Baku Tembak di Jakarta
Kejanggalan Baru Kematian Brigadir J, Satu Persatu WhatsApp Keluarganya Diretas Tak Bisa Diakses
Hal janggal atas kematian Brigadir J alias Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat kembali mencuat. Satu persatu nomor WhatsApp keluarganya diretas.
Kasus ini menjadi perhatian nasional, mengingat Yosua adalah ajudan jenderal bintang dua.
Selain itu, kejadian juga di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo (kemudian diralat Polisi hanya rumah singgah).
Satu di antara kejanggalan adalah adanya luka sayatan di tubuh Yosua.
Berdasarkan versi Mabes Polri, luka tersebut dari goresan proyektil atau terserempet peluru saat baku tembak.
Anggota DPR RI, TB Hasanuddin, yang punya latar belakang militer dengan segudang pengalaman memastikan luka sayatan di tubuh Yosua Hutabarat itu tak mungkin dari peluru.
Seseorang yang terserempet peluru, ungkapnya, seharusnya akan mendapatkan luka bakar, bukan luka sayat.
"Peluru itukan panas (saat ditembakkan). Kalau nyerempet, ya lukanya luka bakar," ujar TB Hasanuddin, dikutip dari Tribunjabar.
Dia mendesak Kapolri menurunkan tim khusus untuk melakukan investigasi pada kasus ini karena menyangkut manusia.
"Lakukan saja penyelidikan terbuka. Jenazahnya divisum. Kok orang meninggal langsung dikirim saja," ucapnya.
Hal lain yang menurutnya janggal adalah terkait dengan pangkat dua orang yang disebut polisi baku tembak.
Satu orang berpangkat Bharada, yang kemudian disebutkan sebagai ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo,
Satu orang lagi berpangkat Brigadir, yakni Yosua, yang kemudian disebut sebagai sopir istri Ferdy Sambo.
"Itu kebalik. Sopir yang seharusnya Bharada, untuk ajudan pangkatnya Brigadir," tegasnya.
Apalagi dengan penjelasan Ferdy Sambo sedang tidak berada di rumah, tapi ajudan malah di rumah, dia bilang itu aneh.
Sebab harusnya ajudan akan ikut pergi bersama Sambo ketika pergi meninggalkan rumah.