Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia vs Ukraina

Ada Apa dengan Tanggal 9 Mei bagi Rusia? Diyakini Jadi Harinya Putin Deklarasikan Perang ke Ukraina

Meski Presiden Vladimir Putin bersikeras bahwa pasukannya melakukan "operasi militer khusus" alih-alih menyatakan perang.

Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Puti, Ada Apa dengan Tanggal 9 Mei bagi Rusia? Diyakini Jadi Harinya Putin Deklarasikan Perang ke Ukraina 

Presiden Rusia memiliki mata yang tajam untuk simbolisme, setelah meluncurkan invasi ke Ukraina sehari setelah Hari Pembela Tanah Air, hari militer penting lainnya di Rusia.

Persiapan Mobilisasi

Putin memiliki banyak pilihan menurut Oleg Ignatov, analis senior untuk Rusia di Crisis Group.

"Menyatakan perang adalah skenario terberat," katanya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang belum secara resmi menyatakan perang terhadap Rusia, memberlakukan darurat militer di Ukraina ketika invasi dimulai.

Pilihan lain bagi Putin adalah memberlakukan undang-undang mobilisasi Rusia, yang dapat digunakan untuk memulai mobilisasi militer umum atau sebagian dalam kasus agresi terhadap Federasi Rusia atau ancaman agresi langsung, pecahnya konflik bersenjata yang ditujukan terhadap Federasi Rusia.

Itu akan memungkinkan pemerintah tidak hanya mengumpulkan pasukan tetapi juga menempatkan ekonomi negara pada pijakan perang.

Pasukan Rusia telah kehilangan setidaknya 15.000 tentara sejak awal perang, menurut Nixey, dan bala bantuan akan dibutuhkan jika Moskow ingin mencapai tujuannya di Ukraina.

Mobilisasi dapat berarti memperpanjang wajib militer bagi tentara yang saat ini berada di angkatan bersenjata, memanggil pasukan cadangan atau membawa masuk pria-pria usia pertempuran yang telah menjalani pelatihan militer, kata Ignatov.

Tapi itu merupakan risiko besar bagi pemerintahan Putin, katanya.

"Itu akan mengubah seluruh narasi Kremlin," kata Ignatov.

Ignatov menambahkan langkah itu akan memaksa Putin untuk mengakui bahwa invasi ke Ukraina tidak berjalan sesuai rencana.

"Ini adalah keputusan yang sangat berisiko," tambah Ignatov, menjelaskan bahwa mobilisasi skala penuh juga akan merusak ekonomi Rusia yang sedang berjuang.

Selain itu, hal tersebut dapat mengurangi dukungan untuk Putin di dalam negeri, karena beberapa orang Rusia mendukung invasi ke Ukraina tanpa ingin secara pribadi pergi dan berperang, kata analis itu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved