Konflik Rusia dan Ukraina
G7 Berkomitmen Dukung Ukraina, Padahal Sudah Diperingatkan Rusia
Negara-negara yang tergabung dalam G7 berkomitmen mendukung Ukraina sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Mereka akan mendukung kebutuhan Ukraina.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Terkait perang Rusia-Ukraina, Kelompok Tujuh (G7) berkomitmen akan mendukung Ukraina.
G& akan mendukung Ukraina dalam segala bentuk.
Hal tersebut disampaikan dalam rancangan komunike pertemuan puncak.
Diberitakan Russia Today mengutip dari Bloomberg, pertemuan tiga hari para pemimpin G7 dimulai pada hari Minggu di Bavaria, Jerman, dengan agenda yang didominasi konflik Ukraina.
"Kami akan terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, militer dan diplomatik dan mendukung Ukraina selama yang diperlukan," demikian bunyi draf pernyataan para pemimpin tersebut.
Rusia telah memperingatkan AS, UE, dan sekutu mereka agar tidak memberikan senjata kepada Ukraina, dengan mengatakan bahwa itu hanya akan memperpanjang konflik.
Namun, para pemimpin Barat mengabaikan pernyataan tersebut.
Pada hari Minggu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron setuju untuk terus mendukung Kiev secara militer untuk “memperkuat tangan mereka dalam perang dan negosiasi di masa depan.”
Para pemimpin G7 tampaknya telah setuju untuk mempertahankan tekanan ekonomi di Rusia karena terus ofensif di Ukraina.
Pemerintah Inggris sebelumnya mengumumkan bahwa selama KTT AS, Inggris, Kanada, dan Jepang akan melarang impor emas Rusia.
Baca juga: Nama Jalan Diganti, Warga Minta Kompensasi untuk Urus Ganti Alamat Domisili STNK hingga Sertifikat
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 27 Juni 2022, Virgo Jangan Terlalu Bucin, Aries Wujudkan Impianmu
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengklaim bahwa embargo akan membuat Moskow kehilangan pendapatan tahunan sekitar $19 miliar.
Menurut Reuters, G7 juga mengadakan pembicaraan "sangat konstruktif" tentang potensi pembatasan harga impor minyak Rusia.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui pada hari Minggu bahwa dunia Barat sekarang menghadapi banyak tantangan: penurunan tingkat pertumbuhan, kenaikan inflasi, kekurangan bahan baku dan gangguan rantai pasokan.
Namun, dia menyatakan keyakinannya bahwa G7 “akan berhasil mengirimkan sinyal persatuan dan tindakan tegas yang sangat jelas dari KTT ini.”
Pernyataannya digaungkan oleh Presiden AS Joe Biden, yang mengklaim bahwa sementara Presiden Rusia Vladimir Putin berharap “entah bagaimana NATO dan G7 akan terpecah,” mereka tidak melakukannya dan tidak akan melakukannya.

Putin, sementara itu, berbicara tentang G7 pada hari Jumat, mengklaim bahwa gejolak ekonomi saat ini di seluruh dunia tidak ada hubungannya dengan konflik di Ukraina dan merupakan hasil dari "bertahun-tahun kebijakan ekonomi makro yang tidak bertanggung jawab" yang dianut oleh para anggotanya.
Sanksi Baru
Para pemimpin dari kelompok negara G7 mengumumkan sanksi barunya terhadap Putin dengan membatasi harga minyak yang dipasok dari Rusia.
Rencana ini diungkapkan setelah minyak mentah di pasar global terus mengalami lonjakan, hingga membuat harganya melompat ke level tertinggi.
Hal inilah yang dikhawatirkan dapat membuat Rusia memperoleh lebih banyak pendapatan dari ekspor, meskipun permintaan impor minyak Rusia saat ini tengah mengalami penurunan.
Baca juga: 2 Pelaku Curanmor di Malalayang Manado Ungkap Cara Mereka Beraksi, Gunakan Alat Ini, Hanya 4 Menit
Baca juga: Ingat Artis Laura Basuki? Kabarnya Setelah Dinikahi Pengusaha Terungkap, Makin Cantik dan Awet Muda
Kekhawatiran ini semakin diperparah lantaran Rusia merupakan salah satu eksportir minyak mentah terbesar di pasar global.
Tiap tahunnya Rusia menyumbang lebih dari seperempat impor minyak, menurut data Badan Energi Internasional (IEA), negara beruang merah itu biasanya mengekspor sekitar 2,85 juta barel per hari baik melalui jalur laut maupun pipa.
“Diskusi aktif dan konstruktif terus berlanjut di antara G7 tentang bagaimana pengenalan batas harga semacam itu dapat berhasil,” ujar seorang pejabat pemerintah Jerman, saat ditemui di pertemuan KTT G7, Sabtu (25/6/2022).

Melansir dari situs berita Tass, pembatasan harga ini merupakan lanjutan dari embargo gas dan minyak Rusia yang telah lebih dulu dilakukan sejumlah negara G7 seperti AS, Kanada dan Inggris.
Kemudian tak berselang lama Uni Eropa menyusul untuk memberlakukan aturan baru tersebut.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari sanksi terhadap Rusia atas invasi yang dilakukan Putin ke Ukraina.
Baca juga: Gempa Guncang Jawa Barat Siang Ini Pukul 10.13 WIB, Baru Saja Guncangan di Laut, Berikut Info BMKG
Baca juga: Informasi Promo Indomaret Hari Ini 27 Juni 2022, Diskon Harga Popok Bayi, Beli 2 Lebih Hemat
Dengan memberlakukan penetapan harga pasokan minyak mentah Rusia, diharap cara ini dapat memotong pendapatan Putin untuk memperkuat pasukan militernya, sehingga invasi Rusia bisa berangsur melemah.
Tak hanya itu dengan begini Uni Eropa juga dapat sedikit menurunkan angka inflasi imbas dari kenaikan harga minyak dan gas yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir hingga mengerek naik harga kebutuhan bahan pangan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemimpin G7 Sepakat Dukung Ukraina Tanpa Batas Waktu.