Sejarah
Sejarah 4 Juni 1989, Tragedi Besar Melibatkan Ratusan Ribu Orang, Puluhan Tank Dikerahkan
Dalam pembantaian Tiananmen 4 Juni, sekitar 100.000 orang berkumpul di utara Kota Terlarang, istana yang menjadi simbol besarnya Kekaisaran China.
Salah satu aktivis mahasiswa, Wang Dan, juga mulai menyadari adanya bahaya aksi militer.
Ia menyarankan agar para mahasiswa mundur sementara sambil menyusun strategi yang lebih baik.
Sayangnya, saran Wang Dan ditolak para aktivis radikal yang bersikukuh ingin mempertahankan Lapangan Tiananmen.
Tanggal 3 Juni 1989 para mahasiswa menemukan sejumlah tentara berpakaian sipil yang mencoba menyelundupkan senjata.
Senjata itu berhasil disita dan diserahkan kepada polisi Beijing.
Pada hari yang sama Pemerintah China melalui siaran televisi menyarankan kepada masayarakat untuk tetap berada di dalam rumah, tapi warga tetap berada di jalanan dan melakukan aksi pemblokiran.
Kemudian sekitar pukul 22.00 terjadi penembakan ke arah pengunjuk rasa di persimpangan Wukesong di Chang'an Avenue, sekitar 10 km dari sebelah barat Lapangan Tiananman.
Korban yang tewas adalah seorang pakar teknologi luar angkasa, Song Xiaoming (32).
Tentara lalu semakin bergerak menuju Lapangan Tiananmen. Tidak hanya itu, mereka mulai menembaki pengunjuk rasa.
Peristiwa ini dilaporkan oleh organisasi Tiananmen Mothers, yang menyebut setidaknya 36 orang tewas di Muxidi pada 3 Juni 1989 malam.
Tindakan penembakan ini memicu kemarahan warga yang berujung pada pembalasan penyerangan, seperti melempari bom molotov, melawan dengan tongkat dan batu.
Lalu pada 4 Juni 1989 tentara China dan polisi keamanan menyerbu Lapangan Tiananmen dan menembaki para pedemo tanpa pandang bulu.
Kekacauan pun terjadi. Puluhan ribu mahasiswa berusaha melarikan diri dari amukan tentara China, sedangkan pengunjuk rasa lainnya melawan dengan melempar batu, serta membalikkan dan membakar kendaraan militer.
Pada 5 Juni 1989, para tentara tetap melakukan pembersihan Lapangan Tiananmen dan berhasil mengambil alih tempat itu.
Selanjutnya pada 6 Juni 1989 juru bicara pemerintah, Yuan Mu, menyampaikan bahwa akibat tragedi Tiananmen hampir 300 orang tewas, termasuk tentara.