafit.

Mati Lampu di Trowongan Mina, Minggu (10/7/2022)
Mati Lampu di Trowongan Mina, Minggu (10/7/2022) ((Twitter))

Bahkan, ia menyebut setelah lampu berhasil diperbaiki dan kembali menyala, jemaah bisa kembali melanjutkan proses ibadah.

"Jemaah tetap dapat melaksanakan ibadah lontar jamarat dengan baik," pungkas dia.

Dikutip dari Antara, terowongan yang mati lampu tepatnya adalah terowongan atas menuju jalur atas Jamarat tiga atau lantai tiga.

Lampu mati hampir selama satu jam, sejak pukul 05.15-06.10 waktu setempat.

"Tadi pagi, begitu jemaah selesai Subuh mau ke Jamarat melewati terowongan tersebut terjadi mati lampu, tapi alhamdulillah tidak lama segera bisa diatasi oleh pihak Arab Saudi dan sekarang sudah normal kembali," kata Wakasatops Masyair 3, Harun Al Rasyid yang ada di Mina.

Insinden terowongan Mina di masa lalu

Ia menyebut jemaah diminta untuk menunggu perbaikan dilakukan, tidak panik, dan tetap tenang.

Ia memperkirakan listrik di terowongan itu padam akibat terjadinya arus pendek listrik, karena sejak malam hari, lampu Terowongan sudah menunjukkan masalah.

Terkadang mati, terkadang menyala redup.

Peristiwa matinya lampu di Terowongan Mina sedikit banyak membuat masyarakat Indonesia khawatir, pasalnya pada tahun-tahun sebelumnya, ada sejumlah insiden di area yang sama yang menyebabkan jemaah haji meninggal akibat berdesak-desakan dan terinjak-injak.

Misalnya insiden di Mina pada 2015 yang menyebabkan lebih dari 450 jemaah haji meninggal dan lebih dari 700 jemaah mengalami luka-luka.

Kekhawatiran misalnya diungkapkan oleh salah satu pengguna Twitter.

"Listrik terowongan mina mati sekitar 1 jam. Khawatir karna kipas tidak nyala dan pasokan udara terbatas," tulis dia.

Tragedi Mina dari tahun ke tahun

  • 12 Desember 1975

Kompas.com (1/2/2020), yang mengutip Harian Kompas 7 Februari 2004, memberitakan kebakaran hebat terjadi di Mina yang menghanguskan ratusan ribu tenda tempat menginap jemaah haji.

Musibah ini menewaskan 188 orang, dua orang di antaranya berasal dari Indonesia.

Kebanyakan korban meninggal karena terinjak-injak saat menyelamatkan diri.

Selain korban meninggal, sebanyak 151 orang dilaporkan luka-luka.

  • 2 Juli 1990

Musibah kembali melanda jemaah haji di terowongan Mina.

Sebanyak 643 orang Indonesia dari korban sebanyak 1.426 orang tewas dalam musibah di Terowongan Al Mualisin, Haratul Lisan.

Musibah terjadi saat 5.000 orang dari berbagai negara yang akan dan telah melakukan pelemparan jumrah terjebak dan berdesak-desakan di terowongan yang ketika itu hanya berkapasitas 1.000 orang.

Keadaan diperparah oleh sistem ventilasi rusak, yang membuat panik jemaah yang berada di dalam terowongan.

  • 7 Mei 1995

Musibah kebakaran melanda beberapa tenda tempat menginap jemaah calon haji di dekat Mina.

Bencana ini menewaskan tiga orang. Korban luka tercatat 99 orang.

  • 15 April 1997

Kebakaran besar kembali melahap puluhan ribu tenda jemaah haji di Mina, dekat Mekkah.

Api berasal dari tabung gas yang digunakan memasak, kemudian menjalar di jembatan yang menghubungkan antara Mekkah dan Mina.

Api kemudian menjalar ke Mina dibawa angin kencang.

Kobaran api baru dapat dipadamkan lima jam kemudian.

Kebakaran yang meliputi kawasan seluas 25 kilometer persegi itu menelan korban jiwa 343 orang asal India, Pakistan, dan Banglades.

Sebanyak 1.500 orang lainnya dilaporkan luka-luka.

Akibat insiden itu, di tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Arab Saudi menggelar tenda anti-api untuk jemaah haji.

  • 9 April 1998

Musibah kembali terjadi saat ibadah melempar jumrah.

Sebanyak 118 orang tewas, dua orang di antaranya berasal dari Indonesia.

Peristiwa memilukan ini terjadi di Jamarat (tempat pelemparan jumrah, tugu batu lambang setan) di Mina.

Musibah terjadi karena desak-desakan saat melempar tiga jumrah, Aqabah, Ula, dan Wustha. Mereka yang kalah dalam desak-desakan itu terjatuh dan kemudian terinjak-injak.

  • 5 Maret 2001

Tragedi Mina kembali terulang karena kepadatan yang luar biasa dan saling desak ketika akan melempar jumrah.

Banyak peserta ibadah berusia tua jatuh tersandung.

Musibah ini menyebabkan 35 orang dari berbagai negara, empat orang di antaranya berasal dari Indonesia, tewas.

Sebagian korban meninggal dunia akibat sesak napas. Sisanya terinjak-injak oleh anggota jemaah bertubuh lebih besar.

  • 1 Februari 2004

Akibat berdesakan dan saling dorong, 54 anggota jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia karena terinjak-injak.

Kekacauan yang tidak terkendali ini terjadi ketika jemaah haji berangkat menuju Jembatan Jamarat di Mina untuk melempar jumrah.

Musibah yang berlangsung selama 27 menit itu menyebabkan 251 orang tewas.

Sebanyak 244 orang dilaporkan luka-luka.

  • 24 September 2015

Diberitakan Antara, 7 Juni 2016, ratusan anggota jemaah haji meninggal dunia karena berdesak-desakan di satu jalan di Mina.

Menurut data resmi dari berbagai negara, sedikitnya 2.297 anggota jamaah haji meninggal dunia dalam tragedi itu.

Sementara Pemerintah Arab Saudi melaporkan jumlah korbannya 769 orang.

Tragedi itu terjadi saat jamaah berjalan di tengah cuaca panas menuju Jamarat, tempat mereka menjalankan ritual melempari setan dengan batu, di kota Mina, bagian barat Arab Saudi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved