Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Tembak Polisi

Beda Pernyataan Dua Pimpinan Kompolnas Soal Baku Tembak Dua Polisi yang Sebabkan Brigadir J Tewas

pernyataan berbeda antara dua pimpinan Kompolnas yaitu Ketua Kompolnas Mahfud MD dan Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto

Editor: Alpen Martinus
Kolase Tribun Manado
Beda pernyataan Benny Mamoto dan Mahfud MD dua pimpinan Kompolnas akan kejadian baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah Kadiv Propam 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Peristiwa baku tembak antara dua polisi di rumah Kadiv Propam Polri yang menyebabkan tewasnya Brigadir J menuai sorotan masyarakat.

Komosi Kempolisan Nasional (Kompolnas) pun melakukan penyelidikan.

namun ada pernyataan berbeda antara dua pimpinan Kompolnas yaitu Ketua Kompolnas Mahfud MD dan Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto terkait kasus tersebut.

Baca juga: Baru Terungkap Hasil Gelar Perkara Kasus Pembunuhan di Subang, Benny Mamoto Singgung Soal Saksi

Simak video terkait :

Menurut Menkopolhukam sekaligus Ketua Kompolnas Mahfud MD banyak kejanggalan dalam kasus ini

Diketahui, kasus Polisi Tembak Polisi melibatkan Bharada E dan Brigadir J yang berujung pada tewasnya Brigadir J atau Brigadir Yosua atau Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat. 

Menurut Mahfud MD, kasus yang melibatkan Bharada E sebagai pelaku penembakan dan Brigadir J sebagai korban tewas, tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja.

Ia mengatakan penjelasan Polri di kasus penembakan yang menyeret dua ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo tidak jelas.

Baca juga: Nasib Bharada E Usai Tembak Mati Brigadir J di Rumah Ferdy Sambo, Polisi: Membela Diri & Membela Ibu

Brigpol Norpryansah Yosua Hutabarat tewas usai terlibat aksi baku tembak dengan sesama anggota polisi di Jakarta.
Brigpol Norpryansah Yosua Hutabarat tewas usai terlibat aksi baku tembak dengan sesama anggota polisi di Jakarta. (Istimewa)

"Karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud  kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).

Mahfud menyebut kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan dalam kasus penembakan yang terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Menurut Mahfud, lebih dari satu tahun terakhir, Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik, sesuai hasil berbagai lembagai survei.

"Kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan, serta penegakan hukum.

Baca juga: Hasil Penyelidikan Kompolnas Terhadap Tewasnya Brigadir J Akibat Baku Tembak, Bantah Ada Kejanggalan

Hasil survei terakhir Indikator Politik yang baru diumumkan kemarin misalnya mengatakan begitu," katanya

Maka itu, Mahfud lebih lanjut menilai apa yang dilakukan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit dengan membentuk tim investigasi untuk kasus ini sudah tepat

"Itu sudah mewakili sikap dan langkah pemerintah sehingga Kemenkopolhukam akan mengawalnya," kata dia.

Mahfud juga sudah berpesan kepada Benny Mamoto selaku Sekretaris Kompolnas untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu Polri membuat perkara menjadi terang.

"Perkembangannya bagus juga karena selain membentuk tim, Kapolri juga sudah mengumumkan untuk menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM guna mengungkap secara terang kasus ini," tandas Eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Sementara itu, Irjen (Purn) Benny Mamoto Ketua Harian Kompolnas justru punya pernyataan berbeda.

Ia membantah soal kejanggalan terkait kematian Brigadir J dalam baku tembak dengan Bharada E di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Sebelumnya, ayah Brigadir J mengungkap beberapa kejanggalan dalam kematian putranya.

Kejanggana itu di antaranya soal luka sayatan dan luka lebam di tubuh Brigajir J.

"Tidak ada," kata Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (13/7/2022).

Benny mengatakan pihaknya sudah turun ke lapangan meninjau TKP dan tidak melihat adanya kejanggalan.

Lebih lanjut, Benny Mamoto menjelaskan soal beredarnya isu ada luka sayatan dan luka lebam.

"Itu sudah kami klarifikasi dan melihat fotonya tidak ada luka sayatan, yang ada bekas luka pecahan peluru."

"Kemudian, dikatakan jarinya putus, itu tidak. Jarinya luka, tapi bukan putus," ungkap Benny Mamoto.

Terkait luka lebam, Benny Mamoto menyebut, tidak ada aksi pemukulan berdasarkan keterangan para saksi.

Dikutip dari Kompas.tv, Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan luka sayat di tubuh Brigadir J diduga merupakan akibat gesekan proyektil peluru.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian RI mengungkap alasan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

"Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Ramadhan menuturkan bahwa fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.

Dua saksi yang diperiksa diantaranya adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri KadivPropam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Ia menuturkan bahwa Istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.

Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

Menurutnya, kehadiran Bharada E pun Brigadir J menjadi panik.

Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharasa yang berdiri di depan kamar.

“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E,” tukas Ramadhan.

Diketahui, Bharada E merupakan Anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadivpropam.

Sedangkan Brigadir J adalah Anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai Supir dinas istri KadivPropam.

Kadiv Propam Tak di Rumah

Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo disebut tak berada di kediamannya saat insiden penembakan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kepada Bharada E pada Jumat (8/7/2022).

"Jadi waktu kejadian penembakan tersebut Pak Sambo, Pak Kadiv, tidak ada di rumah tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Ia menuturkan bahwa Irjen Ferdy Sambo sedang keluar rumah untuk melakukan tes PCR Covid-19 saat insiden penembakan tersebut.

"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ungkapnya.

Lebih Lanjut, Ramadhan menuturkan bahwa Irjen Ferdy Sambo baru mengetahui adanya peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya.

Seusai itu, dia langsung melihat Brigadir J yang sudah dalam kondisi meninggal dunia.

"Setelah kejadian, Ibu (Istri) Sambo menelpon Pak Kadiv Propam.

Kemudian datang, setelah tiba di rumah Pak Kadiv Propam menerima telpon dari ibu.

Pak Kadiv Propam langsung menelpon Polres Jaksel dan Polres Jaksel melakukan olah TKP di rumah beliau," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Bangkapos.com dan Tribunnews.com 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved