Polisi Tembak Polisi
Baru Terungkap Tim Inafis Bawa 3 Koper Usai Olah TKP Tewasnya Brigadir J di Rumah Dinas Kadiv Propam
Kepolisian terjunkan tim inafis untuk olah TKP di rumah dinas Kadiv Propam, tiga koper dibawa usai gelar olah TKP
TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus penembakan Brigadir.
Diketahui polri menurunkan tim inafis untuk gelar olah TKP.
Setelah melakukan olah TKP tim inafis membawa barang berupa koper sebanyak tiga buah.
Baca juga: Perintah Presiden Jokowi ke Kapolri Soal Kasus Polisi Baku Tembak yang Tewaskan Brigadir Nopryansah
Baca juga: Detik-detik Rumah Orangtua Brigadir J Didatangi Puluhan Polisi, Keluarga Dilarang Mendokumentasi
Baca juga: Terungkap Usai Pemakaman, Puluhan Polisi Datangi Rumah Brigadir J, Keluarga Merasa Diintimidasi
Foto : Rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan diduga menjadi lokasi penembakan yang menewaskan Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat, Senin (11/7/2022). (Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com)
Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rabu (13/7/2022).
Olah TKP digelar di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto dan Wakapolres AKBP Harun terlihat berada di lokasi.
Selain itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit juga ikut dalam olah TKP kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam.
Pantauan TribunJakarta.com sekitar pukul 12.20, tim Inafis Polri membawa tiga koper saat keluar dari rumah dinas Ferdy Sambo.
Dua koper di antaranya berwarna hitam dan satu koper lainnya berwarna oranye.
Hingga kini olah TKP di rumah dinas Kadiv Propam masih berlangsung.
Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan rekannya sesama polisi, Bharada E, di rumah dinas Kadiv Propam di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00.
Kapolres mengungkapkan, baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam dipicu pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo.
Ketika itu disebutkan bahwa istri Ferdy Sambo baru saja pulang dari perjalanan luar kota dan sedang menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes PCR.
Istri Kadiv Propam itu kemudian beristirahat di kamar pribadinya yang berada di lantai dasar.
"Setelah berada di kamar, sambil menunggu karena lelah mungkin pulang dari luar kota, ibu (istri Ferdy Sambo) sempat tertidur," ujar Budhi.
Secara tiba-tiba, jelas Budhi, Brigadir J masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan seksual.
"Tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu. ," terang Kapolres.
Budhi menuturkan, istri Ferdy Sambo terkejut dengan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J. Istri Ferdy Sambo lalu berteriak meminta tolong. Teriakan itu membuat Brigadir J panik.
"Saudara J membalas 'diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan kd ibu Kadiv," ucap Budhi.
Bharada E dan seorang saksi berinisial K yang sedang berada di lantai 2 bergegas turun tangga mendengar teriakan meminta tolong.
"Baru separuh tangga, kemudian melihat saudara J keluar dari kamar tersebut. Saudara RE menanyakan ada apa, bukan dijawab tapi dilakukan dengan penembakan," kata Budhi.
Setelahnya, baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J tak terelakkan.
Dalam baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Bharada E menggunakan senjata jenis Glock yang berisi 17 butir peluru.
"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru. Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan atau ditembakan," ungkap Budhi.
Sementara itu, Brigadir J menggunakan senjata jenis HS berisi 16 butir peluru. Ia disebutkan melepaskan 7 tembakan ke arah Bharada E.
Namun, dari 7 tembakan yang ditembakan, tak ada satu peluru pun yang mengenai Bharada E.
Sebaliknya, Brigadir J menderita 7 luka tembak dari 5 tembakan yang dilepaskan Bharada E. Satu tembakan di antaranya bersarang di dada Brigadir J.
"Dari 5 tembakan yang dikeluarkan Bharada RE tadi, disampaikan ada 7 luka tembak masuk. Satu proyektil bersarang di dada," ujar Budhi.
Belakangan diketahui bahwa Bharada E masuk dalam tim penembak nomor satu di Resimen Pelopor.
Foto : Suasana di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo saat digelar olah TKP kasus polisi tembak polisi di Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022). (Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com)
"Sebagai gambaran informasi, kami juga melakukan interogasi terhadap komandan Bharada RE bahwa Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue, dan di Resimen Pelopor dia sebagai tim penembak nomor satu kelas satu di Resimen Pelopor," ungkap Budhi.
Polisi menyatakan belum menemukan alat bukti untuk meningkatkan status Bharada E menjadi tersangka.
Kombes Budhi mengatakan, hingga kini Bharada E masih berstatus sebagai saksi.
"Perlu kami sampaikan bahwa yang bersangkutan sebagai saksi," kata Budhi.
Budhi menjelaskan, penyidik belum menemukan alat bukti untuk meningkatkan status Bharada E menjadi tersangka.
"Sampai saat ini kami belum menemukan satu alat bukti pun yang mendukung untuk meningkatkan statusnya sebagai tersangka," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com