Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu PETA? Tradisi Unik Masyarakat di Papua dalam Merawat Kerukunan Hidup Beragama

PETA adalah akronim dari Pegang Tangan yang bermakna bersalaman atau bersilaturahmi. Di Papua, PETA dilakukan saat Natal dan Lebaran Idulfitri.

(Tribun-Papua.com/Aldi Bimantara)
Tradisi jalan pegang tangan (Peta) saat momen hari raya keagamaan cukup kental di wilayah Papua dan Papua Barat. Hari keagamaan tersebut meliputi Natal, Tahun Baru dan Lebaran. 

Aksi ini disemarakkan anak-anak usia TK hingga sekolah dasar, bersilaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya.

Sembari mengucapkan selamat lebaran atau Idulfitri, mereka membawa tas ransel hingga kantong plastik untuk membungkus minuman kaleng maupun makanan ringan yang diberikan.

PETA di Fakfak Papua Barat

Tak hanya di Kota Jayapura, namun tradisi ini dilakukan di seluruh daerah di Papua, termasuk hingga di Fakfak Papua Barat.

Dalam pantauan Tribun-Papua.com Selasa (3/5/2022), pada hari pertama lebaran di Fakfak, warga muslim saling kunjung mengunjungi, baik sanak famili maupun sesama rekan kerja.

Dalam momen PETA hari pertama, biasanya warga muslim di Fakfak mengunjungi sanak saudara yang paling tertua, misalnya anak dan cucu mengunjungi kakek-nenek mereka.

Dalam prosesi PETA, mereka saling bermaaf-maafan dan terkadang menitikkan air mata mengenang momen-momen bersama.

Sama halnya di Jayapura, tradisi PETA di Fakfak juga disemarakkan oleh anak-anak kecil yang membawa kantong plastik untuk membungkus segala camilan, kue kering, dan minuman kemasan.

Mereka biasanya berjalan bergerombol, dan mengetuk pintu dari rumah ke rumah untuk bertamu atau jalan PETA, dengan meneriakan minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.

Lebih jauh, dalam momen jalan peta di Fakfak Papua Barat juga diikuti oleh warga non muslim, yang ikut bersilaturahmi ke rumah-rumah, untuk bertamu, bercengrama, dan saling bermaaf-maafan.

Warga muslim sangat menyambut baik kunjungan warga non muslim, dengan jamuan makan bersama.

Seorang warga Distrik Fakfak Kota, Adriani Kastela (42), mengatakan tradisi jalan PETA selalu rutin digelar tiap tahunnya, saat momentum perayaan hari-hari besar keagamaan.

"Tradisi peta adalah tradisi khas di Papua dan sangat kental dengan budaya toleransi serta menjunjung tinggi rasa persaudaraan," kata Adriani.

Dengan adanya jalan Peta, Adriani menjelaskan masyarakat dapat saling menghargai satu sama lain, dan mengenal hari raya masing-masing agama.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved