Sosok Tokoh
Sosok Ibnu Khajar, Presiden ACT Bergaji Rp 100 Juta per Bulan yang Kini Jadi Sorotan Publik
Sosok Ibnu Khajar disorot seiring sejumlah kontroversi yang mewarnai lembaga filantropi tersebut.
Ibnu juga mengakui pernah memberikan bantuan kepada korban Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Ia menyebut, bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan karena korban perang.
Sebelumnya, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyampaikan bahwa pihaknya telah mencurigai adanya transaksi mencurigakan di lembaga amal ACT.
Tak hanya dipakai kepentingan pribadi, akan tetapi adanya indikasi penyaluran kegiatan terorisme.
"Transaksi yang kami proses mengindikasikan demikian. Indikasi kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang," kata Ivan saat dikonfirmasi, Senin (4/7/2022).
Ivan menuturkan bahwa laporan hasil analisis juga telah dikeluarkan PPATK sejak lama. Adapun laporan itu juga telah diteruskan kepada penegak hukum yaitu Densus 88 Antiteror Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Sudah kami serahkan hasil analisisnya kepada aparat penegak hukum sejak lama. Ya, Densus dan BNPT," jelas Ivan.
Ivan menambahkan bahwa laporan hasil analisis itu harus dilakukan proses pendalaman terlebih dahulu. Karena itu, aparat penegak hukum diminta segera melakukan pengusutan.
"Namun perlu pendalaman oleh penegak hukum terkait," ucapnya.
Profil dan Biodata Ibnu Khajar

Ibnu Khajar mulai menjadi salah satu sosok penting di ACT sejak tahun 2019.
Pada tahun tersebut, Ibnu Khajar menduduki jabatan sebagai Presiden ACT menggantikan pendiri ACT, yakni Ahyudin.
Ibnu Khajar mengenyam pendikan S-2 di Universitas Bina Nusantara (Binus).
Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, itu kuliah S-2 di Binus dengan mengambil jurusan Information Technology (IT).
Ibnu Khajar mengawali kariernya dengan bekerja di Community Development Consultant (CDC).