Masih Ingat
Ingat Susno Duadji, Jenderal Bintang 3 yang Dikurung Kombes Pol di Toilet? Begini Nasibnya Sekarang
Kabar Susno Duadji, Purnawirawan jenderal bintang 3 Polri yang ditangkap di Bandara Soetta oleh sosok Kombes Pol. Kini hidup sederhana di kampung.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat Susno Duadji, Purnawirawan jenderal bintang 3 Komjen Pol, mantan Kabareskrim Polri yang ditangkap di Bandara Soetta oleh sosok Kombes Pol?
Sosok Kombes Pol itu mengurung Susno Duadji di toilet saat proses penangkapan karena kasus korupsi.
Setelah bebas dari jeratan hukum, hidup Susno Duadji kini terbilang sederhana.
Kembali pulang ke kampung halaman dan hidup layaknya orang pada umumnya.
Sebagai informasi, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji terjerat kasus korupsi.
Satu tahun sebelum pensiun, Susno divonis 3,5 tahun penjara terkait kasus dugaan korupsi.
Mengutip Kompas.com, ia terbukti menerima suap Rp500 juta dari Haposan Hutagalung lewat Sjahril Djohan terkait penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari.
Tak hanya itu, ia juga terbukti menyalahgunakan wewenang saat menjabat Kapolda Jawa Barat di tahun 2008.
Kala itu, ia memerintahkan pemotongan dana pengamanan Pilkada Jabar 2008 untuk penggunaan yang tidak semestinya.
"Terbukti melakukan pemotongan dana dan setelah terkumpul tidak digunakan untuk pengamanan pilkada, tapi pembelian valuta asing, Camry sebagai mobil dinas, atensi Kapolda Jabar dan pejabat Polda," ujar anggota majelis hakim, Samsudin, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (24/3/2011).
Ia pun pensiun saat masih terjerat kasus dan kasasi perkaranya ditolak Mahkamah Agung (MA).
Dilansir Kontan.co.id, dalam putusan 22 November 2012, MA menolak kasasi Susno atas perkara pidana korupsi dalam penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari dan dana pengamanan Pilkada Jabar 2008.
Ia tetap dinyatakan terbukti bersalah dan dihukum 3,5 tahun penjara sebagaimana putusan PPN Jakarta Selatan dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Dikutip dari Tribunnews Wiki, Susno Duadji lahir di Pagaralam, Sumatera Selatan pada 1 Juli 1954.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1997.
Susno meraih gelar S1 Hukum dan S2 Manajemennya dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Setelahnya, ia melanjutkan studi di Sespati Polri (kini bernama Sespimti).
Sebelum pensiun pada 1 Agustus 2021, Susno Duadji pernah menjadi Pama Polres Wonogiri pada 1978 hingga jabatan terakhirnya sebagai Penasehat Koorsahli Kapolri selama satu tahun.
Berikut riwayat karier Susno Duadji:
- Pama Polres Wonogiri (1978);
- Kabag Serse Polwil Banyumas (1988);
- Wakapolres Pemalang (1989);
- Wakapolres Yogyakarta (1990);
- Kapolres Maluku Utara (1995);
- Pamen Hubinter Sdeps Polri, penugasan di Bosnia (1995);
- Kapolres Madiun (1997);
- Kapolres Malang (1998);
- Wakapolwitabes Surabaya (1999);
- Wakasubdit Gaptid Dit Sabhara Polri (2001);
- Kabid Rabkum Div Binkum Polri (2001);
- Pati Yanma Polri, Wakil Kepala PPATK (2004);
- Kapolda Jawa Barat (Januari-Oktober 2008);
- Kabareskrim Polri (Oktober 2008-November 2009);
- Pati Mabes Polri, non-job (November 2009-Maret 2011);
- Penasihat Koorsahli Kapolri (Maret 2011-Agustus 2012).
Kisah Susno Duadji dikurung sosok Kombes Pol Budi Waseso di Toliet Bandra Soettta
Salah satu kisah yang pernah heboh diulas, saat Buwas dengan pangkat Kombes berani menangkap Jenderal Bintang 3 saat itu, Komjen Susno Duadji.
Kejadiannya pada tahun 2010 saat Buwas menjabat sebagai Kapus Paminal Div Propam Polri.
Sementara Susno Duadji statusnya Kabareskrim Polri nonaktif.
Saat itu, Buwas, sapaan akrabnya, masih menjabat sebagai perwira 3 bunga melati.
Budi Waseso menangkap Komjen Susno Duadji di toilet Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta.
Ia menyampaikan langsung kepada media.
Budi Waseso mendapat perintah untuk menangkap Komjen Susno Duadji yang akan ke Singapura.
Budi Waseso langsung berangkat ke bandara bersama tim Propam.
Ia langsung meminta Komjen Susno Duadji tak meninggalkan Indonesia.
Kepada Komjen Susno, Budi Waseso mengatakan jika dia mendapat perintah untuk menangkap dan membawanya menghadap Kapolri.
Komjen Susno mengelak, dia mengatakan jika kehadirannya di bandara hanya untuk sekedar jalan-jalan.
Budi Waseso lantas menunjukkan dua tiket serta paspor Komjen Susno yang berisi keterangan untuk keberangkatannya ke Singapura.
Di tengah proses negosiasi itu, Komjen Susno meradang.
Kepada Budi Waseso, dia meminta ditunjukan surat penangkapan.
"Saya jawab ke beliau. Lisan saja sudah surat perintah bagi saya," ujar Budi Waseso menirukan proses penangkapan saat itu.
Komjen Susno kembali menggertak Budi Waseso.
Komjen Susno menggertak Budi Waseso lantaran saat itu peluangnya menjadi Kepala Polri begitu besar.
"Besok bapak jadi Kapolri, mau pecat saya, saya siap" sahut Budi Waseso.
Di tengah ketegangan antara Komjen Susno dan Budi Waseso, seorang perwira polisi lainnya langsung menarik tangannya.
Setelah melalui negosiasi panjang, Komjen Susno berhasil ditangkap saat masuk ke dalam toilet.
Di luar pintu, Budi Waseso menunggu sambil mengunci pintu toilet hingga pesawat yang akan membawa Komjen Susno ke Singapura lepas landas.
"Tapi habis itu saya dimarahi sama pati-pati polri, barisan bintang marah semua karena itu namanya pelecehan. Saya bilang ini perintah kalau perintah saya laksanakan apapun resikonya, " tutur Budi Waseso.
"Sebagai prajurit itu harus taat dan tunduk pada pimpinan. Pegang teguh, yang tanggung jawabkan pimpinan. Saya begitu orangnya. Makanya kalau pimpinan bilang tindaklanjuti itu saya tindak. Level saya bukan level yang ece-ece, bukan yang kecil-kecil. Harus yang beresiko," ujarnya.
Lantas bagaiman kabar Susno Duadji setelah pensiun dan bebas?
Dikabarkna, Susno Duadji kini bertani di kampung halamannya.
Pensiun sebagai polisi, Susno Duadji saat ini memilih bertani di kampung halamannya, Pagaralam.
Aktivis bertani Susno juga kerap diunggah pensiunan Polri ini di akun Instagram pribadi miliknya, @susno_duadji.
Adik Susno, Suterimawati, mengungkapkan sang kakak kerap pulang ke Pagaralam untuk mengurus ladangnya.
Biasanya, Susno akan pulang ke Pagaralam dua atau tiga kali dalam sebulan.
"Ya beliau saat ini sedang senang bertani. Bahkan setiap bulan kakak saya itu sering pulang ke Pagaralam kadang dua kali kadang tiga kali dalam sebulan dia pasti pulang ke Pagaralam," ujarnya saat ditemui Sripoku.com, Selasa (20/4/2021).
Saat berada di Pagaralam, Susno juga akan turun langsung untuk menggarap lahan pertaniannya.
Terkadang, kata Suterimawati, Susno terkadang membersihkan rumput di kebun.
"Beliau kadang membersihkan rumput di kebun miliknya."
"Dia mengatakan hal tersebut dia lakukan sembari berolahraga agar mendapat keringat," katanya.
Terkait tudingan Susno hanya pencitraan, Suterimawati membantahnya.
Menurutnya, Susno saat ini sudah menjadi petani yang sukses.
"Itu bukan pencitraan, beliau memang benar-benar sudah menjadi petani yang sukses."
"Karena banyak jenis tanaman yang sudah beliau tanam mulai dari durian, vanili, kopi, kayu Gaharu sampai ke ubi kayu atau singkong dan semua sudah menghasilkan uang," pungkasnya.
Baca juga: Ingat Budi Waseso, Perwira Polri yang Berani Kurung Jenderal Bintang 3 di Toilet? Begini Kisahnya
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Facundo Chrysnha, Tribunnews Wiki/Widi Hermawan, Sripoku.com/Wawan Septiawan, Kompas.com/Icha Rastika, Kontan.co.id/Barratut Taqiyyah/TribunTimur.com)
*Artikel ini diolah daridi Tribunnews.com, TribunTimur.com dan TribunnewsWiki.com
Tautan: