Ekonomi
Gara-gara BBM dan Harga Makanan Melonjak, Inflasi di Amerika Serikat Tertinggi Sejak 1981
Tingkat inflasi di Amerika Serikat kembali tinggi sejak tahun 1981. Hal tersebut dikarenakan lonjakan harga BBM dan makanan.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sejak Mei 2022, indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) meningkat.
Hal tersebut disebabkan lonjakan harga bahan bakar minyak.
Selain itu, biaya makanan juga melonjak.
Dilansir dari Reuters, inflasi AS mengarah ke kenaikan tahunan terbesar selama hampir 40,5 tahun atau sejak 1981.
Ini menunjukkan bahwa Federal Reserve dapat meningkatkan kebijakan kenaikan bunga sebesar 50 basis poin hingga September untuk mengatasi inflasi.

Kenaikan tajam inflasi yang dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat juga mencerminkan kenaikan sewa, terbesar sejak tahun 1990.
Tekanan harga yang meluas dan berkelanjutan memaksa warga Amerika untuk mengubah kebiasaan belanja mereka.
Di sisi lain, hal ini juga meningkatkan ketakutan akan resesi langsung atau periode perlambatan ekonomi yang sangat buruk.
Inflasi yang tinggi, sebuah fenomena global, juga menimbulkan risiko politik bagi Presiden Joe Biden dan Partai Demokratnya dalam pemilihan paruh waktu pada bulan November.
Sebuah survei pada hari Jumat menunjukkan sentimen konsumen mencapai rekor terendah pada awal Juni.
Baca juga: 19 Daerah Waspada Banjir Rob pada 11-23 Juni 2022, Ini Daftarnya
Baca juga: China Turut Sedih Atas Perang di Ukraina, Sebut Sanksi Sebabkan Banyak Ketegangan
"The Fed sekarang percaya itu berada di belakang kurva inflasi dan harus bertindak lebih tegas," kata Sung Won Sohn, profesor keuangan dan ekonomi di Loyola Marymount University di Los Angeles.
Dia menambahkan, "Stagflasi adalah skenario yang paling mungkin untuk beberapa tahun ke depan, dengan potensi resesi meningkat."
Data Reuters menunjukkan, Indeks Harga Konsumen naik 1,0 persen bulan lalu setelah naik 0,3 persen di bulan April.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 0,7 persen dalam CPI bulanan.
Harga bensin melonjak 4,1 persen setelah sebelumnya turun 6,1 persen pada April.

Menurut data AAA, harga bensin naik rata-rata sekitar US$ 4,37 per galon di bulan Mei.
Harga bensin hampir menyentuh level US$ 5 per galon pada hari Jumat.
Ini menunjukkan bahwa CPI bulanan akan tetap tinggi di bulan Juni.
Harga komoditas energi lainnya juga naik bulan lalu.
Harga gas alam naik 8,0 persen, tertinggi sejak Oktober 2005.
Baca juga: Gempa Guncang Jawa Barat Senin 13 Juni 2022 Pagi, Baru Saja Guncang di Laut, Info Terkini BMKG
Baca juga: Sosok Heinrich dan Geraldine Beldi, Warga Swiss Penyelamat dan Penemu Anak-anak Ridwan Kamil
Biaya listrik 1,3 persen lebih tinggi.
Selain itu, harga pangan meningkat sebesar 1,2 persen, dengan biaya makanan yang dikonsumsi dalam rumah tangga meningkat sebesar 1,4 persen, menandai kenaikan kelima berturut-turut setidaknya 1,0 persen.
Kenaikan terbesar terjadi pada harga susu dan produk terkait sejak Juli 2007.
Harga pangan telah meningkat setelah perang Rusia melawan Ukraina.
Dalam 12 bulan hingga Mei, CPI tumbuh sebesar 8,6 persen.

Ini adalah peningkatan inflasi berbasis tahunan terbesar sejak Desember 1981, setelah kenaikan 8,3 persen di bulan April.
Baca juga: Portugal Dikalahkan Swiss, Hasil UEFA Nations League Senin 13 Juni 2022, Berikut Jalan Pertandingan
Baca juga: Peringatan Dini Senin 13 Juni 2022, BMKG: 32 Daerah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Para ekonom memperkirakan tingkat CPI tahunan akan mencapai puncaknya pada bulan April.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Tingkat Inflasi Amerika Tertinggi Sejak 1981, Gara-gara Harga Bensin dan Makanan.