Pelangi Nusantara
Pelangi Cinta Nusantara Gelar Parade Seni Budaya dan Ngaji Nusantara di Kota Magelang
Pelangi Nusantara menggelar acara pagelaran parade, serasehan budaya dan ngaji nusantara dengan tema Merawat Perbedaan dalam Bingkai Kebhinekaan
Berbeda dengan Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) Ngatawi Al-Zastrouw yang mengulas hubungan agama dan kebudayaan.
"Agama iku koyo beras beras, beras kui gaweane gusti Allah sementara kebudayaan itu carane adang, carane masak, carane dadi makanan," jelasnya.
Jadi menurutnya jika agama hanya teks saja maka tidak akan berjalan, supaya agama bisa berjalan maka agama butuh dipikirkan, diinterprestasikan, di konkritkan dan cara untuk mengkonkritkan agama itulah kebudayaan.
"Orang yang beragama tidak berkebudayaan maka itu namanya malaikat. Malaikat itu beragama tapi tidak berkebudayaan. Orang bertuhan tapi tidak berkebudayaan itu namanya iblis, tuturnya.
Seniman asli Kota Magelang, Tanto Mendut dalam paparanya lebih melakukan upaya kritik bangsa. Kalau mencintai bangsa harusnya mulai dari kuping. Menurutnya tidak usah harus mencintai banyak.
"saya itu sekarang mencintai Mendut, saya orang kota tapi bosan urep neng kota. Karena kota yang cintai bebreki trek trek lewat. Akhirnya saya milih Candi Mendut yang punya Waisak, yang punya hubungan internasional, semua bangsa lewat dan saya pasti promosi Mendut," tuturnya.
Acara yang digagas oleh team panitia Pelangi Cinta Nusantara dan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah yang di kemas dengan nuansa seni budaya sekaligus keagamaan ini diharapkan menjadi momentum warga kota Magelang pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, untuk terus merawat Pancasila, membangun cinta kasih agama, mengokohkan kehidupan sosial yang toleran, mempererat jalinan persatuan demi keutuhan bangsa dan negara tercinta.