Polisi Tembak Polisi
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Peluk dan Cium Kening Irjen Ferdy Sambo, Beri Dukungan
Irjen Fadil Imran pun angkat bicara terkait video pertemuannya dengan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Insiden polisi tembak polisi di rumah dinas kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menyita perhatian.
Dalam peristiwa itu, Brigadir J tewas usai terkena tembakan Bharada E.
Kasus itu pun hingga kini masih dalam penanganan polisi.
Baca juga: Potret Richard Eliezer Lumiu, Polisi Manado yang Disebut Sosok Bharada E, Dituding Tembak Brigadir J
Baca juga: Kesaksian Putri Candrawathi, Istri Irjen Ferdy Sambo Sudah Beri Keterangan, Singgung Soal Pelecehan
Belum lama ini beredar video pertemuan antara Kapolda Metro Jaja dan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Irjen Fadil Imran pun angkat bicara terkait video pertemuannya dengan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Foto: Momen Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran memeluk dan mencium kening Irjen Ferdy Sambo.
Pertemuan itu dilakukan Fadil Imran sekadar untuk memberikan dukungan kepada adik tingkatnya di akademi kepolisian yang sedang menghadapi masalah.
"Saya memberikan support pada adik saya Sambo agar tegar menghadapi cobaan ini," kata Fadil dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (14/7/2022).
Menurut Fadil Imran, permasalahan yang kini dihadapi Ferdy Sambo tidaklah mudah untuk dilewati.
Fadil Imran berujar, perlu ada dukungan dari orang sekitar agar Sambo bisa tegar menghadapi cobaan.
"Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja," ujar Fadil Imran.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan momen saat Fadil berpelukan dengan Sambo beredar di media sosial.
Dalam video itu, tampak Fadil Imran mendekati Ferdy Sambo dan langsung memeluknya. Terlihat raut wajah sedih Ferdy Sambo kala mendaratkan kepalanya di bahu Fadil Imran.
Sesekali Fadil menepuk-nepuk bahu Ferdy Sambo seolah memberikan dukungan dan menunjukkan rasa simpati kepada Kadiv Propam Polri itu.
Fadil Imran juga mencium kening Ferdy Sambo yang tampak tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Foto: Irjen Fadil Imran.
Seperti diketahui, Ferdy Sambo tengah menjadi topik perbincangan karena baku tembak antar polisi terjadi di kediamannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan, peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E itu terjadi pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.
Aksi baku tembak yang menewaskan Brigadir J itu disebut dipicu perilaku Brigadir J yang diduga melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.
Kesaksian Istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo
Istri Irjen Ferdy Sambo telah menjalani pemeriksaan di Polres jakarta Selatan terkait dengan insiden polisi tembak polisi yang menewarkan Brigadir Nopriansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo disebut menjadi saksi kunci kasus yang menyeret nama Brigadir J dan Bharada E tersebut.
Dalam kesaksiannya, istri Irjen Ferdy Sambo itu menyinggung soal pelecehan seksual.
Keterangan yang disampaikan oleh Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Ini seperti diungkapkan Novita Tandry yang mendampingi istri Kepala Kadiv Propam.
“Yang saya dapat informasi bahwa Ibu Putri Candrawathi sudah memberikan BAP (berita acara pemeriksaan) di Polres Jakarta Selatan. Kalau tidak salah beberapa hari yang lalu. (Sekitar) dua hari yang lalu,” ucap Novita Tandry dilansir dari KOMPAS TV, dikutip Kamis (14/7/2022).
Menurut Novita, Putri Candrawathi sudah menyampaikan soal pelecehan seksual yang dialami kepada penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Namun, sambung Novita, keterangan yang disampaikan Putri Candrawathi belum detail.
“Pelecehan seksual yang dialami ini juga sudah dituangkan di dalam BAP di Polres Jakarta Selatan,” kata Novita.
Novita lebih lanjut menyampaikan, istri Kadiv Propam saat ini masih membutuhkan pendampingan setelah apa yang dialaminya pada Jumat (8/7/2022).
“Pendampingan, psikologis, (Ibu Putri) tidak boleh ditinggal tentunya, apalagi Ibu Putri juga Ibu dari empat orang anak ya dan yang paling kecil itu masih berusia satu setengah tahun,” kata Novita.
Semuanya anaknya itu juga masih di dalam bangku sekolah.
"Yang semuanya tentu merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya. Pendampingan kepada empat orang anaknya ini juga sangat diperlukan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya aksi baku tembak polisi tembak polisi terjadi di rumah dinas Kadiv Propam antara Bharada E dan Brigadir Yosua.
Polisi tembak polisi ini menewaskan Brigadir Yosua.
Baku tembak itu terjadi karena dipicu aksi pelecehan yang diduga dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan, istri Kadiv Propam berteriak karena Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat memasuki kamar pribadinya.
Bukan hanya itu, Brigadir J diduga berusaha melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata.
“Ibu berteriak minta tolong, akibat teriakan tersebut Brigadir J panik dan keluar dari kamar. Kemudian mendengar teriakan dari Ibu, maka Bharada E yang saat itu berada di lantai atas menghampiri,” kata Ramadhan.
Ramadhan menuturkan posisi Bharada E dengan Brigadir J berjarak 10 meter.
Bharada E yang berada di lantai atas, bertanya ada apa ke Brigadir J, namun direspons dengan tembakan.
“Akibat tembakan tersebut, terjadilah saling tembak dan berakibat Brigadir J meninggal dunia,” ujar Ramadhan.
Telah tayang di Kompas.com dan di TribunManado.co.id