Seputar TNI
Baru Terungkap Hadiah Apa yang Diberi Jenderal Andika Perkasa untuk Prajurit yang Tertembak di Papua
Praka Zubaidi mengalami luka tembak di bagian wajah, tepatnya di hidung sebelah kanan dan menembus bibir atas sebelah kiri.
Praka Zubaidi mengalami luka tembak di bagian wajah, tepatnya di hidung sebelah kanan dan menembus bibir atas sebelah kiri.
Setelah melalui operasi, Zubaidi mengaku sudah bisa melihat dan membaca teks melalui ponselnya.
"Perkembangan, dari segi hidung sudah bisa buat bernapas. Tinggal menunggu operasi pengambilan serpihan yang masih ada di mata saja. Secara umum sudah lebih baik," ucap Zubaidi.
Di sisi lain, Sersan Dua Sudirno mengalami luka tembak di bagian siku sebelah kanan dan sudah mulai pulih setelah menjalani operasi.
Saat ini Sudirno harus menjalani fisioterapi rutin agar lekas pulih dan dapat mengabdi kembali kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.
Jenderal Andika Perkasa Blak-blakan
Sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa memberikan keterangan terbarunya terkait penumpasan KKB Papua.
Jenderal Andika Perkasa membeberkan alasan mengapa penumpasan KKB Papua akan berlangsung jangka panjang.
Menurutnya, pola kerja TNI-Polri sama seperti Satgas Madago Raya di Poso.
"Posisi kita sama seperti di Sulawesi Tengah lewat pola satuan operasi, yang berjalan normal adalah operasi penegakan hukum, bekerjasama dengan Polri serta instansi lain," kata Andika usai meninjau pos skotis Satgas Madago Raya di Poso, melansir dari ANTARA.
Ia menjelaskan yang menjadi salah satu pengaruh operasi penumpasan KKB Papua akan berlangsung jangka panjang adalah penguasaan medan yang dominan oleh para kelompok KKB Papua.
Keterlibatan TNI sendiri dalam operasi itu, dikhususkan pada keamanan dan bersifat cukup terbatas sehingga pihaknya betul-betul bertindak dengan memperhatikan rambu-rambu operasi supaya tidak menimbulkan masalah baru.
"Kami menjaga pola operasi sesuai dengan rambu-rambu yang ada, untuk menjaga jangan sampai ada masalah baru ataupun masalah yang lebih besar lagi," ujar Andika.
Ia mengemukakan, terdapat dua kemiripan yang cukup menonjol antara operasi khusus penumpasan mujahidin Indonesia timur (MIT) di Poso dengan operasi khusus di Papua, yakni medan yang terbilang sulit.
"Variabelnya cukup banyak, dan tantangannya itu berbeda-beda, di Papua dan Poso hanya medan operasinya saja yang sulit," demikian Andika.