Baku Tembak di Jakarta
Baru Terungkap Kenapa Bharada E Tak Terluka saat Baku Tembak dengan Brigadir J, Ternyata karena ini
Dalam baku tembak itu, Brigadir J meninggal dunia, sedangkan Bharada E yang melepaskan tujuh tembakan, sama sekali tak terluka.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus baku tembak sesama polisi di Jakarta menarik perhatian publik.
Pasalnya ditemukan banyak keganjalan yang terjadi dalam insiden baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J.
Diketahui Brigadir J dan Bharada E adalah Ajudan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Brigadir J dan Bharada E saling baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Namun naas bagi Brigadir J yang harus meninggal dunia.
Diketahui, aksi polisi tembak polisi ini melibatkan Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J (sopir istri Irjen Ferdy Sambo) dan Bharada E (ajudan Irjen Ferdy Sambo).
Dalam baku tembak itu, Brigadir J meninggal dunia, sedangkan Bharada E yang melepaskan tujuh tembakan, sama sekali tak terluka.
Kondisi yang sangat bertolak belakang ini pun dirasa janggal oleh masyarakat, padahal keduanya baku tembak dari jarak dekat.
Menanggapi hal itu, Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengungkap hasil penyelidikan, kenapa Bharada E sama sekali tak terluka saat baku tembak.
Menurut Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, saat kejadian, Bharada E ketika itu berada di lantai yang lebih tinggi.
"Tidak ada (kena tembak), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindungi," ujar Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Senin (11/7/2022), dikutip dari Kompas.tv.
Penembakan terjadi ketika Bharada E menegur Brigadir J, tetapi korban tidak terima.
Brigadir J disebut sempat melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, mengungkapkan Brigadir J melecehkan istri Irjen Ferdy ketika berada di dalam kamar.
Ramadhan menyebut Brigadir J menodongkan senjata ke kepala istri Kadiv Propam Polri itu.
“Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar,” ujar dia, dilansir Kompas.com.
Ketika peristiwa itu terjadi, istri Irjen Ferdy Sambo sempat berteriak minta tolong hingga terdengar Bharada E yang berada di lantai atas.
Bharada E pun sempat menanyakan soal teriakan itu kepada Brigadir J dari lantai atas.
Namun, Brigadir J justru melepaskan tembakan pada Bharada E.
“Setelah dengar teriakan, itu Bharada E itu dari atas, masih di atas itu bertanya, ‘Ada apa Bang?’ Tapi, langsung disambut dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J,” ungkap Ramadhan.
Atas tembakan itu, Bharada E pun membalas Brigadir J dengan tembakan.
Kejadian baku tembak antara kedua polisi itu kemudian menewaskan Brigadir J.
Ramadhan mengatakan, saat kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo selaku pemilik rumah disebutkan sedang tidak berada di lokasi.
Namun, istrinya sempat menelepon Irjen Ferdy Sambo, lalu sang suami menelepon Polres Jakarta Selatan.
“Pak Kadiv Propam langsung menelepon Polres Jakarta Selatan dan Polres Jakarta Selatan melakukan olah TKP,” ujarnya.

Senjata Api yang Dibawa Bharada E Sudah Sesuai SOP
Dalam insiden baku tembak dengan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Bharada E menggunakan senjata api berjenis Glock 17.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, mengungkapkan tersisa 12 peluru dari maksimal 17 peluru dalam pistol milik Bharada E.
"Perlu kami jelaskan bahwa saudara RE menggunakan senjata Glock 17 dengan magazine maksimum 17 butir peluru."
"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magazine tersebut 12 peluru."
"Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan. atau di tembakan," urai Budhi kepada wartawan, Selasa (12/7/2022), dilansir Tribunnews.com.
Terkait senjata Bharada E tersebut, Budhi mengungkapkan sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Ia mengatakan pembekalan senjata kepada para ajudan sudah merupakan aturan di Polri.
"Senjata tersebut adalah senjata standar, senjata dinas milik Polri yang memang dibekali jadi rekan-rekan semua bahwa ajudan ataupun pengawal itu tugasnya mengamankan orang-orang yang dikawal," terangnya, dilansir Tribunnews.com.
Budhi mengatakan pembekalan senjata tersebut untuk pengamanan pejabat Polri yang dikawal untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tentunya untuk mengamankan karena Polri memang salah satu instrumennya ada senjata, ya dia dibekali senjata jadi memang ini sudsh sesuai dengan SOP dan prosedur

Ada Luka Sayatan di Tubuh Brigadir J
Keluarga Brigadir J, Rohani Simanjuntak, mengungkapkan Brigadir J tewas setelah mendapat empat luka tembak.
Luka itu, kata Rohani, ada di bagian dada, tangan, dan leher.
Selain itu, ada luka akibat sabetan senjata tajam di beberapa bagian tubuh Brigadir J.
Terkait hal itu, Brigjen Ahmad Ramadhan memberikan penjelasan.
Ia mengatakan luka sayatan di tubuh Brigadir J dipastikan bukan karena senjata tajam, melainkan gara-gara gesekan proyektil peluru.
"Bukan (luka sayatan senjata tajam). Kita bukan lihat, tapi penjelasan penyidik soal sayatan adalah karena gesekan proyektil yang ditembakan oleh Bharada E ke Brigadir J," jelasnya, Senin (11/7/2022), dilansir Tribunnews.com.
Jenazah Brigadir J sudah dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi dan telah dimakamkan pada Senin siang.
Mengutip TribunJambi.com, Brigadir J dimakamkan tanpa adanya upacara kepolisian.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Abdi Ryanda Shakti, Kompas.com/Rahel Nada Chaterine, TribunJambi.com/Aryo Tondang)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bharada E Tak Terluka Meski Baku Tembak dengan Brigadir J, Polisi: Posisi dalam Keadaan Terlindungi
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com