Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pantas Harga Bitcoin Melemah, Ternyata Ini Penyebabnya

Tercatat bahwa harga Bitcoin turun sekitar 12 persen dan berada di harga pasaran 23.981 USD atau setara dengan Rp 353 juta.

Editor: Alpen Martinus
THINKSTOCKPHOTOS
Bitcoin 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Para investor mata uang kripto harus mengencangkan ikat pinggan beberapa saat.

Sebab belakangan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Termasuk Bitcoin yang selama ini menjadi raja kripto juga ikut menjerit.

Baca juga: Bobol Data Rusia, Hacker Anonymous Bantu Pukul Mundur Pasukan Putin, Tawarkan Bitcoin Tukar Tank

Mata uang kripto (cryptocurrency) sedang mengalami penurunan yang cukup signifikan, termasuk Bitcoin.

Laporan terbaru menyebut bahwa harga Bitcoin anjlok lagi dari catatan sebelumnya.

Pada minggu lalu, harga Bitcoin mencatat rekor terendah dibandingkan pada penurunan yang terjadi pada Desember 2020 lalu.

Tercatat bahwa harga Bitcoin turun sekitar 12 persen dan berada di harga pasaran 23.981 USD atau setara dengan Rp 353 juta.

Dilansir dari Nextren, penyebab nilai Bitcoin anjlok hingga 14.

Baca juga: Bitcoin dkk Melemah, Inilah Daftar Harga Kripto Hari Ini

Ketakutan para investor akan ancaman bear market telah membuat para penambang kripto Bitcoin (BTC) memilih untuk menutup akun dan menjual kepemilikan koin BTC demi mengurangi biaya operasional.

Trend bearish yang menimpa perdagangan kripto pada pekan lalu hingga mengantarkan harga bitcoin terjun di bawah 19.000 dolar AS, memicu hengkangnya 2,8 persen penambang kripto.

Hal ini terlihat setelah berkurangnya jumlah daya komputasi atau hashrate jaringan penambang bitcoin, dimana sebelumnya hashrate bitcoin berada di angka 200 exahash per detik (EH/s) namun setelah bear market hashrate Bitcoin anjlok menjadi 167 EH/s, pada Sabtu (18/6/2022).

Dilansir dari News Bitcoin, penurunan ini terjadi karena adanya aksi panic selling hingga membuat munculnya gelombang jual di pasar kripto.

Baca juga: Alasan di Balik Anjloknya Harga Bitcoin

Tercatat dalam beberapa hari terakhir setidaknya ada 88.000 BTC yang dijual penambang dalam sehari.

Munculnya berbagai kasus di industri kripto seperti runtuhnya ekosistem Terra, adanya penghentian layanan Celsius Network dan rumor bangkrutnya perusahaan hedge fund kripto terbesar, seperti Three Arrows Capital (3AC) tampaknya telah memicu kekhawatiran penambang akan hadirnya risiko kerugian yang lebih besar, sehingga mereka terpaksa menjual sebagian aset Bitcoin dan membuat harga koin tersebut terus mengalami kemerosotan.

Kerugian ini latas menyebabkan banyak rig penambangan yang terintegrasi dengan aplikasi khusus (ASIC) menjadi tidak menguntungkan lagi.

Para analis memperkirakan penurunan ini akan terus terjadi hingga beberapa tahun kedepan, meskipun baru-baru ini Bitcoin mengalami rebound tipis di atas 20.000 dolar AS.

Bitcoin Rebound Tipis

Setelah beberapa hari pasar cryptocurrency terus mengalami bear market, kini harga Bitcoin (BTC) mulai terpantau pulih dengan rebound sekitar 5,92 persen dalam kurun waktu 24 jam pada perdagangan kripto, Senin (20/6/2022).

Dengan pemulihan tersebut bitcoin saat ini berada di harga 20.232 dolar AS per keping, meski tak naik secara signifikan namun kenaikan tersebut menandakan adanya pemulihan pasar kripto dari penurunan tajam pada akhir pekan kemarin.

Imbas amblesnya persentase mingguan saham AS di tengah kenaikan suku bunga The Fed, hal ini yang kemudian memicu kekhawatiran investor hingga mereka nekat melakukan aksi panic selling atau penarikan kripto masal.

Mengutip data Coinmarketcap, kenaikan tak hanya terjadi pada bitcoin saja dalam 24 jam terakhir beberapa mata uang kripto lainnya juga terlihat terus mengalami bullish.

Seperti Ether koin yang terhubung ke jaringan blockchain Ethereum, pada perdagangan Senin pagi melesat 9,99 persen menjadi 1.100 dolar AS, naik tipis dari penutupan pasar di hari Sabtu, dimana saat itu Ether jatuh di angka 993 dolar AS menandai harga terendah Ether sejak awal tahun ini.

Kemudian ada Dogecoin yang menghijaukan rapornya di pasar kripto dengan naik sebanyak 12,21 persen menjadi 0.05958 dolar AS per keping, disusul Solana yang lompat 6,19 persen ke harga 33.74 dolar AS serta Cardano yang naik 5,13 persen menuju angka 0.4788 dolar AS.

Menurut Andrew Brenner, kepala pendapatan tetap internasional di National Alliance Securities, pihaknya mengatakan bahwa kenaikan pasar kripto pada awal pekan ini terjadi karena hasil dari investor ritel yang membeli mata uang digital selama akhir pekan.

“Beberapa pembeli berpikir sekarang adalah saat yang tepat untuk masuk karena Bitcoin turun ke level yang menunjukkan daya tarik jangka pendek,” kata Brenner.

Meski kondisi pasar cryptocurrency telah menghijau namun Brenner tetap mengingatkan para investor kripto untuk tetap berhati – hati selama melakukan pembeli di harga rendah atau buy the dip, mengingat nilai uang digital yang sangat fluktuasi.

“Uang digital bukanlah investasi yang baik pada saat Federal Reserve AS memperketat pasokan dolar dengan mengakhiri kebijakan moneter yang ekspansif.

Selama dolar terus menunjukkan kekuatan, mata uang digital bukanlah tempat yang Anda inginkan," tutup Brenner, dikutip dari Reuters.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved