Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

Terungkap 2 Jenis Senjata Bripda Diego Rumaropen yang Dirampas KKB Papua, Ada Produksi Rusia

Bripda Diego Rumaropen tewas setelah dikeroyok KKB Papua. Tak hanya itu, dua senjatanya juga dirampas. Berikut spesifikasi senjatanya.

Editor: Isvara Savitri
net
Ilustrasi senjata api. Spesifikasi senjata api yang dibawa Bripda Diego Rumaropen dan dirampas oleh KKB Papua. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Beberapa waktu lalu, Bripda Diego Rumaropen, diserang orang tak dikenal (OTK) hingga meninggal dunia.

Belakangan diketahui, pelaku diduga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Tak hanya dianiaya, dua senjata Diego juga dirampas.

Kedua senjata api tersebut adalah AK101 dan SSG08.

Salah satunya bahkan adalah senjata tipe sniper.

Saat itu, Bripda Diego Rumaropen yang tengah memegang senjata AK101 dan SSG08, tiba-tiba didatangi KKB Papua dan langsung dibacok hingga tewas.

Para anggota KKB Papua tersebut langsung kabur dengan membawa AK101 dan SSG08 yang dirampas dari Bripda Diego.

Lantas, seperti apa spesifikasi kedua senjata tersebut?

1. SSG08

Dikutip dari Wikipedia, senjata SSG08 adalah senjata api sniper atau penembak jitu.

Senjata ini diproduksi oleh perusahaan Steyr Mannlicher Austria.

Senjata ini memiliki akurasi yang cukup tinggi dengan  stok lipat dan bagian pipi dan pelat pantat yang dapat disesuaikan.

Baca juga: Ingin Selamat Ketika Perjalanan? Baca Doa Safar Setelah Salat Sunah Safar

Baca juga: Dewi Perssik Digugat Cerai Angga Wijaya Tanpa Alasan, DP: Aku Nggak Tahu

Kemudian dilengkapi dengan bipod dan monopod "butt spike" untuk stabilitas tambahan.

Pegangan dapat disesuaikan dengan mengubah tali depan dan belakang.

Senapan ini memiliki rel Picatinny untuk memasang optik.

Senapan ini juga dilengkapi rem moncong yang ditingkatkan di atas SSG 04, dengan kemampuan untuk memasang penekan.

Senjata SSG08 diperkenalkan pertama kali pada 2008.

Steyr mengklaim EKO Cobra, unit kontra-terorisme utama Austria, memiliki andil dalam mengembangkan senjata ini.

SSG 08 menggunakan tindakan Safe Bolt System (SBS), barel tempa palu dingin, unit pemicu dan magasin induknya.

Ilustrasi Sniper Kopassus
Ilustrasi Sniper Kopassus (lancercell.wordpress.com)

SSG 08 dikembangkan dalam beberapa kaliber, yakni 20 inci (0,308 Winchester), 23,6 inci (0,243 Winchester, 308 Winchester, .300 Winchester Magnum) dan 27,2 inci (.338 Lapua Magnum).

2. AK 101

Sementara senapan AK 101 merupakan jenis senjata serbu yang diproduksi oleh Rusia.

AK-101 ditujukan untuk pasar ekspor, dan menggunakan peluru berkaliber 5.56 x 45 mm NATO, yang merupakan kaliber peluru standar NATO.

AK-101 adalah senjata yang bisa ditembakkan dalam mode semi otomatis dan otomatis.

AK-101 dikembangkan dengan menggabungkan kehandalan senapan Kalashnikov dengan kelaziman peluru 5.56 x 45 mm NATO.

Senapan ini dibuat menggunakan bahan komposit modern, antara lain polimer yang menjadikannya jauh lebih ringan dari versi terdahulunya.

Pembaruan yang terdapat pada AK-101 juga diterapkan pada keluarga dari seri AK-100 lainnya.

Salah satu negara pemakainya adalah Uni Emirat Arab dengan tambahan peralatan pelontar granat jenis GP-30 pada senapan serbu tersebut.

Baca juga: Potret Penampilan Krisdayanti Saat Nyanyikan Selamat Ulang Tahun untuk Jokowi, sang Diva Tuai Pujian

Baca juga: Akhirnya Terungkap Dewi Perssik Digugat Cerai Angga Wijaya Tanpa Sebab, DP Ikhlas ke Pengadilan

Kronologi

Sebelumnya, Bripda Diego Rumaropen tewas diserang orang tak dikenal (OTK) di Distrik Napua Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. 

Bripda Diego Rumaropen tewas dianiaya dua orang tak dikenal saat diminta warga menembak sapi. 

Berdasarkan laporan yang diterima Tribun-Papua.com, insiden tersebut terjadi pada Sabtu (18/6/2022) pukul 15.20 WIT.

Saat itu, komandan Kompi (Danki) Batalyon D Wamena, AKP Rustam diminta warga untuk menembak sapi milik Alex Matuan.

AKP Rustam dengan membawa sepucuk senjata api Sniper Steyr mengajak Bripda Diego Rumaropen untuk menembak sapi tersebut.

Setiba di Napua, kedua anggota Brimob itu menembak sapi.

Usai menembak, AKP Rustam memeriksa hasil tembakannya lalu menitipkan senjata api sniper Styer kepada Bripda Diego Rumaropen.

Sesaat setelah ditinggal AKP Rustam, Bripda Diego Rumaropen dihampiri dua orang tak dikenal yang datang membawa parang.

Kemudian, dua orang tak dikenal tersebut membacok Bripda Diego Rumaropen hingga tewas.

Setelah membacok, dua orang tak dikenal itu lantas melarikan diri dan membawa senjata api AK 101 milik korban serta sniper Steyr yang dititipkan AKP Rustam.

Korban Bripda Diego Rumaropen meninggal akibat luka-luka yang dialaminya. 

Kedua pucuk senjata api organik Polri yang dibawa lari pelaku adalah senjata api bahu jenis AK101 dan SSG08.

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, jenazah Bripda Diego Rumaropen sudah dibawa ke RSUD Wamena.

 "Saat ini jenazah sudah dibawa ke RSUD Wamena," kata Mathius, Sabtu malam.

Lalu, siapa sebenarnya Bripda Diego Rumaropen? 

Bripda Diego Rumaropen, anggota Brimob yang tewas ditembak OTK di Papua.
Bripda Diego Rumaropen, anggota Brimob yang tewas ditembak OTK di Papua. (istimewa)

Bripda Diego merupakan anggota Brimob yang bertugas di Batalyon D Wamena.

Bripda Diego semasa hidupnya dikenal periang dan murah senyum.

Dikutip dari wikipedia, Diego adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan, Susan Merani Betno dan Edison Pieter Rumaropen.

Ayah Diego, Edison Peter Rumaropen merupakan mantan pemain Persiwa Wamena dan Pemain Timnas Indonesia.

Edison Pieter Rumaropen  yang lahir pada 13 November 1983 adalah pemain sepak bola Indonesia asal Papua yang berposisi sebagai penyerang.

Ia termasuk dalam skuat tim nasional indonesia menuju Piala Asia 2011.

Dia juga memperkuat timnas Indonesia U-23 pada pertandingan SEA Games 2005.

Dia menikah dengan Susan Merani Betno dan memiliki 2 orang anak yaitu Fernando Diego Rumaropen dan Queen Alexandra.

Susan Merani Betno adalah  salah satu ASN di lingkungan Pemda Kabupaten Jayawijaya.

Kepergian Diego membuat keluarga besar dan sahabat-sahabatnya merasa terpukul dan kehilangan.

Diego menjadi polisi meneruskan profesi sang kakek yang juga seorang purnawirawan polisi.

Diego menempuh pendidikan di kepolisian melalui program Bintara Otsus dan menyelesaikan pendidikan bintaranya di Sekolah Polisi Perairan Pondok Dayun Jakarta pada 22 Desember 2021.

Baca juga: Peringatan Dini Besok Kamis 23 Juni 2022, BMKG: 29 Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem

Baca juga: Ramalan Shio Besok Kamis 23 Juni 2022, Jadi Hari yang Menyenangkan bagi Shio Tikus, Kalau Shiomu?

Selanjutnya Diego mengikuti pendidikan bintara lanjutan dalam Satua Elite Polri, Brimob.

Diego menyelesaikan pendidikan Brimob pada Maret 2022.

Diego kemudian ditempatkan di Batalyon D Brimob Wamena.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul SPESIFIKASI Senjata Milik Bripda Diego Rumaropen yang Dirampas KKB Papua, Ada yang Tipe Sniper.

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved