Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Terungkap Alasan Presiden Rusia Vladimir Putin Diprediksikan Lengser pada Tahun 2023

Putin sempat dikabarkan mengalami Parkinson, dan juga kanker, setelah laporan mengenai ahli kanker dan sejumlah dokter sering bertemu dengan Putin

Editor: Finneke Wolajan
AFP/Alexey NIKOLSKY / Sputnik via Serambinews
Presiden Rusia Vladimir Putin 

Hal tersebut lantaran sikap dan perilaku Putin atas invasinya ke Ukraina semakin hari dinilai semakin tidak menentu.

Dikuti dari Daily Mail, Sabtu (12/3/2022), terdapat beberapa perubahan yang teridentifikasi dalam pengambilan keputusan Putin selama lima tahun terakhir, terutama terhadap invasinya ke Ukraina.

Gagal berpikir jernih

Perubahan itu terkait kegagalan untuk berpikir jernih yang dilakukan oleh Putin sehingga seolah-olah tidak memberikan arahan tentang elemen kegagalan dalam invasi yang dilakukannya.

Selain itu, Badan Intelijen Five Eyes yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat juga percaya bahwa penampilan fisiologis Putin berubah lebih gemuk dari hari ke hari.

Kegemukan Putin terutama di bagian wajah dan lehernya itu diduga akibat efek samping dari penggunaan stereoid yang berkepanjangan.

Badan Intelijen Five Eyes juga menduga Putin mengidap kanker, penyakit parkinson atau dimensia sehingga harus mengonsumsi obat tersebut.

Konsumsi steorid yang berkepanjangan inilah yang mengakibatkan terjadinya gangguan mental yang sering disebut roid rage.

Apa itu roid rage?

Dilansir dari CBS News, roid rage merupakan kondisi gangguan kesehatan berupa hilangnya kontrol impuls sehingga menghasilkan reaksi berlebihan melalui stimulus.

Sebagai contoh, seseorang yang mengidap penyakit roid rage akan memberikan reaksi yang berlebihan ketika menengar hal yang tidak disukainya.

Misalnya reaksi yang ditimbulkan berupa menghantam dinding dengan kepalan tangannya.

Sekilas, reaksi tersebut seperti bentuk emosi kemarahan yang muncul.

Namun emosi tersebut ternyata dipicu oleh sistem otak yang terganggu akibat mengonsumsi steroid anabolik.

Kendati demikian, belum ada data yang akurat tentang seberapa umum kondisi tersebut terjadi kepada mereka yang mengonsumsi steorid anabolik.

Namun, mereka yang mengonsumsi steorid anabolik kerap memiliki emosi yang mudah meluap.

Biasanya dari sikap yang ditimbulkan bertingkat, mulai dari agak lebih tegas, naik ke satu tingkat selanjutnya menjadi agresif, kemudian naik ke tingkat berikutnya yang menyebabkan roid rage. (Daily Mail/Kompas.TV/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved