Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional Politik

Duet Puan-Anies untuk Pilpres 2024 Kecil Peluang Menang, Pangamat: 'Dua-duanya Ingin Jadi Capres'

Jamiluddin Ritong mengungkap dua alasan kenapa duet Gubernur DKI Jakarta dan Ketua DPR RI tersebut sulit terwujud.

Editor: Frandi Piring
Instagram Anies Baswedan
Duet PuanMaharani-Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 Kecil Peluang Menang. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wacana duet Anies Baswedan dan Puan Maharani dinilai bakal sulit terwujud di Pilpres 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga.

 Jamiluddin Ritong mengungkap dua alasan kenapa duet Gubernur DKI Jakarta dan Ketua DPR RI tersebut sulit terwujud.

“Pertama, Anies dan Puan sama-sama ingin posisi Capres (Calon Presiden).

Tidak ada yang ingin menjadi Cawapres,” kata Jamiluddin Ritonga kepada Tribunnews.com, Selasa (12/7/2022).

 Jamiluddin Ritonga menjelaskan Anies Baswedan dengan segala kapasitas dan elektabilitasnya merasa layak menjadi Capres.

Dengan demikian, sambung dia, tidak sepantasnya ia menjadi Cawapresnya Puan Maharani yang kapasitas dan elektabilitasnya di bawah Anies Baswedan.

Semenetara itu, bagi Puan Maharani dan PDIP yang merupakan pemenang Pileg 2019, merasa paling berhak menjadi Capres.

“Anies yang tak memiliki partai, sudah sepantasnya hanya menjadi Cawapres,” ujarnya.

Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini mengatakan, alasan kedua ialah segmentasi pendukung Anies Baswedan dan Puan Maharani sangat berbeda.

Kata Jamiluddin, karakter pendukung Anies Baswedan cenderung terdidik dan religius.

Hal itu dinilainya bertolak belakang dengan segmentasi Puan Maharani.

Puan, sambung dia, lebih banyak didukung simpatisan nasionalis yang cenderung menolak keras Anies Baswedan.

Fanatisme kedua simpatisan itu terlihat sulit untuk bersatu untuk mengusung Puan dan Anies pada Pilpres 2024 mendatang.

“Karena itu, sulit dipercaya duet ini dapat menghilangkan perseteruan kampret-cebong.

Apalagi Puan bukanlah sosok yang dihormati di kelompok cebong,” kata Jamiluddin.

Bahkan, ia menilai bahwa Anies lebih baik jika diusung partai selain PDIP, mengingat bertolak belakangnya kedua simpatisan masing-masing tokoh tersebut.

“Karena itu, berhentilah untuk menduetkan Anies dan Puan. Sebab, kalau pun dipaksakan duet Anies-Puan untuk menang pun relatif kecil.

Sebab, pendukung Anies dan Puan bukan saling mendukung tapi justru saling meniadakan,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyambut baik wacana duet Puan dan Anies.

Ia menilai pasangan tersebut bisa memenangkan Pilpres 2024 dengan satu putaran saja.

"Wah pasangan bagus itu, bisa-bisa satu kali putaran itu pasangan.

Menurut saya, ini (kalau jadi) bisa-bisa rekonsiliasi nasional antara cebong kampret," kata Bahlil dalam rilis lembaga Survei Indikator Politik Indonesia secara virtual, Senin (11/7/2022).

Suvei elektabilitas: Anies kalah dari Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berada di posisi teratas dalam survei calon presiden (Capres) 2022.

Ganjar Pranowo mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Hasil survei tersebut dirilis oleh lembaga survei Parameter Politik Indonesia, Selasa (12/7/2022).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, melalui pertanyaan terbuka yang ditujukan ke responden, Ganjar mengungguli Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Responden kita minta untuk menjawab secara spontan. Pertanyaannya adalah, jika pilpres dilakukan saat ini dan Jokowi tidak bisa mencalonkan kembali dalam pilpres, kira-kira siapakah tokoh nasional yang akan dipilih untuk menjadi capres Republik Indonesia 2024?" kata Adi saat merilis hasil survei yang digelar secara virtual, Selasa.

Alhasil, elektabilitas kader PDIP tersebut mencapai 25,4 persen. Kemudian disusul Prabowo 19,0 persen, Anies 18,8 persen, dan seterusnya.

"Ganjar Pranowo mendapatkan 25,4 persen, kemudian disusul oleh Prabowo Subianto 19,0 persen, disusul Anies Baswedan 17,8 persen, Ridwan Kamil 7,6 persen, AHY 3,4 persen, Sandi 2,9 persen dan seterusnya," ujar Adi.

Menurut Adi, temuan tersebut sesuai dengan survei yang dilakukan Parameter Politik pada bulan-bulan sebelumnya.

"Di mana, tiga besar itu didominasi oleh Ganjar, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan meski dalam rentang jarak yang relatif agak sedikit berjauh," ucapnya.

Diketahui, survei ini menggunakan metode telepolling menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh enumerator terlatih dan dilakukan pada 15-29 Juni 2021.

Sementara, tingkat kepercayaan survei ini adalah 95 persen dengan Margin of Error sebesar 2,9 persen.

Adapun quality control dilakukan dengan aplikasi dan respondents check pada 30 persen responden untuk setiap enumerator.

Berikut urutan elektabilitas hasil survei Parameter Politik:

1. Ganjar Pranowo 25,4 persen

2. Prabowo Subianto 19,0 persen

3. Anies Baswedan 17,8 persen

4. Ridwan Kamil 7,9 persen

5. Agus Harimurti Yudhoyono 3,4 persen

6. Sandiaga Uno 2,9 persen

7. Basuki Tjahaja Purnama 2,6 persen

8. Tri Rismaharini 1,5 persen

9. Erick Thohir 0,9 persen

10. Puan Maharani 0,8 persen

11. Khofifah Indar Parawansa 0,3 persen

12. Muhaimin Iskandar 0,1 persen

13. Salim Segaf Al Jufri 0,1 persen

14. Sri Mulyani 0,1 persen

15. Fahri Hamzah 0,1 persen

16. Tidak menjawab 17,3 persen

Baca juga: Partai Demokrat Dikabarkan Ajukan Nama AHY untuk Capres/Cawapres 2024 Sebagai Syarat Koalisi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Ungkap 2 Alasan Wacana Duet Anies Baswedan dan Puan Maharani Sulit Terwujud di Pilpres 2024, https://www.tribunnews.com/nasional/2022/07/12/pengamat-ungkap-2-alasan-wacana-duet-anies-baswedan-dan-puan-maharani-sulit-terwujud-di-pilpres-2024?page=all&_ga=2.172955619.1190125211.1657761903-1380375930.1657761902.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved