Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan di Subang

Update Pembunuhan di Subang, Tanah TKP Tewasnya Ibu dan Anak Ternyata Bukan Milik Korban

Saat itu Tuti berada di rumahnya dan berpesan agar Yoris dan Yanti nyaman tinggal di rumah walaupun kecil. 

Editor: Indry Panigoro
(Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati)
Yosef dan Yoris soal pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu di Subang. Foto kanan : TKP pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu dembali didatangi polisi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Update kasus pembunuhan di Subang.

Kasus pembunuhan di Subang sampai sekarang belum terungkap.

Namun setiap harinya ada fakta baru yang terus terungkap.

Fakta baru tentang kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, terungkap.  

Kali ini terkait tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Jalancagak, Subang, Jawa Barat.

Ternyata, tanah yang ditempati Tuti dan Amel itu bukan hak milik mereka.  

Hal ini diketahui dari obrolan saudara Tuti, Lilis, Yoris Raja Amanullah, Yanti Jubaedah, Muhammad Ramdanu dan Kades Jalancagak Indra Zainal Alim dalam video yang diunggah akun youtube Misteri Mbak Suci. 

Video ini diambil saat Yoris masih satu kongsi dengan Danu dan saudara-saudara ibunya.

Saat itu terlihat mereka tengah berkumpul di sebuah ruangan. 

Awalnya Kades Jalancagak Indra Zainal Alim bertanya kepada Danu tentang wasiat Tuti.

"Danu, almarhum itu titip pesan apa ke Danu? pernah ngomong Danu lupa," kata Indra. 

Danu lalu menjelaskan bahwa Tuti pernah mengatakan padanya tentang SMK. 

"Danu fokus di SMK, gitu," ucap Danu menirukan omongan Tuti. 

Jawaban itu ternyata yang tak diharapkan Indra. Dia lalu menanyakan tentang wasiat Tuti lainnya. 

"Apakah pernah ngomong bahwa rumah ini untuk Yoris?," tanya Indra

"Tidak ada," sabut Danu. 

Setelah itu, Lilis, saudara Tuti lalu menyahut bahwa Tuti pernah mengatakan ingin membeli tanah sendiri yang jadi tempat tinggalnya saat ini. "Karena ini tanah orang lain," kata Lilis.

Lalu, siapa pemilik tanah itu?

Yanti Jubaedah, istri Yoris lalu menyahut tanah yang ditempati ibu mertuanya itu masih milik keluarga Yosef.

Tes Kebohongan Terduga Pelaku/Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang. Yosef dan istrinya.
Tes Kebohongan Terduga Pelaku/Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang. Yosef dan istrinya. (Kolase foto Tribun jabar/Dwiky Maulana Vellayati)

"Dari keluarga si bapak, Pak Yosef," ucap Yanti.

Yanti lalu menceritakan pesan Tuti sehari sebelum tewas terbunuh atau tanggal 17 Agustus 2021.

Saat itu Tuti berada di rumahnya dan berpesan agar Yoris dan Yanti nyaman tinggal di rumah walaupun kecil. 

"Sambil tiduran ngomongnya. Rumah kecil juga, enak ya teh," sahut Yoris menirukan omongan Tuti. 

Sebelumnya, kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat juga membenarkan jika TKP yang kini masih digaris polisi itu adalah aset kliennya.

Karena itu Yosef memiliki kepentingan besar agar kasus ini segera terungkap selain juga karena ingin mendapatkan keadilan karena kehilangan istri dan anaknya. 

"Itu jelas kapasitasnya, kalau yang lain-lain kehilangannya tidak jelas," katanya. 

"Dirambah lagi TKP ini milik pak yosef, itu melekat haknya," imbuhnya. 

Karena itu, pihaknya  membutuhkan kejelasan dari polisi untuk segera mengungkap kasus ini. 

"Kita tunggu janji-janji kapolda katanya (diungkap) di awal tahun,  katanya sebelum puasa. Sekarang menjelang 1 tahun belum juga ada. Itu kan janji kapolda harus dipenuhi

Jangan memberi angin surga terus kepada kita masyarakat," tukasnya. 

Bukti Lain Keluarga Yosep Tuan Tanah 

Ustad Dadang, caddy golf yang jadi alibi Yosef di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Ustad Dadang, caddy golf yang jadi alibi Yosef di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. (youtube koin seribu 77/istimewa)

Selain memiliki tanah di TKP, Yosef ternyata juga pernah memiliki tanah yang dipakai untuk lapangan golf. 

Hal ini terungkap saat dia menjawab alasan bisa golf, meski tidak memiliki pekerjaan tetap. 

Menanggapi hal ini, Yosef pun mengungkap latar belakangnya yang ternyata sebelumnya adalah tuan tanah. 

"Saya itu sebetulnya, dulu di sini, dari tahun 1973 sudah golf," kata Yosef dikutip dari channel youtube Koin Seribu 77, Senin (11/4/2022).

Yosef pun menceritakan masa kecilnya banyak dihabiskan di Kota Lembang yang berdekatan dengan lapangan golf. 

Saat itu lah, dia kerap menjadi caddy yang tugasnya memungut bola golf di lapangan tersebut. 

"Makanya pada kenal," katanya. 

Selain itu, lapangan tembak milik Sesko AU yang tak jauh dari lapangan golf, berasal dari tanah leluhurnya yang kemudian dijualnya. 

"Biar tahu, saya itu gratis masuk ke golf Sesko AU.

Waktu kecil, ngaddy golf (ngambilin bola).

Gratis kalau saya mah, makanya jangan suudzon dulu, Harus berpikir positive thinking," katanya. 

Menurut Yosef, banyak hikmah dari fitnah yang diterimanya.

"Saya gak marah, dicemarkan nama baik juga gak pa pa. Semoga segala sesuatu kembali clear
air mengalir. Hanya Allah yang maha tahu segalanya. Manusia banyak berbnohongnya daripada benernya," ungkapnya. 

Yosef dan Yoris selama pemeriksaan dalam kasus Subang
Yosef dan Yoris selama pemeriksaan dalam kasus Subang ((Kolase Tribun Jabar/ Dwiky Maulana Vellayati))

Sebelumnya, kondisi keuangan Yosef diungkapkan anak sulungnya, Yoris Raja Amanullah saat  ditanya presenter Aiman Wijaksono dalam program Aiman yang tayang di Kompas TV, Senin (27/9/2021). 

Ternyata selama ini Yosef tidak mendapatkan hasil dari pengelolaan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang kini dikelola anak-anak dan istrinya, Yoris, Amalia Mustika Ratu dan Tuti Suhartini.  

Yosef hanya bisa meminta uang kepada Amalia Mustika Ratu untuk biaya transport dan kebutuhan sandangnya. 

Saat itu Aiman menanyakan alasan hubungan Yoris dan Yosef yang renggang setelah kasus pembunuhan tersebut.  

Yoris pun membeber alasannya karena saat ini setiap kali bertemu, sang ayah suka meminta uang kepadanya. 

Aiman lalu menanyakan alasan Yosef meminta uang sementara dia dikenal sebagai orang kaya yang memiliki yayasan, hobinya main golf dan pernah membelikan sang istri mobil Alphard. 

Yoris lalu membantah kabar itu. 

Menurutnya saat ini yang mengelola yayasan adanya dia, Amel dan sang ibu. Sementara Yosef hanya sebatas mengontrol. 

Terkait keuangan, Yosef sudah di-cut alias tak diberi oleh sang mama.

"Karena papa boros. 

"Kalau papa minta uang sedikit untuk transport, untuk baju dari mama," katanya. 

Diakui Yoris, di yayasan itu setiap bulannya dia mendapatkan gaji Rp 12 juta. 

Sementara Amel dan ibunya masing-masing mendapat Rp 10 juta. 

Sementara sang ayah tak mendapat sepeser pun.  

Hal itu dilakukan karena ketika ayahnya mengelola yayasan itu bersama istri muda. keuangannya tidak beres, 

Lalu, bagaimana sang ayah memenuhi kebutuhannya? 

Menurut Yosef, ayahnya itu masih bisa meminta kepada Amel. 

Terkait kehidupannya dengan istri muda, Mimin dan pemenuhan kebutuhannya, Yoris mengaku tidak tahu. 

Namun dipastikan tidak mendapatkan bagian dari yayasan.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved