Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Berhasil Taklukkan Puncak Tertinggi Dunia, Ini Sosok Asmujiono yang Dibanggakan Prabowo

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, merasa bangga terhadap mantan anggota Kopassus, Asmujiono. Ia berhasil naik ke puncak Gunung Everest.

Editor: Isvara Savitri
Surya.co.id/Intisari/Tribunnews.com
Asmujiono dan Menhan, Prabowo Subianto. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Seorang mantan prajurit Kopassus sangat dibanggakan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto.

Ia adalah Asmujiono, yang berhasil menaklukkan Gunung Everest.

Parbowo merasa bangga karena Asmujiono berhasil mendaki puncak tertinggi dunia tersebut.

Hal ini dikemukakan Prabowo saat orasi ilmiahnya di hadapan wisudawan Universitas Pancasila, Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Prabowo mengetahui betul perjuangan Asmujiono.

Diceritakan Prabowo, dia berjumpa dengan Asmujiono ketika mendaftarkan diri masuk ke Korps Baret Merah.

Saat itu, Prabowo mengetahui bahwa pria asal Malang, Jawa Timur itu ternyata tak memenuhi syarat untuk bergabung dengan Kopassus.

Ia terhalang syarat tinggi badan.

Akan tetapi, Prabowo yang mengetahui bahwa Asmujiono mempunyai potensi akhirnya mendapatkan dispensasi.

“Namanya Asmujiono, hampir enggak masuk Kopassus karena dia tingginya hanya 165 (sentimeter), untuk masuk Kopassus waktu itu 170 (sentimeter). Tapi dia kuatnya bukan main, akhirnya saya kasih dispenasi, masuk,” ujar Prabowo saat memberikan orasi ilmiahnya. 

Asmujiono dan Menhan, Prabowo Subianto.
Asmujiono dan Menhan, Prabowo Subianto. (Surya.co.id/Intisari/Tribunnews.com)

Benar saja, keputusan Prabowo memberikan dispensasi penerimaan Asmujiono ternyata membuahkan hasil manis.

Bahkan, hasil yang diberikan Asmujiono bukan saja untuk Kopassus, melainkan juga bagi bangsa Indonesia.

Prestasi yang diberikan Asmujiono yaitu ketika Prabowo mengorganisasi Ekspedisi Merah Putih pada 1996.

Ekspedisi Merah Putih dibentuk untuk menaklukan puncak Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia yang terletak di perbatasan Nepal dan daerah otonomi Tibet di China.

Dari sekian anggota Tim Ekspedisi Merah Putih, salah satunya adalah Asmujiono yang sebelumnya sempat terhalang ketika akan masuk Kopassus.

Tim ini pun akhirnya menjalankan misinya.

Tak disangka, ketika tim berhasil menaklukan puncak Gunung Everest, Asmujiono menjadi orang pertama Indonesia yang sukses mengibarkan bendera Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia.

Tak ayal, prestasi yang ditorehkan Asmujiono tak pernah beranjak dari ingatan Prabowo, bahkan sampai keduanya sama-sama tak lagi di Kopassus.

Dari keberhasilan Asmujiono tersebut, Prabowo mengingatkan bahwa bangsa Indonesia sesungguhnya mampu bersaing dengan negara lain.

“Akhirnya dia yang mengangkat Merah Putih sampai puncak Everest, dunia. Jadi kita mampu mengimbangi negara lain kalau ada will,” kata Prabowo.

Baca juga: Bersaing dengan Produk Skincare dan Kosmetik Luar Negeri, Ini yang Dihadapi Founder Somethinc

Baca juga: Tri Suaka Kembali Bermasalah dengan Musisi Tanah Air, Cover Lagu Band Dadali Tanpa Izin

Asmujiono saat ini telah keluar dari Kopassus dan TNI.

Kendati sudah tak lagi berdinas di dunia militer, Asmujiono telah meninggalkan jejak prestasi yang membanggakan bagi institusi TNI dan bangsa Indonesia.

Siapa Asmujiono sebenarnya? 

Saat menaklukkan Gunung Everest pada tahun 1997, pangkat Asmujiono masih prajurit satu (pratu). 

Sebenarnya, tim Nasional Ekspedisi Everest berjumlah 43 orang, terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, Rakata, dan Mapala UI.

Setelah ekspedisi besar, tersisa 16 orang yang kemudian dibagi menjadi dua tim.

6 orang dari sebelah utara melalui Tibet, 10 orang dari sebelah selatan melalui Nepal.

Tim dipimpin Anatoli Nikolaevich Boukreev (Kazakhastan), yang dikenal dengan The Ghost of Everest serta Richard Pawlosky (Polandia) dipilih menjadi pelatih tim.

Vladimir Bashkirov dipercaya menjadi film maker, sedangkan Dr. Evgeni Vinogradski menjadi dokter tim.

Dalam bukunya yang berjudul The Climb, Anatoli Boukreev menceritakan kisah heroiknya pendakian tersebut.

prabowo dan asmujianto
Menhan RI, Prabowo Subianto dan Asmujiono.

Berikut nukilan catatan Boukreev yang terkesima dengan semangat juang dan rasa patriotisme anggota baret merah ini.

Dikatakan, tiga orang anggota Kopassus yang berhasil menaklukkan Everest (1997) yakni Prajurit Satu (Pratu) Asmujiono, Sersan Misirin, dan Lettu Iwan Setiawan

"Misirin berjalan maju, perlahan tanpa pertolongan.

Asmujiono bergerak mantap, tapi seperti orang yang sedang bermeditasi.

Iwan berjalan pelan pula, namun bisa dilihat kemampuan koordinasinya berkurang meski mentalnya masih kuat.

Misirin menunjukkan dari semuanya ialah yang paling mantap, karena itu kami memberikan dia kesempatan sebagai orang yang pertama mencapai puncak.

Tekad dari orang tiga ini tidak terpecahkan, kesempatan mencapai puncak, tidak mau mereka sia-siakan.

Terpikir diotak saya, biar satu orang saja yang muncak, biarkan yang lainnya turun.

Ah.! nanti saja saya pikirkan, kalau kami sudah melalui Hillary Step.

Tiba-tiba saya bisa merasakan Asmujiono konsentrasinya semakin berkurang, dan saya instruksikan Dr. Vinogradski untuk mengamati Asmujiono". 

Baca juga: Seekor Sapi Terancam Masuk Penjara, Sapi Jantan Itu Ditahan di Kantor Polisi, Ini Kasus yang Ia Buat

Baca juga: Masih Ingat Olivia Nathania? Dulu Kasus Penipuan CPNS Bodong, Kini Kabar Anaknya Diurusi Nia Daniaty

Bashkirov dan Misirin berjalan paling depan, setelah itu Iwan dan saya, Asmujiono dan Dr. Vinogradski terakhir di belakang.

Punggungan gunung hari ini tampaknya lain dari biasanya, lebih terjal dan saljunya tebal sekali. Iwan bisa maju dengan perlahan, namun pada satu tempat badannya oleng.

Untunglah disaat yang kritis itu ia berhasil diselamatkan dengan tali pengaman.

Ketika saya sedang memperlihatkan padanya bagaimana cara menggunakan linggis es (Ice Pickels) di punggung gunung secara benar, disini jelas terlihat bahwa saya sedang berhadapan dengan orang yang baru 4 bulan lalu untuk pertama kali dalam hidupnya melihat salju.

Saya bertanya kembali kepada diri saya sendiri "Apa artinya semua ini, bagi orang Indonesia?".

Bahkan sebagai seorang atlet, saya tidak akan mempertaruhkan nyawa hanya sekedar untuk sampai ke puncak.

Tapi serdadu ini punya prinsip luar biasa.

Mereka rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk keberhasilan ekspedisi ini.

Setelah Iwan berjuang melalui punggungan gunung, dimana pada fase ini saya harus terus mengamati, kami mendaki terus perlahan dan saya sampai di kaki Hillary Step.

Saya sampai di ujung Hillary Step, selagi Iwan dan Asmujiono yang berjalan dibelakang saya melewati punggung gunung.

Prabowo Subianto Ungkap Kriteria Capres 2024.
Prabowo Subianto Ungkap Kriteria Capres 2024. (Foto: Instagram/Prabowo Subianto)

Disitu saya berdiskusi dengan Bashkirov, dimana kami harus memutuskan apakah hanya Misirin sendiri yang terus mendaki sampai di puncak, dan yang lainnya turun.

Asmujiono sedang berusaha melewati Hillary Step, Vinogradski nampak di belakang.

Dia berusaha meyakinkan Iwan untuk turun, tapi dia tidak mau.

Bisa dilihat bagaimana Iwan berjuang pantang mundur, terus mendaki keatas melalui Hillary Step.

Tidak satupun dari orang Indonesia ini bersedia untuk menyerah.

Saya merasa kuatir dengan persediaan tenaga mereka, karena mereka juga akan membutuhkannya untuk turun nanti.

Walaupun puncak tinggal kurang lebih 100m, demi keselamatan, saya berkata pada Iwan dan Asmujiono dan menasehatkan mereka untuk berbalik, dan turun.

Sekali lagi mereka menolak mentah-mentah!

Keadaan Iwan dan Asmujiono saat itu berjalan seperti robot, tapi tetap dalam keadaan konsentrasi penuh kearah puncak.

Akhirnya rombongan tersebut sampai di puncak, Anatoli Boukreev sampai duluan disusul Misirin dan Bashkirov.

Baca juga: Ingat Olivia Nathania? Kini Sedang Mendekam di Penjara Kasus Penipuan, Nia Daniaty Belum Jenguk

Baca juga: Profil Yonif R 321 Kostrad, Pasukan yang Cium Bendera Perang Sebelum Terjun ke Wilayah KKB Papua

Misirin terlihat jatuh diatas salju.

Tiba-tiba muncul Asmujiono melewati Misirin yang masih tergeletak diatas salju.

Dengan pandangan matanya yang selalu tertancap ke puncak Everest, dia berlari kecil seperti dibawah sadar dan gaya "Slow Motion" menuju tiang berkaki tiga yang penuh dengan bendera yang tanda sebagai puncak Everest, dan dia langsung memeluknya.

Dia menyingkirkan semua apa yang ada kepalanya dan langsung memakai Baret Merah keatas kepalanya, dia terus mengambil bendera dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak Everest.

Asmujiono membuka kaca mata hitam dan masker yang  mensuplai oksigen ke paru-parunya.

Tepat di puncak gunung tertinggi dunia, dia merentangkan bendera merah putih dan mengenakan baret merah Kopassus TNI AD.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Komando!" teriak Asmujiono dengan dada sesak bangga bercampur haru.

Asmujiono bahkan sempat hendak menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Namun pelatih Boukreev melarang Asmujiono. Terlalu berbahaya, saat itu cuaca Everest tak bersahabat.

Rasa takjub luar biasa mendera saya, Kejadian seperti yang barusan saya lihat ini sungguh tidak pernah saya alami," kata Boukreev.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul INI SOSOK Asmujiono Eks Prajurit Kopassus yang Taklukkan Puncak Everest, Dibanggakan Prabowo di Sini.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved