Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gosip Artis

Pantas Nasida Ria Bukan Grub Kasidah Biasa, Ini Perjalanan Karir Grub yang Baru Konser di Jerman Itu

Untuk mengenal lebih jauh, berikut ini Tribunnews sajikan profil Nasida Ria, dihimpun dari berbagai sumber.

Editor: Indry Panigoro
Tangkap layar instagram nasidariasemarang
Nasida Ria 

Adapun pemberian nama Nasida Ria berasal dari kata Nasyid dan Ria.

Nasyid berarti lagu-lagu atau nyanyian dan ria yang memiliki arti gembira atau bersenang senang.

Jadi, meskipun lagu-lagunya banyak berisi petuah dan nasihat, tapi lagu tersebut tetap dibawakan dengan irama yang ria.

 

Lagu Perdamaian yang Familiar

Meski terbentuk pada akhir '70-an, namun Nasida Ria tidak langsung populer.

Popularitas Nasida Ria melejit berkat lagu berjudul Perdamaian di album kelima yang dirilis tahun 1980-an.

Album ini sukses di pasaran dan menjadi tonggak kepopuleran Nasida Ria. Salah satunya lagu adalah Kota Santri.

Lagu ini terlahir setelah terjadi beberapa perubahan pada Nasida Ria.

Grup musik asal Semarang, Jawa Tengah ini awalnya melaunching album pertama pada 1978 dengan judul album Alabaladil Mahbub.

Saat itu, Nasida Ria mengikat kontrak dengan label Ira Puspita Record.

Musik Nasida Ria terinspirasi dari musik dakwah Arab, bahkan tiga album mereka banyak lagu yang menggunakan Bahas Arab.

Namun seusai mendapatkan saran dari Kyai Ahmad Buchori Masruri, dakwah Nasida Ria melalui musik akan lebih efektif jika berbahasa Indonesia.

Gaya Nasida Ria pun diubah dan Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.

Dari situlah musik Nasida Ria yang baru mulai populer melalui lagu legendaris seperti Pengantin Baru, Tahun 2000, Jilbab Putih, Anakku, dan Kota Santri setelah sebelumnya hits dengan lagu Perdamaian.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved